Oleh : Frimaisela
Member AMK
Kaum Rebahan adalah istilah yang digunakan oleh netizen, terutama para pengguna Twitter kepada suatu kaum atau kelompok yang tidak produktif. Aktivitas mereka hanya tiduran sambil senam jari pada layar smartphonenya atau hanya bermain media sosial saja.
Julukan kaum Rebahan ini bermula pada aksi demo para mahasiswa, September lalu dan terus digaungkan hingga sekarang.
Ciri khas kaum Rebahan yaitu rebahan, bermalas-malasan. Dan tentu banyak melewatkan kesempatan untuk mewujudkan cita-citanya, tetapi ingin semua serba instan.
Bisa dikatakan bahwa kaum Rebahan hampir sama dengan kaum pemalas, konsumtif tidak produktif.
Sudah bukan menjadi rahasia umum, kaum rebahan sering tertuju pada generasi muda era sekarang.
Sungguh sayang yang mana indentiknya pemuda itu aktif, kreatif, dan mempunyai semangat yang membara. Pemuda adalah tombak peradaban.
Namun kini, dengan fakta bertebarannya kaum rebahan, mampukah mereka menjadi tumpuan harapan?
Riset yang dilakukan oleh Ipsos MORI Social Research Institute menunjukkan bahwa perbedaan usia pada tiap generasi menimbulkan persepsi yang kontras satu sama lain. Bobby Duffy, Managing Director dari lembaga riset tersebut menyatakan, "Generasi muda selalu menjadi target ejekan dari generasi yang lebih tua."
Adapun dampak negatif aktivitas kaum Rebahan salah satunya bisa menurunkan daya konsentrasi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa kaum Rebahan sering kali ingin segalanya serba instan dan tidak mau melakukan hal yang ribet. Karena itulah konsentrasi kaum Rebahan cenderung mudah menurun karena jarang diasah dengan melakukan hal-hal yang dapat melatih kreatifitasnya.
Selain itu, juga lebih memungkinkan terserang penyakit. Hal itu karena pada umumnya
Kaum Rebahan pastinya lebih nyaman dalam posisi rebahan dan mager alias malas bergerak.
Itulah faktor penyebab kaum Rebahan mudah terserang penyakit seperti pegal linu, kebas, dan lainnya. Karena mereka kurang berolahraga. Sehingga menjadikan kesuksesannya tertunda, karena tidak ada kesuksesan yang terwujud dengan kemalasan. Sementara kesuksesan tentu hanya dapat dicapai dengan kerja keras dan semangat yang tinggi.
Untuk itu, wahai kaum Rebahan mulailah buka matamu, dan lihatlah apa yang terjadi pada dunia saat ini.
Demikian banyak konflik yang terjadi. Ditambah lagi pandemik Covid-19 yang menghantui dunia.
Apa yang dapat kalian lakukan untuk perbaikan keadaan ini?
Jangan jadikan isolasi diri sebagai pembenaran aksi rebahanmu.
Mulailah bangkit dan berikan perubahan. Jangan egois dengan hanya mementingkan diri sendiri.
Mulailah buka hati dan pikiranmu, beri kontribusimu, awalilah dengan mengaji (online) agar pemahaman benar sehingga menghasilkan solusi yang tepat untuk setiap problematika diri dan masyarakat di sekitarmu.
Namun demikian, keadaan
buruk yang terjadi saat ini, bukan sepenuhnya kesalahan dari kaum Rebahan.
Hal ini lebih dikarenakan bahwa di era digital ini segalanya dapat dengan mudah ada di jari-jemari.
Sesungguhnya problem utamanya terletak pada sistem kapitalisme liberal yang tengah eksis saat ini. Dimana tak mampu membina para generasi mudanya untuk lebih produktif dan berakhlak mulia.
Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan para pemuda di generasi gemilang di era kejayaan Islam.
Dimana saat itu para pemuda diberi pendidikan tinggi secara gratis. Segala fasilitas dan kebutuhan para pemuda pun ditanggung negara.
Para pemuda bukan cuma diberi pendidikan tinggi saja, tapi juga dibekali dengan pemahaman tauhid yang benar.
Bukan cuma sekedar akal yang dibina, tapi juga akhlak yang mulia. Hingga menghasilkan para ilmuwan dan alim ulama yang handal di bidangnya, seperti misalnya:
-Ibnu Sina atau dikenal dengan Avicenna di dunia Barat. Ia adalah seorang filsuf, ilmuwan dan dokter
kelahiran Persia (sekarang Iran).
- Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi merupakan cendekiawan Muslim yang ahli di bidang matematika.
- Abu Musa Jabir bin Hayyan atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat. Ia adalah seorang polymath terkemuka, kimiawan, ahli astronomi, ahli fisika, insinyur dan dokter.
- Al-Battani adalah salah satu cendekiawan Muslim berpengaruh di dunia. Khususnya dalam bidang astronomi dan matematika.
- Mehmed II, juga dikenal secara luas dengan nama Muhammad al-Fatih. Pada usianya yang relatif muda telah berhasil menjadi sebaik-baiknya panglima dan pasukannya dijuluki sebaik-baik pasukan. Gelar itu disematkan kepadanya karena telah berhasil mengomandoi bala tentaranya menaklukkan kota Konstantinopel. Dan masih banyak lagi contoh sosok luar biasa lainnya.
Tentu kita akan bertanya, apa sesungguhnya kunci kesuksesan sosok-sosok fenomenal di atas?
Setidaknya terdapat lima kunci kesuksesan yang harus dicapai:
1. Visi yang jelas dengan menemukan jati diri kita sendiri, yakni sebagai pemuda Islam. Bahwa kita adalah hamba Allah dan visi kita adalah ridha Allah dan juga surga-Nya. Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka.” (TQS. ar-Ra’du: 11)
2. Peduli pada sesama sebagai kaum muslim yang rahmatan lil 'alamin. Bahwa sebagai pemuda Islam, kita diwajibkan peduli akan lingkungan, terutama sesama muslim karena kita adalah saudara seiman yang wajib menjaga ukhuwah. Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama hamba itu menolong orang yang lain." (HR. Muslim)
3. Bekerjasama dalam kebaikan. Mengubah kondisi tentu perlu untuk bahu-membahu dan bersama-sama dalam memperjuangkan kebaikan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassallam:
“Mukmin dengan Mukmin yang lain itu seperti satu bangunan; satu sama lain SALING MENGUATKAN.” (Muttafaq ‘alaih)
4. Pembelajar/ngaji. Sebagai pemuda, harus senantiasa menjadi pembelajar. Terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri sebagai pemuda tentunya. Dengan bekal ilmu yang bermanfaat agar peran sebagai agent of change dapat terealisasi dengan baik.
5. Berdakwah.
Pemuda adalah pribadi yang idealis, produktif, dan berani. Di sinilah cara untuk menghilangkan keloyoan pemuda adalah dengan lantang menyerukan setiap kezaliman yang terjadi. Lalu menyampaikan kebenaran itu dengan berani, tidak takut dengan celaan orang yang biasa mencela.
Kelima kunci di atas akan dapat terlaksana dengan baik apabila para generasi muda Islam mengetahui dan memahami keislamannya.
Namun sayang, kaum Muslim kini telah dijauhkan dari agamanya dengan satu sistem sekularisme.
Apakah kaum Rebahan masih ingin bermalas-malasan?
Tidaklah kalian mulai bangkit dan mencari arah dan tujuan hidupmu yang sebenarnya?
Ayo bangkit dari tidurmu dan mulailah memandu dunia ini dengan hukum Allah Swt yang sempurna.
Allahu Akbar.
Tags
Opini