PHK hingga Kelaparan ditengah Wabah



Oleh: Surida Eka Sari (Aktivis Dakwah) 
 
Sungguh Wabah corona (covid 19) sangat mempengaruhi perekonomian dunia. Banyak masyarakat yang mengalami dampaknya dan binggung harus berbuat apa. Virus corona tak hanya menyebabkan gelombang kematian. Pandemi ini juga membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan hingga kelaparan. May Day atau Hari Buruh Internasional biasanya dirayakan dengan gegap gempita di jalanan, namun kali ini, Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei ini diperingati dengan suram sebab mereka tengah berduka dengan maraknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menimpa para pekerja. 

Sejak virus corona merebak dan menjadi pandemi, kasus PHK terus terjadi. Data Kementerian Tenaga Kerja per 20 April 2020 menyebutkan, hampir tiga juta karyawan dirumahkan atau kena PHK. angka lebih fantastis disodorkan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Mereka menyebut, orang yang menjadi korban PHK bisa mencapai 15 juta jiwa. Angka itu jauh lebih besar dari data Kemenaker. Pasalnya, kementerian tersebut belum menghitung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kadin memprediksi, jumlah orang yang kena PHK bisa terus bertambah hingga puluhan juta. 

Lembaga dunia World Food Program mengatakan masyarakat dunia menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran dalam beberapa bulan akibat resesi ekonomi yang dipicu pandemi COVID-19 atau virus Corona. Saat ini ada 135 juta orang menghadapi ancaman kelaparan. Proyeksi dari WFP menunjukkan jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat menjadi 270 juta orang. Seperti yang dialami seorang pria bernama Oma (30) yang tertangkap mencuri tabung gas elpiji ukuran 3 kg disebuah warung di desa sukamantri, kecamatan tamansari, kabupaten Bogor. Oma mengaku mencuri karena kelaparan dan baru saja di PHK.
 
Tidak hanya Oma seorang perempuan bernama Yuyun Cahyaningsih (37) warga pemancangan Baru,Kota Serang, Baten juga mengaku sudah empat hari menahan lapar karena tidak bisa mencari nafkah bagi keluarganya di tengah wabah virus corona. Sedangkan sang suami, yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh harian lepas, sedang meringkuk sakit dan tidak bisa membiayai kehidupan istri dan dua orang anaknya.

Hal yang lebih tragis dialami oleh seorang perempuan bernama Yulie Nuramelia (43) dilaporkan meninggal dunia setelah dua hari kelaparan. Yuli dan keluarganya bertahan hidup hanya dengan meminum air galon isi ulang semenjak merebaknya virus Covid-19 di Indonesia. Kisah keluarga ini sempat viral di media sosial. Yulie meninggal dunia pada Senin, 20 April 2020 sekitar pukul 15.00 WIB.
Inilah wujud asli dari sistem kapitalisme. Sistem ini hanya akan menghasilkan kesengsaraan  bagi rakyat, sistem ini senantiasa menghasilkan kesenjangan sosial antara yang miskin dan kaya. Saat ini dunia memiliki hampir 1 M penduduk yang kekurangan pangan. Di Indonesia sendiri ada lebih dari 22 juta orang dan angka ini tentu akan terus bertambah dua kali lipat di tengah wabah yang melanda. Kapitalisme telah gagal mengatasi masalah wabah ini, kondisi masyarakat semakin buruk dan memprihatinkan.

Jelas sudah terlihat betapa buruknya sitem kapitalis yang kita terapkan saat ini. Banyak permasalahn dan kerusakan yang ditimbulkan , dan kerusakan ini  hanya akan dapat diselesaikan secara tuntas jika sistem rusak ini diganti dengan sistem Islam. Islam sebagai sebuah ideologi merupakan agama yang memiliki segenap aturan yang dengan aturan tersebut mampu memberikan jalan keluar. 

Islam membagi kepemilikan menjadi tiga, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Syariah telah memberikan batasan yang sangat jelas tentang harta benda yang merupakan milik umum. Syariah tidak menjadikan negara berkuasa atas kepemilikan individu, tidak bebas mengambil alih milik seseorang di antara rakyatnya dengan alasan kepentingan umum.
Islam menjamin setiap kebutuhan rakyat mulai kebutuhan dasar individu, seperti sandang, papan, dan pangan, hingga kebutuhan dasar publik lainnya. Mengenai kebutuhan dasar individu negara menjamin terpenuhinya kebutuhan tersebut dengan sempurna. Cara yang dilakukan oleh negara adalah dengan meningkatkan produksi barang yang dibutuhkan dan memastikan berjalannya mekanisme supply and demand dengan baik. Sehingga disinilah fungsi pemimpin atau penguasa harus mampu melakukan ri’ayatu syu’un al-umma wa arrai’yyah (mengurusi urusan umat dan rakyat). Dengan memenuhi kebutuhan rakyatnya sesuai dengan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Walahua’lam.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak