Bukan Hanya Umat Ramadhan



Oleh: Yuli Ummu Fatih

Ramadhan memang telah berlalu. Namun seharusnya, semangat ketakwaan saat Ramadhan janganlah pudar. Sebabnya, hikmah ibadah shaum selama sebulan penuh justru untuk menguatkan dan menaikkan derajat kita ke level takwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

Selama Ramadhan umat diberi riyadhah (pelatihan) yang luar biasa. Mereka ‘dipaksa’ menahan hawa nafsu lapar, haus dan dorongan seksual sejak fajar hingga Maghrib. Mereka didorong untuk melakukan tilawah al-Quran dan qiyamul layl (shalat tarawih), banyak bersedekah dll.  
Dengan kadar ibadah seperti demikian semestinya siapa saja akan semakin kuat ketakwaannya kepada Allah SWT.
Sayang, pada sebagian Muslim, semangat takwa itu begitu cepat pudar saat Ramadhan berlalu. Tak perlu menunggu sebulan. Hanya selang beberapa hari saja, semangat Ramadhan itu langsung menghilang. Padahal amal yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah keteguhan atau keistiqamahan. 

Agar menjadi hamba yang senantiasa istiqamah dalam ketaatan, kaum Muslim perlu menghayati sejumlah hal. 

Pertama:
Mengingat kematian dan tempat kembali kepada Allah SWT. 

Kedua:Menjadikan Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai satu-satunya yang ditaati secara mutlak. 

Ketiga: Menaati setiap perintah Allah SWT tanpa memisahkan satu hukum dengan hukum yang lain. 

Keempat: Bersabar dalam ketaatan. Istiqamah dalam ketaatan membutuhkan kesabaran. 

Kelima:Tetap beramal sekalipun hanya sedikit. Amal yang paling Allah cintai adalah yang terus dilakukan meskipun sedikit. 

Demikianlah, keistiqamahan adalah buah yang harus diraih pasca Ramadhan. Ada sebelas bulan lagi yang harus dijalani hingga bertemu dengan Ramadhan tahun depan. Janganlah kita menjadi ‘hamba Ramadhan’, tetapi jadilah hamba Allah SWT yang senantiasa menaati-Nya sepanjang hayat.

Wallahu'alam bish shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak