Napi Bebas, Masyarakat Was-was




Oleh: Rika Anisa
(Pelajar, Aktivis Remaja Serdang Bedagai)

Bak api yang tengah disiram oleh bensin beginilah kondisi yang terjadi dimasyarakat saat ini. Bukannya memadamkan, Justru sebaliknya pemerintah malah semakin mengobarkannya. Kasus virus covid 19 belum juga usai kini pemerintah membebaskan napi sehingga membuat situasi semakin riuh. Karena setelah dilepaskannya para napi, mereka bukannya bertobat, justru napi tersebut malah kembali lagi berulah seperti dahulu. Sejumlah napi kembali melakukan kejahatan setelah lepas dari tahanan lewat program asimilasi. Misalnya, mencuri sepeda motor, menjual narkoba, menjambret dll.


 Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 12 narapidana yang keluar melalui program asimilasi saat pandemi Virus Corona atau Covid-19 dikembalikan lagi ke penjara dan ditempatkan di sel pengasingan lantaran membuat ulah. "Sampai dengan saat ini, 12 napi yang berulah dari sekitar 36 ribuan yang sudah dikeluarkan," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nugroho dalam diskusi virtual antara Ditjenpas, Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2), The Asia Foundation (TAF), serta sejumlah pakar, Selasa (14/4).

Hal tersebut membuktikan kegagalan dari pemerintah. Saat ini seharusnya pemerintah bisa bersikap lebih bijak dalam  mengeluarkan suatu keputusan. Ditengah wabah corona, yang mana masyarakat kini banyak yang merasakan dampaknya. Masyarakat diminta untuk melakukan social distancing, alhasil banyak keluarga yang kehilangan mata pencariannya. Padahal kebutuhan hidup tidak berkurang, anak-anak kini juga harus belajar di rumah. Sementara bantuan dari pemerintah hanya dirasakan oleh sedikit orang, sedangkan rakyat diseluruh penjuru dunia harus tetap bertahan hidup dengan menjaga asupan gizi agar tak mudah sakit.


Kini masyarakat juga harus ekstra hati-hati dalam menjaga harta dan jiwa mereka. Pasalnya sudah terbukti beberapa napi yang baru saja dibebaskan kembali harus masuk dalam sel tahanan lantaran ulah mereka yan melakukan tindak criminal saat sudah menghirup udara bebas.


Hal ini tentu menjadi sebuah hal yang wajar, bagaimana tidak. Mereka para napi yang kebanyakan juga sebagai kepala keluarga, saat mereka keluar penjara tidak diberikan uang pesangon sedangkan saat mereka berada bersama sekeluarga harus memenuhi segala kebutuhan. Dan saat ini mencari pekerjaan sudah semakin sulit, karena saat ini semua aktivitas harus dibatasi termasuk dalam hal bekerja. Banyak industry atau pabrik yang terpaksa harus tutup sementara dan melakukan PHK masal, yang artinya penganguran semakin meningkat. Persaingan semakin besar, dan kejahatan semakin berpeluang besar. Apalagi bagi mereka yang minim akan kesadaran.


Sudah sepantasnya pemerintah memberikan solusi yang terbaik saat masa sulit ini, bukan sebaliknya membuat masyarakat semakin menderita. Ini adalah bukti kegagalan dari pemerintah yang menerapkan sistem kapitalis sekuler, mereka bukan sebagai perisai yang selalu terdepan dalam menjamin keamanan dan kesejahteraan rakyatnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak