Oleh: Ummu Syauqi
Sengaja kuluangkan waktu. Menyusuri jalan setapak di beranda media sosialku. Mencari sejumput ilmu. Tentang teknik literasi bermutu. Alhamdulillah Revowriter bertemu. Aku bergabung tanpa ragu. Materi Revo sangat banyak membantu. Memperbaiki teknik menulisku. Dari kiat menulis segala sesuatu, sampai menulis artikel dan opini bermutu. Berlandaskan ideologi Islam dan ilmu. Hingga umat terbantu, lepas dari cengkeraman ideologi asing yang kaku dan penuh hawa nafsu.
Meskipun ada ide dan tulisanku yang dianggap angin lalu. Tak bermutu dan tidak laku. Intropeksi diri mungkin membantu. “Wahai diri...! Jangan ragu. Selagi ideologi Islam konten tulisanmu. Amar makruf nahi munkar orientasimu. Investasi akhirat tujuanmu. Memperbaiki pemahaman umat misimu. Yakin Allah bersamamu. Badai pasti berlalu. Suatu saat langit kelabu akan kembali biru.
Sebelum bergabung dengan Revowriterku Sayang. Beberapa tulisan alhamdulillah pernah tayang. Ada artikel ilmiah sesuai bidang. Kutulis sesuai gaya selingkung jurnal atau guideline author tempat tulisan itu tayang. Namun beberapa lama waktu berselang. Aku menulis jurnal ilmiah agak kurang. Menulis artikel ilmiah hanya ketika ada permintaan datang. Namun tidak sama dengan sebagian orang. Menulis untuk naik pangkat jadi alasan usang. Hingga banyak kesempatan publis tulisan terbuang.
Kesadaran sering datang terlambat. Usia semakin bertambah, namun sedikit tulisan dibuat. Pernah dulu ada niat. Belajar menulis artikel, opini, atau SP, tapi tak sempat. Banyak kendala menghambat. Terutama rasa malas sering merambat. Di samping tidak berbakat. Ditambah keinginan tidak kuat. Begitu juga tidak semangat. Itu di antara mental block dalam menulis yang pernah diingat. Jadi dech...komplilasi berbagai penyebab tulisan tidak mencuat.
Pertemuan perdana kelas Revowwiter kulalui. Belajar teknik menulis dengan Cikgu Asri. Bersama teman sekelas Revowriter yang baik hati. Aku semakin termotivasi. Memulai belajar menulis opini. Lambat-lambat kupahami materi. Dibaca sedikit demi sedikit sampai mengerti. Setelah paham kucoba mengeksekusi. Apalagi kiat tembus media dari Cikgu Asri amat sangat menginspirasi. “Tulis-Kirim-Tayang” formula khusus penulis opini.
Pemahaman teknik menulis, tidak serta merta membuat tulisan tembus media. Jika mental blok dalam menulis masih meraja. Kucoba susuri beberapa kendala. Aku atasi secara berkala. Kupraktekkan skil menulis yang ada. Menulis bebas (free-writing) awalnya. Kemudian revisi (re-writing) tulisan itu, hingga sesuai PUEBI dan selera media. Eksekusi langkah-langkah menulis artikel atau opini sampai bisa. Seperti penulis ahli dengan jam duduk sudah luar biasa. Membaca dan menulis 200 kali untuk bisa. Praktek menulis 1000 kali baru jadi ahlinya. Mencoba praktek menulis, dan terus mencoba. Hingga artikel opini bisa tembus media...Alhamdulillah, Allah Maha Kuasa.
Ketika itu sedang gencarnya serangan virus merah jambu. Menyasar generasi muslim di seluruh penjuru. Termasuk generasi muda Islam di negaraku. Banyak generasi muslim ikut latah menyambut hari virus merah jambu. Agar dikatakan trend, beken, kekinian, gaul, dan tidak kaku. Kucoba tangkap ide tentang itu. Kurangkai paragraf demi paragraf menjadi satu. “Remaja Tangguh, Maksiat Runtuh” Judulnya kala itu. Kucoba posting di beranda Efbiku.
Alhamdulillah, ada sahabat Revo mengomentari. Ukhti Chusnatul Jannah menulis sebait motivasi “Diksinya juga bagus, kirimlah Mbak, layak tayang ini.” Selaut syukur pada Allah Rabbul ‘Izzati. Tulisan perdana setelah materi. Diapresiasi oleh penulis ahli dan mumpuni, sangat berpengalaman dalam dunia literasi. Ingin kutulis kalimat penggugah hati dari Mbak Rut Sri Wahyuningsih. Namun aku tidak ingat lagi. Tiada kalimat yang dapat aku goresi. Selain Jazakillahu khairan jaza’ Mbak Rut Sri Wahyuningsih. Diberi pahala dan kebaikan oleh Allah sepenuh bumi. Telah memfasilitasi tulisan perdanaku tayang, di Pena Pejuang tanggal 13 Februari. Betapa senangnya hati. Tulisan perdana setelah materi. Bahkan tulisan opini seumur hidupku tayang pertama kali.
Hati senang, bahagia datang. Tulisan opini seumur-umur bisa tayang. Bagi kebanyakan orang mungkin ini gampang. Tidak perlu berjuang. Tulis-kirim-tayang. Terus-menerus seperti itu, hingga tulisan tembus media terasa gampang. Beda halnya dengan diriku yang banyak kurang. Tulisan bisa tayang setelah menempuh perjuangan panjang. Pengalaman menulis juga kurang. Berkat Rahmat Allah Yang Maha Penyayang. Bantuan sahabat shalihah datang. Tulisan tersebut bisa Tayang. Di sini kuungkapkan maklumat hati “Revowriter Sayang, Tulisanku Tayang.“
Menjelang bulan Ramadhan 1441 H menghampiri. Hanya tinggal hitungan hari. Dengan penuh kerendahan hati. Maafkan diri ini!. Jika ada tulisan dan postingan yang tidak berkenan di hati.
Selamat Milad ke 8 Revowriter kekasih hati. Semoga terus menginspirasi. Mendidik para penulis ideologi. Jazakillah khairan jaza’ telah mempersamaiku dan sahabat-sahabatku dalam perjuangan ini. Demi mencapai ketinggian peradaban literasi. Menyebarkan ideologi Islam ke seluruh penjuru bumi. Hingga sistem kehidupan dan kepemimpinan Islam terealisasi. Aamiin.
#ummusyauqi
#milad8revowriter
#akudanrevowriter
#mutiararevowriter
#postpart3