Oleh : Dara Millati Hanifah, S.Pd
.
Selain aktivitas belajar mengajar dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), persediaan pangan pun terancam dan menjadi hal yang amat terdampak oleh adanya covid-19 ini. Terhambatnya pengiriman logistik (baik impor ataupun ekspor) yang lumpuh menjadi salah satu sebab berkurangnya persediaan pangan, yang akhirnya memicu krisis pangan.
.
Lembaga dunia, World Food Program mengabarkan ancaman krisis pangan akibat covid-19 kepada dunia. Eksekutif direktur World Food Program, David Beasley menyebutkan bahwa krisis ini terjadi karena konflik, resesi ekonomi, dan penurunan jumlah bantuan serta jatuhnya harga minyak. Dia mendesak PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) untuk mengambil tindakan agar tidak terjadi kelaparan besar-besaran (tempo.co.id 28/04/2020).
.
Bagi negara-negara importir pangan, akan mengalami beberapa hal ketika krisis pangan ini terjadi, yaitu tidak ada jaminan suplai karena pasokan logistik pangan yang terganggu dan harga pangan yang mahal akibat turunnya mata uang negara-negara importir terhadap dolar AS. (cnnindonesia.com 3/05/2020)
.
Fakta di atas menunjukkan adanya kecacatan pada sistem pemerintahan yang digunakan. Kecacatan tersebut membuktikan bahwa para petinggi negara tak mampu menjamin ketersediaan pangan saat wabah ini terjadi, hingga krisis pun tidak terelakkan. Padahal pangan merupakan hal yang paling penting untuk keberlangsungan hidup manusia. Hal tersebut harusnya bisa diantisipasi oleh Pemerintah sebelum melaksanakan karantina. Tidak seperti saat ini, dimana Pemerintah berusaha adakan karantina parsial dengan kondisi tidak adanya jaminan akan pemenuhan kebutuhan pokok.
.
Opsi lockdown dianggap angin lalu sebab tak mau nya Pemerintah untuk menanggung seluruh kebutuhan masyarakat. Lalu dimana peran pemerintah saat ini? Peran aktif Pemerintah amat diperlukan saat ini. Sebab jika pemerintahnya abai mengatasi kasus ini, maka jumlah korban covid-19 akan terus meningkat bukan menurun. Bukan hanya sebab terpapar virus tersebut, melainkan karena lapar sebab adanya perang dagang sebagaimana yang ramai diperbincangkan sebelumnya.
.
Islam begitu memperhatikan penyelesaian problematika kehidupan manusia, tak terkecuali soal pangan. Di mana tata kelola tersebut berdasarkan ketakwaan kepada Allah SWT, baik pada masa normal maupun ketika wabah terjadi. Pemerintah ikut andil dengan mengelola pangan dan menjaga stok bahan pangan agar memenuhi kebutuhan rakyat, terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Namun, itu hanya terjadi pada sistem Islam dimana para pemimpinnya akan menjamin kebutuhan rakyatnya. Berbeda jika yang digunakan adalah sistem kapitalisme dimana pemerintah abai dengan kebutuhan rakyatnya. Padahal setiap pemimpin dimintai pertanyaan jawaban kelak diakhirat.
.
Wallahu 'alam bi shawab
Tags
Opini