By : Messy (Member Revowriter Bukittinggi)
Daring.... Huhu....
Daring.... Huhu....
Daring.... Lagi.... Lagi....
Efek Corona yang kian menganga, Pemerintah meminta untuk meliburkan sekolah, kuliah, kerja dan beragam aktivitas lainnya untuk #StayAtHome saja. Yang memaksa masyarakat untuk berhenti sejenak dalam berkelana ke luar rumah selama 14 hari kedepannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan para kepala daerah membuat kebijakan supaya pelajar sekolah dan mahasiswa tidak ke gedung sekolah atau kampus selama masa Corona. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar di gedung sekolah dan kampus perguruan tinggi ditiadakan sementara.
"Membuat kebijakan tentang proses belajar dari rumah bagi pelajar dan mahasiswa," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, disiarkan langsung lewat akun YouTube resmi Sekretariat Presiden, Minggu (15/3/2020) dilansir dari detik.news
Penyataan tersebut langsung diamini oleh hampir seluruh pihak akademika di perguruan tinggi Indonesia. Dari kampus negeri hingga swasta, dari kampus umum hingga agama. Semua pihak akademika memutuskan untuk meliburkan masyarakat kampus selama 14 hari kedepannya.
Berbeda dengan kampus kami, yang awalnya meliburkan masyarakat kampus selama 14 hari saja berlanjut hingga akhir semesta genap tiba yang berakhir awal Juni nantinya. Hal ini menandakan bahwa kami akan mengikuti proses kuliah daring (online) selama kurun waktu 3 bulan kedepannya. Apakah tindakan ini efektif dan efesien untuk para mahasiswa?
/Kuliah Daring Tak Berbuah Darling/
"Habis Daring, Terbitlah Pusing" itulah pepatah yang sempat viral diberanda WAku beberapa hari terakhir, yang berisi curhatan teman-teman mahasiswa. Dalam perjuangan menghadapi pahit manis kuliah daring yang belum reda.
Aku sebagai seorang yang juga berstatus mahasiswa. Tentu merasakan apa yang dirasakan oleh teman-teman mahasiswa pada umumnya. Dari akses jaringan yang sulit, belum lagi kuota internet yang sedikit, materi ajar yang rumit, banyak orang yang pelit sehingga hati menjadi sakit yang mengakibatkan pemikiran jadi melilit.
Belum lagi curhatan tentang Corona yang kian menganga, tapi negara belum kunjung lockdown, tugas yang semakin smeckdown hingga mahasiswa menjadi down. Tentu akan berefek terhadap daya imun mahasiswa yang seharusnya stabil selama #StayAtHomeSaja. Bukankah seperti itu?
Ditambah lagi kekhawatiran yang semakin menggurita terhadap IPK yang nantinya diperoleh para mahasiswa. Apakah kecepatan jaringan akan berpengaruh terhadap kecepatan nilai akademika? Apakah kehebatan jemari selama kuliah daring akan berpengaruh terhadap kehebatan angka?
Kuliah daring yang diharapkan berakhir darling (disenangi), ternyata tak berbuah fakta. Tak jarang pihak akademika dan mahasiswa kecewa. Dengan mengumpulkan argumentasi suka duka selama kuliah daring terlaksana. Sebab, tak ada fasilititas yang sediakan oleh penguasa. Sehingga berharap kuliah tatap muka kembali terasa.
Kuliah daring yang diharapkan mampu memberi solusi dalam memutuskan rantai penyebaran Corona bagi masyarakat kampus tercinta. Ternyata, sekedar angan-angan saja. Sebab, kata tak berbuah fakta. Lantas, bagaimana nasib masyarakat kampus kedepannya?
Lantas, apakah kuliah daring ini efektif dan efisien dilaksanakan bagi pihak akademika dan para mahasiswa selama masa pendemi Corona? Apa saja yang sudah dilakukan penguasa dalam mengatasi jeritan pihak akademika dan para mahasiswa?
Apapun itu, semoga Corona kian sirna agar kuliah tatap muka kembali terasa. Sehingga kuliah daring tak lagi terlaksana. Apapun itu semoga sistem kapitalis tenggelam dalam lautan hina agar Islam kembali memimpin dunia. Sehingga rahmat bagi semesta kian bergema.
/ISLAM : Daring, Tak Berakhir Pusing/
Islam, bukan saja agama yang mengatur ibadah ritual belaka. Melainkan mengatur seluruh aspek kehidupan nyata. Termasuk dalam aspek pendidikan, Islam memiliki aturan yang rinci dan sempurna. Termasuk program kerja pendidikan yang akan dilakukan selama masa pendemi menganga.
Kita mungkin tak mampu bercerita banyak tentang program kerja pendidikan apa yang dilakukan Khalifah nantinya jika mengalami hal yang sama. Sebab, tak ada sumber yang rinci bercerita tentang perkara itu semua.
Namun, satu hal yang perlu kita ketahui dan pahami bahwa Khalifah bertugas untuk melayani dan menjamin terpenuhinya setiap kebutuhan rakyatnya. Termasuk nantinya memenuhi fasilitas pendidikan selama masa pendemi menganga. Mulai dari akses jaringan yang mudah, kuota internet murah (gratis) dan beragam fasilitas penunjang lainnya.
Sebab, Khalifah sadar betul bahwa kekuasaan yang dimiliki bukan untuk menumpuk pujian manusia, melainkan amanah untuk menetapkan aturan pencipta secara kaffah dalam kehidupan nyata dan memenuhi setiap kebutuhan rakyatnya yang berada di semesta.
Jika hal demikian yang akan terlaksana, tentu pihak akademika dan para mahasiswa tak lagi pusing kepala dalam belajar dan berkarya. Tak lagi ada kecewa yang membara. Melainkan suka dan bahagia yang akan mengangkasa. Selama kuliah daring terlaksana.
Namun, hal itu hanya angan semata. Jika aturan Islam belum diterapkan dalam sebuah negara. Jika aturan Islam belum memimpin semesta. Disini perlunya kita berjuang untuk kembali melanjutkan kehidupan Islam yang mulia. Terutama bagi pihak akademika dan para mahasiswa harus berada digarda terkemuka. Allahu Akbar!
Tpn4420