Oleh : Ratna Handayani (Aktivis Dakwah dan Anggota Komunitas Pena Muslimah Jambi)
Puasa Ramadhan adalah salah satu kewajiban yang dibebankan Allah SWT kepada orang beriman, bahkan termasuk bagian dari rukun Islam. Karenanya, kehadiran Ramadan, selayaknya kita menguatkan kembali komitmen bahwa semua amaliah Ramadan dikerjakan semata karena dorongan keimanan kepada Allah SWT. Sebagai wujud ketaatan kita atas perintah-Nya. Tidak ada niat lain yang akan mencampuri keikhlasan kita. Fondasi keimanan sangatlah penting dalam sebuah amal. Keberadaannya merupakan syarat suatu amal diterima Allah SWT (QS Al ‘Ashr [103]: 2-3) sehingga layak mendapatkan balasan pahala.
Selain itu juga ramadhan merupakan bulan yang mengandung peluang emas untuk bertaubat kepada Allah ta’aala. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh dalam berpuasa di bulan ini, maka Allah ta’aala akan mengampuni segenap dosanya sehingga ia diumpamakan bagai berada di saat hari ia dilahirkan ibunya. Setiap bayi yang baru lahir dalam ajaran Islam dipandang sebagai suci, murni tanpa dosa.
Bersabda Rasululah shollallahu ’alaih wa sallam, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)
Selain itu juga tentang puasa Ramadan, Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi siapa pun yang melaksanakannya karena keimanan, berharap keridaan-Nya akan memberikan ampunan, seperti sabda beliau: ”Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR Bukhari dan Muslim)
Namun, ada yang berbeda dengan Ramadhan tahun ini: Dia hadir di tengah suasana kehidupan sedang dilanda bencana wabah. Namun ancaman wabah tidak boleh menyurutkan kita dalam menjalani bulan Alquran ini, juga jangan sampai melemahkan semangat kita untuk menggapai hikmahnya.
Orang yang imannya kuat akan bergeming bertekad istiqamah, beramal demi meraih keberkahan Ramadhan. Sebab Allah SWT tidak mungkin membebani hamba-Nya dengan perkara di luar batas kemampuannya (QS Al Baqarah [2]: 286).
Ramadhan Momen Ibadah dan Mencari Hikmah di Balik Wabah
Momen Ramadhan adalah waktunya semua menempa diri dan berlomba-lomba meraih pahala. Sehingga semestinya ajakan untuk mengkaji Islam dan mengamalkannya akan mendapatkan respons lebih cepat. Umat sedang giat dan semangat mendekat pada Allah SWT. Mereka berharap mendapat rahmat dan ampunan-Nya. Padahal itu semua hanya akan diraih ketika amal berkesesuaian dengan syariat Islam. Dengan syariat, semua amaliah Ramadan menjadi bermakna dan penuh hikmah. Sebaliknya, tanpa keterikatan pada syariat, semua akan berlalu dengan sia-sia.
Datangnya musibah tidak akan mengubah kita dalam beristiqamah melakukan ibadah Ramadhan, dan tidak akan menghalangi kita sungguh-sungguh meraih keberkahannya. Dan yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam musibah yang sedang menimpa semua belahan dunia ini, ada banyak hikmah yang bisa diambil.
Di antaranya adalah fakta yang tidak terbantahkan bahwa betapa lemahnya manusia, kecanggihan ilmu dan teknologi belum bisa menundukkan makhluk ciptaan Allah. Saatnya menunjukkan pada umat bahwa kemajuan ciptaan akal manusia tidak bisa diandalkan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia.
Istighfar dan tobat yang terus kita lantunkan semoga memberikan kesadaran bahwa di balik wabah ada peringatan yang disampaikan Allah SWT atas kemaksiatan yang dilakukan manusia. Baik pelanggaran yang dilakukan individu maupun yang dikerjakan bersama berupa tidak diterapkannya syariat kaafah sebagai sistem yang mengatur kehidupan (QS Ar Rum [30]:41) yang artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ketundukan kita pada semua aturan syariat terkait Ramadhan demi diterimanya amal semoga menguatkan kita untuk siap pula terikat pada seluruh aturan syariat secara sempurna. Tiba waktunya untuk berpaling pada aturan Islam yang diturunkan oleh Zat yang Mahakuasa, Allah SWT Pencipta semua makhluk.
Semoga Allah SWT segera mengangkat wabah ini dari negeri-negeri kaum Muslim, menyelamatkan umat Muhammad saw., menghilangkan para pemimpin zalim, serta bersegera mengganti mereka dengan para khalifah yang adil dan sungguh-sungguh berkhidmat mengurus umat dengan menerapkan syariat-Nya yang agung!
*Ratna Handayani (Aktivis Dakwah dan Anggota Komunitas Pena Muslimah Jambi)
Tags
Motivasi