Ramadan: Titik Tolak Taubat dan Taat



Penulis : I.Y.A.S *


Sahur . . . Sahur . . . 
Kalimat tersebut akan sering terdengar selama bulan ini. Alhamdulillah bulan suci Ramadan sedang kita laksanakan dimana ini merupakan bulan penuh ampunan. Ramadan adalah salah satu momen terpenting umat muslim untuk meraih ampunan dan kemenangan. Bahkan seharusnya bulan ini menjadi titik tolak kita agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Jika pada awalnya belum menutup aurat dengan syari sekarang waktunya menutup aurat dengan syari, Pada awalnya masih suka berbicara kasar atau kotor ini waktunya untuk memperbaiki diri agar berbicara lemah lembut, jika terbiasa membaca Al-Qur’an seminggu sekali sekarang waktunya membacara Al-Qur’an setiap hari bahkan khatam dalam waktu 1 bulan dan ditadaburi. Tidak pernah shalat malam? Inilah waktunya untuk memperbaiki shalat malam kita. Biasakanlah hal-hal yang baik dalam hidup, semoga Allah subhanahuwata’ala. mempermudah segala usaha kita untuk taat kepada-Nya.

Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)

Titik taubat dan taat kepada Allah subhanahuwata’ala adalah sesuatu yang harus kita raih khususnya dibulan ini agar menjadikan kita insan yang senantiasa taat dan mendapatkan ridho-Nya diakhirat kelak. Walaupun Ramadan 1441 H ini beriringan dengan pandemic virus corona 19 (COVID-19) yang mewabah hampir diseluruh dunia, yakinlah bahwa Allah menurunkan sesuatu kepada hambanya itu bukan tanpa sebab, akibat, dan hikmah. Titik taubat dan taat kepada seluruh syariat Allah subhanahuwata’ala menjadi penting karena syariat memiliki solusi yang menyeluruh jika diterapkan dengan sempurna. 

Bahkan justru suasana Ramadan di tengah ancaman wabah ini menjadi momen bagi kita untuk menempa kesabaran menghadapi segala ujian dan hambatan, sebagaimana Rasulullah melekatkan syahru sabar dengan bulan Ramadan,  seperti sabda beliau:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR Bukhari dan Muslim)

Aturan Islam yang saat ini tidak diterapkan mengakibatkan pelanggaran syara dan berdampak bagi seluruh makhluk. Jadi solusi terbaik adalah menerapkan syariat Allah subhanahuwata’ala secara kaffah tanpa tebang pilih. Sungguh kita butuh institusi penjaga, agar Ramadan ke Ramadan bisa benar-benar menjadi jalan mewujudkan ketakwaan. Terlebih sejatinya Ramadan adalah bulan perjuangan dan bulan mengokohkan ketaatan. Penjaga itu, tidak lain adalah Khilafah. Yakni, institusi politik yang pemimpinnya siap menjadikan Allah dan RasulNya sebagai penuntun. Pemimpin yang siap menerapkan hukum-hukum Allah secara kafah dalam kehidupan nyata. Yang dengan semua hukum itu, fitrah kemanusiaan sebagai hamba Allah tetap terjaga. Dan umat bahkan dunia inipun akan terhindar dari kehinaan, kerusakan, segala fitnah dan bencana.

Semoga bulan Ramadan ini menjadi titik taubat dan taat kita sebagai manusia kepada Sang Pencipta yaitu Allah subhanahuwata’ala. Dan senantiasa untuk menerapkan syariat Allah disegala lini kehidupan manusia, dari pribadi, masyarakat dan bernegara.


 *(Aktivis Generasi Milenial)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak