Aneh, 500 TKA China Didatangkan, Rakyat Sendiri DiRumahkan






Oleh: Nurhidayah Ilham. SE.


Kementrian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membenarkan telah menyetujui Rencana Penggunaan Tenaga kerja Asing (RPTKA) 500 TKA China tersebut. RPTKA diajukan pada 1 April oleh dua perusahaan, yakni PT. Virtue Dragon Nickel Industri dan PT Obsidian Stainless Steel (GeloraNews, 30 April 2020).


Sungguh aneh pemimpin negeri ini, ditengah maraknya pelarangan mudik, TKI dilarang pulang. Tapi malah mendatangkan TKA China,  negara asal dari munculnya wabah hari ini.


Pertimbangan ekonomi negara adalah salah satu alasan pemerintah. Hal ini sangat disayangkan, PHK dimana-mana, buruh dirumahkan tapi pemerintah malah mendatangkan warga negara asing. Padahal SDM yang ada di negeri ini begitu banyak, mereka adalah angkatan muda yang sudah siap kerja, memiliki kompetensi kerja, dan tentu tidak kalah dari warga negara China.


Negara punya otoritas melindungi rakyat sendiri, bukan warga asing. Sebagai pemimpin negeri ini, tanggung jawab untuk melindungi rakyatnya dan menghindarkan mereka dari wabah adalah suatu keharusan.


Kebijakan pemerintah yang tumpang tindih sudah sering terjadi akibat diterapkannya demokrasi kapitalisme. Negara dalam jeratan berbagai perjanjian bilateral, regional dan multilateral. Sehingga menjadi negara yang didikte, tidak mandiri dan tidak berdaulat. Sangat berbeda ketika sistem yang diterapkan adalah Islam.


Islam memerintahkan penguasa untuk memenuhi hak rakyatnya dengan sebaik-baiknya. Bahkan negara berperan layaknya perisai yang akan melindungi rakyatnya dari marabahaya yang akan menyerangnya.


Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wassallam. Rasul bersabda : “Sesungguhnya pemimpin itu perisai. Rakyat akan berperang di belakangnya serta berlindung dengannya. Apabila ia memerintahkan untuk bertaqwa kepada Allah serta bertindak adil, maka ia akan mendapatkan pahala. Tetapi jika ia memerintahkan dengan selain itu, maka ia akan mendapat akibat buruk hasil perbuatannya.”


Pemimpin dalam Islam akan bertanggung penuh atas rakyatnya, baik laki-laki atau perempuan, muslim maupun non muslim. Tidak akan membiarkan rakyatnya kelaparan atau tidak memiliki tempat tinggal, menciptakan lapangan kerja bagi para kepala keluarga dan menjauhkan mereka dari terpaparnya virus yang membahayakan.


Penguasa wajib menerapkan sistem ekonomi Islam sebagai solusi yang akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Tentu diikuti penerapan Syariah di bidang yang lain. Maka negara yang menerapkan Syariah Islam Kaffah akan menjadi negara yang mandiri dan mampu lepas dalam cengkraman negara adidaya.


Mari campakkan demokrasi dan beralih kepada sistem Islam, Khilafah ala minhajinnubuwah. Agar Allah meridhoi kita, mendatangkan pertolongannya dan menghilangkan penyakit Covid-19 di negeri yang kita cintai. Wallahu a' lam bish showab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak