Negara Acuh, Nyawa ABK Rapuh






oleh: Sulistyawati, SH


Kembali terjadi, negara abai dalam perannya membela halk hak warga negaranya di hadapan negara asing. Warga negara dibiarkan menghadapi sendiri bahaya yang menimpanya ketika mereka berjuang mencari penghidupan di wilayah orang asing. Kasus yang menimpa ABK adalah bagian dari fakta perbudakan yang meimpa rakyat karena tanpa adanya pembelaan negara terhadap hak hak warga negara yang bekerja pada pihak asing.

Warga negara yang sudah sulit mendapatkan pekerjaan di negaranya sendiri dibiarkan tanpa jaminan kehidupan yang layak, dan ketika berusaha mengais rizki di negeri orang pun tidak mendapatkan perlindungan dan pembelaan dari negara. Negara tidak hadir sebagai perisai bagi wagarganya dalam banyak kasus. Kasus Papua, penanganan bencana, penanganan wabah covid_19, dll. Rakyat dibiarkan sendiri berjuang melawan kekuatan yang itu bukan kapasitasnya untuk mwlawannya sendiri. Menghadapi semua kaaus tersebut adalah kekuatan negara yang memiliki sgala fasilitas regulasi untuk mengatasinya.

Namun dalam sistem demokrasi kapitalis, segala sesuatu diukur berdasarkan materi semata. Tidak ada nilai nilai kehidupan, kemuliaan, dan kehormatan yang harus dipegang teguh, kecuali ada untung rugi di dalamnya, apakah semua itu menguntungkan secara materi atau tidak. Oleh karena itu urusan keselamatan, nyawa, kesehatan, harkat dan martabat sebuah masyarakat tidak masuk dalam kamus perbendaharaan mereka. Yang ada adalah urusan tersebut menguntungkan kepentingan mereka atau tidak.. tidak ada yang lain. Jadi jangan harap dan hangan mimpi kehadiran negara layaknya ayah ibu terhadap kehidupan anak anaknya.
Lalu gimana?

Sudah waktunya umat ini berpikir kritis mencari solusi dari sistem yang shohih yang mampu mengayomi, melindungi dan menyejahterakan dengan penuh kasih sayang kepada rakyatnya. Mengayomi dan melindungi kehormatan, nyawa dan harta mereka sebagai manusia. Lebih lebih sebagai umatnya Rasulullah Saw yang mulia di hadapan bangsa lain. Sistem yang tidak akan memperlakukan mereka layaknya sapi perahan dan sampah. Sistem yang mampu mengantarkan mereka pada pada derajat kemuliaan, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Penciptanya.

Hanya sistem Islam yang tidak tamak terhadap harta dan kekuasaan. Bahkan keduanya hanya alat atau kendaraan untuk meninggikan kalimah-NYA. Dengan menerapkan seluruh syariah-NYA yang sudah disetting menjadikan manusia bahagia dan sejahtera, ketika umat ini mau menerapkan syariah-NYA secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan dan itulah hakekat penghambaan yang total yaitu tunduk patuh pada aturan Allah SWT, dalam semua hal dalam naungan Khilafah Islam yang menjaga, melindungi, mengayomi, dan menyejahterakan seluruh alam.

Wallahu a'lam bishshowwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak