Oleh: Tien Soekatno
Dalam peradaban literat semua orang harus mau menulis. Apapun profesinya, bahkan ibu rumah tangga sekalipun.
Suasana kelas di pertemuan kedua memang berbeda, kelas ini mengubah mindset 180°. Mendorong dari kondisi buntu menjadi lapang nulis.
Temanya adalah bagaimana cara menangkap ide. Sumber ide berasal dari kepekaan/sensitifitas, kritis terhadap satu masalah baik pribadi, lingkungan sekitar, dan up date berita yang tiap menit silih berganti.
Wow! terpampang jelas gambaran menulis itu mudah, materi yang disampaikan nendang dan menantang keberanian untuk action nulis.
Rahasia sumber ide diungkap menyeruak.
Tema menangkap ide ini selaras dengan materi di pertemuan pertama;Tulislah, walau sejelek-jeleknya tulisan. Tulis sesuai dengan pemahaman ilmu yang dimiliki.
Tulislah walau untuk konsumsi sendiri.
Adakah alasan/kendala lagi untuk bingung nulis?
Mari jadikan sumur ide menjadi pandemi menulis, penyampai kebenaran yang haq, pemutus rantai kebatilan dan penghapus kemungkaran.
Terimakasih cikgu semoga semua ini akan menjadi pelecut bagi penulis pemula yang ingin berkarya bersaing dan mengurai kebatilan, kemungkaran yang ada.
Besar harapan goresan pena menjadi hidup sebagai penggerak pembacanya menuju langkah kebenaran yang disyariatkan.[SP]
Wallahu A'lam
Tags
Catatan