Sebelum Kapal Karam



Sri Gita Wahyuti A.Md
Aktivis Pergerakan Muslimah dan Member AMK



Rasulullah Saw. menggambarkan kehidupan kita seperti berada dalam sebuah kapal yang sedang berlayar mengarungi samudra luas. Di dalamnya ada orang-orang sholeh yang taat patuh kepada aturan Sang Pencipta. Ada juga orang-orang salah yang berperilaku sebaliknya, membangkang dan senang bermaksiat.

Dari An-Nu’man bin Basyir dari
Nabi Saw. bersabda, 

: مثل القائم في حدود اللَّه والواقع فيها كمثل قوم استهموا على سفينة فصار بعضهم أعلاها وبعضهم أسفلها، فكان الذين في أسفلها إذا استقوا من الماء مروا على من فوقهم؛ فقالوا: لو أنا خرقنا في نصيبنا خرقاً ولم نؤذ من فوقنا. فإن تركوهم وما أرادوا هلكوا جميعاً، وإن أخذوا على أيديهم نجوا ونجوا جميعاً> رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

"Perumpamaan orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dengan orang yang melanggarnya seperti suatu kaum yang berada dalam sebuah kapal. Maka sebagian (penumpang) berada di atas dan sebagian yang lain di bawah. Dan penumpang bagian bawah jika akan mengambil air melewati penumpang yang di atas. Dan suatu saat berkata: ”Kalau kita lubangi kapal ini(untuk mengambil air), mungkin tidak mengganggu orang yang diatas. Jika mereka membiarkan saja orang yang melubangi kapal, maka semuanya akan hancur, tetapi jika dilarang, maka mereka semua selamat.” (HR Bukhari).

Patut kita renungkan bersama, mengapa saat ini Allah ambil berbagai macam kenikmatan dari kita sebagai hamba, kenikmatan sholat berjamaah, kenikmatan bersilaturahmi, bahkan kenikmatan beribadah di depan Kabah serta kenikmatan lainnya. 
Mungkin Allah marah, karena kita banyak bermaksiat kepada-Nya. Selama ini kita meninggalkan Al-Quran dan sunnah sebagai pedoman hidup kita. Kita rela kehidupan ini diatur oleh aturan  yang datangnya bukan dari Islam. 

Kita menyaksikan berbagai kemaksiatan justru dianggap sesuatu yang biasa. Pergaulan bebas, pornografi berdalih seni, LGBT, perzinaan, riba, narkoba, dan lain-lain. Termasuk adanya wabah corona sekarang ini karena manusia melanggar larangan Allah, mengonsumsi makanan yang diharamkan.

Melihat gambaran yang disabdakan oleh Rasulullah Saw. dalam hadis di atas, nyatalah bahwa apa yang terjadi saat ini adalah akibat dari adanya sekelompok orang yang berusaha mengambil air dengan cara melubangi kapal. Jika bukan kita pelakunya, mungkin kita termasuk orang yang diam melihat ada orang melubangi kapal. Sehingga tak ayal, baik orang sholeh maupun orang salah, semua ikut tenggelam. 

Sebelum kapal benar-benar karam, sebaiknya kita bersegera memohon  ampun kepada Sang Pemilik Samudra, dan mulai mengarahkan kapal sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan-Nya.

Wallahu a'lam bishshawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak