SIAPA YANG BERMAIN DIBELAKANG OMNIBUS LOW?



Oleh Nova

Selalu jadi korban kebohongan tentunya menyakitkan. Betul gak? Apalagi sejak rezim ini eksis yang namanya kesalahan data dan hitung-hitungan tu mah maklum. Namun pastinya bagi yang jelimet itu menjadi  hal yang sangat fatal dan tidak bisa diterima begitu saja. Sebagaimana yang dilakukan oleh said Iqbal selaku Presiden Konfederasi Serikat Pekerja  Indonesia (KPSI) yang memprotes data kementrian ketenagaan  tentang buruh yang terdampak pelemahan ekonomi karena virus corona bahwa data tersebut tidak diklasifikasikan berdasarkan sektor-sektornya 

Said curiga, data kemetrian ini akan digunakan oleh legislator untuk memalsukan pembahasan Omnibus Low Cipta Kerja. Sebab dengan adanya data yang menunjukkan telah terjadi banyaknya pemutusan hubungan kerja atau PHK imbas wabah tersebut, legislator akan menganggap rancangan undang-undang ini merupakan salah satu jalan keluar. 

Apalagi poin dalam  RUU tersebut memungkinkan pemerintah melonggarkan pelbagai peraturan bagi investor. Pasal-pasal didalamnya juga menjadi pembenaran bagi asosiasi pengusaha untuk meminta pemerintah segera menerbitkan rancangan beleid tersebut dalam situasi sulit.

*_“Kita lihat pasal-pasal di dalam omnibus low sama persis dengan yang diminta  kalangan pengusaha saat ini”_*. ujarnya dalam Tempo, Selasa (14/04/2020)

Sebenarnya omnibus low ini sudah di bicarakan diruang publik setelah presiden Joko Widodo menyebutnya dalam pidato pertama usai dilantik pada periode kedua pada 20 Oktober 2019 silam. Nah, disaat wabah covid 19 saat ini makin merebak, isu omnibus low yang kontroversi ini pun tidak hilang dipermukaan. Bahkan terkesan  dominasi presiden terhadap  Rancangan Undang- Undang (RUU) Omnibus Low Cipta lapangan Kerja (Cilaka) sangat kuat.

Sebelumnya, daraf RUU omnibus low cipta lapangan kerja disebut telah beredar ke publik. Sejumlah pasal dalam draf tersebut menuai polemik.

Salah satunya yaitu  rencan penerapan skema upah per jam. Seperti diketahui, sistem pengupahan yang berlaku saat ini adalah upah minimum, bukan upah per jam.

Ada enam hal yang menjadi dasar penolakan buruh terhadap RUU tersebut. Selain persoalan pengupahan, ada pula wacana penghapusan pesangon dan diganti dengan tunjangan PHK tang jumlahnya jauh lebih kecil.

Kemudian, dikhawatirkan banjirnya tenaga kerja asing yang tidak memiliki keterampilan, hilangnya sanksi bagi pengusaha yang  membayar uapah dibawah upah minimum, hilangnya jaminan kesehatan dan pensiun, hingga sistem outsourching yang lebih luas.

Wah makin hancur nih! Begitulah sistem ekonomi kapitalis yang mendominasi didunia saat ini. semua bersandarkan pada akal manusia yang terbatas juga pada kepentingan apa dan siapa. Sehingga kebijakan ekonomi tergantung pada kapitalis, rezim atau elit tertentu. Sedangkan raykat hanya sebagai alat pemuas kebutuhan mereka. Wajar perbedaan kekayaan antara yang kaya dan miskin bagai langit dan bumi.

Lalu bagaimana dengan sistem Islam.  Islam   memandang  bahwa masalah ekonomi tersebut  bersumber dari kesalahan distribusi kekayaan ditengah-tengah masyarakat. Sebab itu, akidah Islam mengajarkan bahwa setiap makhluk di bumi rezekinya sudah dijamin Allah swt: _tiada satupun hewan melata dimuka bumi ini, kecuali i rezekinya telah ditetapkan oleh Allah_(QS. Hud 11:6). Dan  Allah memerintahkan agar harta kekayaan tersebut didistribuksikan secara syari. : _agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja di antara kalian_ (QS. Al Hasyar 59:7)

Sistem ini sudah diterapkan berabad-abad lamanya sejak Rasulullah mendirikan Daulah Islam di Madinah sampai runtuhnya Khalifah Utsmaniyah. Sebut saja salah satu khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-102H/818-820) merupakan salah satu masa pemerintahan di era kejayaan Islam.  Dimana pada masa beliau zakat bertumpuk di baitul mal karena tidak ada rakyatnya yang miskin. Beliau menjadikan rakyatnya hidup berkecukupan. Yang punya hutang di lunasi hutangnya. Kalau ada yang lajang yang tidak memiliki harta untuk menikah dibayarkan maharnya.kalau ada yang kekuarangan modal diberikan pinjaman namun tidak menuntut pengembaliannya. 

MasyaAllah luar biasanya Islam. Semua kejayaan itu akan kita rasakan kalau umat islam memiliki khilafah yang akan menerapkan sistem ekonomi yang berdasarkan akidah Islam. Khilafah solusinya! Allahu Akbar !

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak