Rakyat Saling Menzalimi, Hasil Minimnya Edukasi




Oleh : Azzahra Rachma 
Pelajar


Wabah pandemik virus Corona (COVID-19) yang merebak di 168 negara telah menggemparkan penduduk dunia. Publik dibuat cemas karena jumlah korban tiap hari kian bertambah. Tak terkecuali di Indonesia.

Per-tanggal 17 April 2020, di Indonesia sebanyak 5.923 orang terkonfirmasi positif, 4.796 dalam perawatan, 607 dinyatakan sembuh, dan 520 orang meninggal dunia (Kawalcovid19.id, 17/4/2020). 

Masyarakat tak luput dibuat cemas dan takut akan wabah ini.  Pasalnya, angka kematian yang disebabkan oleh pandemi ini naik di angka 8,9%. 

Dalam keadaan cemas dan takut seperti ini, banyak sekali peristiwa zalim yang terjadi diantara masyarakat. Seperti penolakan jenazah COVID-19, dokter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi dikucilkan di area masyarakat, hingga terparah sampai diusir dari kamar sewaan. Hal seperti ini terjadi tidak lain tidak bukan karena masyarakat takut akan tertular virus ini. 

Kecemasan dan ketakutan akan wabah COVID-19 semakin menjadi-jadi dengan bertambahnya korban yang terinfeksi setiap hari. Tak sedikit masyarakat yang mementingkan kepentingan diri sendiri agar terhindar dari pandemi.

Penolakan terhadap para jenazah korban virus corona tentu menyayat hati setiap orang yang memahami bahwa virus ini tidak akan mampu menulari mereka yang telah meninggal. Karena virus hanya akan hidup pada inang yang hidup bukan yang telah mati.

Seharusnya masyarakat lebih bekerja sama satu dengan yang lain untuk menghadapi permasalahan ini. Dibutuhkan rasa kemanusiaan, ketulusan dan keikhlasan, masyarakat tak seharusnya mengucilkan satu sama lain. Justru dalam situasi seperti ini, masyarakat lebih baik memperlakukan sesama dengan penuh kasih sayang dan dukungan. Dengan menebarkan pandemi kasih, solidaritas dan kepedulian terhadap sesama merupakan hal yang jauh lebih penting. 

Peranan dokter dan perawat merupakan suatu hal harus disyukuri. Mereka merupakan pahlawan kemanusiaan yang harus dihormati jasanya. Karena rela berkorban dan berani mengambil resiko besar untuk mengatasi wabah ini. Masyarakat seharusnya tak mengucilkan mereka. Dan ini bisa menjadi sebuah kesempatan emas sebagai tempat untuk bertanya dan berkonsultasi.

Sayangnya, minimnya edukasi yang diterima oleh masyarakat membuat pemahaman yang keliru hingga membentuk sikap yang keliru juga. Sehingga mereka melakukan hal-hal yang dzalim dan tidak manusiawi. Dan ini membutuhkan peran penguasa untuk memastikan bahwa masyarakat teredukasi dengan benar. Tidak terombang-ambing pada informasi yang keliru. Sehingga memunculkan sikap masyarakat yang salah.

Islam mengajarkan manusia untuk selalu bertawakkal kepada Allah SWT. Dalam keadaan seperti ini, manusia dilatih untuk bersabar. Islam menganggap ini adalah sebuah ujian yang Allah SWT timpakan kepada manusia. Supaya manusia lebih dekat dengan Allah SWT.

Bersikap individualis dengan mementingkan kepentingan diri sendiri merupakan hal yang sangat dilarang dalam Islam. Dengan kemunculan pandemi ini seharusnya manusia lebih khusyuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ajal merupakan hal yang pasti. Tetapi menyiapkan bekal untuk menghadapi ajal Jauh lebih penting.

Wallahu a'lam bishshawwab.

1 Komentar

  1. 👍👍👍 sebarkan opini yang mengedukasi masyarakat...tetap semangat berjuang untuk kebangkitan Islam.. Allahuakbar

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak