Oleh : Siti Aminah ( Aktifis Muslimah )
Setiap kehidupan akan diuji. Jika lulus uji akan naik level lebih tinggi. Jika gagal maka akan segera terganti. Begitupun sebuah ideologi. Pandemi yang sekarang menimpa dunia ini merupakan materi uji bagi ideologi yang sekarang tengah menguasai. Tahukah kita bahwa ideologi yang sekarang tengah berkuasa adalah ideologi kapitalisme? Dan tahukah kita bahwa di dunia ini hanya ada 3 ideologi ? Yakni islam, kapitalisme, dan sosialisme. Masing masing telah berkuasa silih berganti.
Sekali lagi bahwa ideologi yang sekarang tengah menguasai adalah kapitalisme, dan dalam bahasa arab disebut "roksumali. ( roksun: kepala, mall: harta) ideologi yang dikepalanya hanya memikirkan harta. Dan standart kebahagiaan bagi penganut ideologi ini adalah jika memiliki harta yang berlimpah. Segala cara ditempuh untuk meraihnya, tak melihat halal haram, baik buruk, dan diluar akal waras pun ditempuh, termasuk mengorbankan nyawa.
Kita bisa mengeceknya dengan fakta yang di negeri ini. Berbeda kah? Atau banyak yang sama? Demokrasi merupakan anak cucu dari ideologi kapitalisme ini. Demokrasi yang dikatakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat adalah sebagai racun berbalut madu agar diterima masyarakat. Dengan pongahnya ideologi ini termasuk Amerika negara kapitalisme yang memiliki tehnologi terbaikpun telah gagal dalam ujian ini.
Begitupun negara lain yang teknologinya tak sebaik Amerika.
Bahkan ditengah negera tercinta ini kita bisa melihat, merasakan bagaimana penguasa negeri ini memberikan pelayanan terhadap rakyatnya. Mengorbankan nyawa rakyatnya, dan mengutamakan ekonomi kantong sendiri atas nama ekonomi negara yang memang sudah lemah. Jika nyawa sudah hilang tak ada ilmu untuk menghidupkannya. Tapi jika ekonomi terpuruk masih ada ilmu untuk membangkitkannya. Tapi pemerintah lebih mengutamakan ekonomi nya. Bahkan pemerintah juga bermuka manis kepada asing ( cina) dengan memperbolehkan mereka memasuki Indonesia ditengah pandemi.(POJOKSATU.id. 29/42020) Sementara rakyatnya untuk mudik dipersulit (KONTAN.CO.ID 26/4/2020)
Masihkah kita berfikir ini hanya kegagalan teknis saja? Kegagalan penguasa saja, dan akan berubah jika penguasa nya juga berganti? Ataukah kita berfikir ini adalah kegagalan ideologi yang di terapkan oleh pemimpin negeri ini? Dan masih kah kita ingin mempertahankan ideologi kapitalisme ini untuk mengikuti ujian berikutnya? Ataukah kita baru mengakui kegagalannya ketika semua telah terganti, dan kita tidak berada dalam barisan pejuangnya? Lalu ideologi apa yang lebih baik dari nya? Tak perlu risau dan khawatir. Masih ada ideologi yang jauh lebih baik. Yakni ideologi Islam. Yang masa kekuasaanya belum pernah tertandingi, yakni selama 1300 tahun. Menguasai 3/4 bagian dunia. Rakyatnya sejahtera. Lulus materi uji pandemi. Lulus tangani masalah menimpa. Adakah ideologi yang pernah menandinginya? Atau menyamainya?
Ideologi Islam adalah lahir dari aqidah islam itu sendiri. Seluruh aturan berdasar wahyu Ilahi. Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta ini. Ia akan melahirkan penguasa-penguasa yang bertaqwa kepada Allah. Melayani rakyatnya sepenuh hati. Seperti kholifah Umar bin Khottob, pengganti kholifah Abu bakar memimpin negeri setelah nabi.
Bagaimana beliau ketika menjadi khalifah menyelesaikan permasalahan umat. Seperti halnya ketika beliau bersama asistennya Aslam melakukan ronda keliling kota, Umar mendengar tangisan anak-anak disebuah pondok, dan melihat seorang ibu sedang memasak sesuatu.
Umar pun bertanya, mengapa anaknya menangis, dan apa yang sedang ia masak.. Sang ibu menjawab. Anak-anak tersebut menangis karena kelaparan, dan ia sedang memasak air dan batu. Ia berusaha menenangkan anaknya sambil menunggu masakannya matang hingga anak- anak lelah menunggu dan tertidur.
Lalu Umar segera ke Baitul Mall untuk mengambil bahan makanan. Sang kholifah membawa dan memberikan sendiri pada keluarga tersebut. Beliau pun juga membantu memasak untuk mereka.
Di tengah perjalanan pulang ia duduk di dekat rumah salah satu warganya. Dan kholifah mendengar percakapan seorang ibu penjual susu dan anak gadisnya. Sang ibu menyuruh anaknya mencampur susunya dengan air, tapi si gadis menolak karena itu dilarang Allah, Rasullullah dan Amirul mukminin. Ia lebih takut kepada Allah. Ia bersikukuh, meskipun ibunya tidak setuju.
Keesokan harinya Kholifah Umar bersama anaknya Abdullah ( yg tertarik dengan gadis tersebut setelah ayahnya bercerita), pergi ke rumah tersebut. Dan mencari ibu dan gadis itu, singkat cerita, Umar kemudian menikahkan Abdullah anaknya dengan gadis tersebut. Menikah bukan karena kecantikan ataupun harta, tapi dengan mengutamakan agamanya, yang hanya takut kepada Allah. Sementara sang ibu merasa bersalah dan berdosa atas apa yang ia perintahkan kepada anaknya. Dan ia berjanji tidak akan mengulagi lagi.
Kholifah Umar juga menyelesaikan permasalahan ditengah masyarakat dengan bukti- bukti, bukan teka- teki. Menyelesaikan permasalahan baik tentang pengairan diladang warga.
Termasuk juga pencurian unta, yang menghadirkan kedua pihak, yang mencuri dan pemilik unta. Ketika ditanyakan apa benar ia mencuri? pencuri unta membenarkannya. Juga ditanya Mengapa mencuri, di jawab sang pencuri untuk dimakan. Mengapa hingga mencuri, ditanyakan lagi, karena mereka kelaparan, padahal pencuri tersebut adalah budak Pemilik unta.
Dan kholifah Umar pun menyuruh pencuri itu pergi dan memarahi pemilik unta yang tidak lain adalah tuannya. Yang telah membiarkan dan tidak memberi makanan orang yang menjadi tanggungannya hingga kelaparan. Kholifah Umar pun memberi sanksi kepada pemilik unta itu karena ia lah sumber masalahnya.
Demikian juga berbagai pengaduan rakyat lainnya, kholifah Umar memberi solusi dengan segera karena bentuk ketaatannya kepada Allah, RasulNya dan menyadari kepemimpinannya sebagai amanah dari Allah.
Masyarakat pun merasa senang dan puas dengan keputusan kholifah.
Rasulullah ﷺ bersabda :
الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).
Juga sabda Rasulullah ﷺ: “Ya Allah, barang siapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barang siapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim).
Masyaallah, pemimpin yang dilahirkan dari aqidah dan sistem islam benar-benar sangat peduli dan perhatian kepada rakyatnya. Kepemimpinannya bukan hanya dicintai rakyat dimasanya tapi juga dirindukan kaum muslim dimasa kini.
Bulan ramadhan adalah bulan mulia. Salah satu doa yang segera dikabulkan Allah adalah doanya orang yang berpuasa. Doa adalah senjata dan perisai kaum muslim. Bentengnya adalah doa, senjatanya adalah tangisan, tidak hanya digunakan untuk meminta kebutuhan hidup tapi juga sarana "ngobrol" dengan Allah. Mari sama- sama kita berdoa semoga kita kaum muslim, umat islam segera memiliki pemimpin seperti beliau yang lahir dari umat islam dan aqidah islam. aamiin.
Wa'allahu 'alam bishshowab.
Tags
Tsaqofah