Oleh : Ririn Yuliana R
(Muslimah Komunitas Majelis Birrul Dakwah)
Telah masuk bulan yang amat di nanti-nanti seluruh umat muslim diseluruh penjuru dunia, tidak lain yaitu "Bulan Ramadhan" bulan penuh rahmat dan ampunan dari Pencipta alam semesta. Aktivitas ramadhan kali ini mungkin akan berbeda dengan ramadhan di tahun-tahun sebelumnya.
Tidak lagi menjadi rahasia global wabah pandemi covid-19 masih melanglang buana di luar sana. Sasaran dari covid-19 ini tidak pandang bulu, korban berjatuhan tiap harinya tidak mengenal tua dan muda ataupun si kaya dan si miskin. Hingga pejuang dari garda terdepan pun ikut tereliminasi karna ganasnya virus corona ini, dilansir dari suara.com hingga sabtu, (25/4/2020) sebanyak 25 dokter dikabarkan meninggal dunia karena merawat pasien covid-19.
Situasi virus corona di Indonesia benar-benar genting, bukan tanpa sebab peningkatan pasien positif terpapar covid-19 berjumlah 8.607 orang, pasien yang telah pulih berjumlah 1.042 dan korban yang meninggal telah mencapai angka 720 orang, data di ambil dari situs resmi covid19.go.id, sabtu (25/4/2020). Sehingga kita semua ikut berduka atas apa yang terjadi di negeri ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ramadhan tahun ini cukup berat kita lalui, sudah banyak hal yang telah diplanningkan tidak bisa kita wujudkan, seperti sholat tarawih berjamaah di mesjid, bukber dengan teman-teman maupun keluarga, hingga melaksanakan kajian dengan bertatap muka tidak lagi bisa dilakukan. Lantas apakah kita masih saja larut dengan situasi yang membuat kita seperti dipenjara yang memang hidup terpenjara.
Seharusnya ramadhan kali ini menjadi momentum perubahan bagi diri kearah yang lebih baik, bukan sekedar ajang seremonial semata. Walaupun di warnai dengan situasi pandemi covid-19, namun kegembiraan dan semangat dalam menjalankan tak boleh surut. Umat muslim harus tetap meningkatkan keimanan dan memperbanyak ritual ibadah yang bisa dilakukan hanya di rumah saja.
Apatah lagi ramadhan merupakan bulan yang mengandung peluang emas untuk bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah Ta'ala akan mengampuni segenap dosanya sehingga ia diumpamakan bagai bayi yang baru lahir, artinya kembali ke fitrah manusia yang sesungguhnya.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَمَضَانَ شَهْرٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ صِيَامَهُ وَإِنِّي سَنَنْتُ لِلْمُسْلِمِينَ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ الذُّنُوبِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)
Ibadah puasa Ramadhan ditujukan untuk membentuk kita menjadi orang muttaqin (orang bertaqwa). Sedangkan di antara karakter orang bertaqwa ialah sibuk bersegera memburu ampunan Allah ta’aala dan surga seluas langit dan bumi.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Sejatinya, bagi setiap muslim yang bertakwa tidak akan melewatkan momentum ramadhan begitu saja tanpa meninggalkan jejak ukiran yang terpahat kuat di dalam dirinya, yakni sebuah nilai kesadaran akan pentingnya kembali hidup dengan aturan Sang Pencipta alam semesta. Bagi seorang muslim yang bertakwa, akidah dan Syariah Islam adalah kebutuhan dan persoalan antara hidup dan mati. Akidah dan Syariah Islam harus menjadi faktor penentu hidup ini berarti atau tidak, hina atau mulia, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Karenanya, layak apabila kita menanamkan keyakinan bahwa taat dan taubat di bulan ramadhan tahun ini sebagai medium yang efektif untuk melahirkan perubahan penting dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara serta menghantarkan pada solusi tuntas problem dunia dan membawa obat bagi pandemik covid-19.
Telah menjadi fakta yang tidak dapat terelakkan atas carut-marutnya kehidupan kaum muslim, terkhusus di negeri ini dengan kembali ke jalan Allah SWT. Menegakkan kembali hukum secara kaffah dalam institusi Daulah khilafah 'ala Minhaj an-Nubuwwah. Sebab, tiada kemulian tanpa Islam, tiada Islam tanpa Syariah dan tidak akan pernah ada Syariah yang kaffa kecuali dengan menegakkan Daulah Khilafah al-Islamiyah.