Kondisi Memprihatinkan Rumah Sakit Rujukan Pasien Covid-19 di Kendari

Oleh: Dewi Tisnawati, S. Sos. I (Pemerhati Sosial)

Wilayah Sulawesi Tenggara kekurangan Alat Perlindungan Diri (APD) penanganan virus Corona (Covid-19). Dirilis pada Liputan6.com, Kendari - Wilayah Sulawesi Tenggara kekurangan Alat Perlindungan Diri (APD) penanganan virus Corona Covid-19. Sejauh ini, rumah sakit rujukan Covid-19, RS Bahteramas dan RSUD Kota Kendari, sangat kekurangan APD untuk dipakai tim dokter, perawat, dan pasien.
Meskipun banyak bantuan yang datang, tetapi dengan persediaan yang ada, hanya bertahan 2 minggu. Hal ini, terungkap saat Senator asal Sulawesi Tenggara, Wa Ode Rabia Al Adawiya, menerima laporan soal kondisi rumah sakit. Saat ini, di Sulawesi Tenggara, mulai dari Gubernur hingga Dinas Kesehatan juga berupaya melobi hingga ke tingkat pusat terkait percepatan penanganan Corona Covid-19. Sultra sudah memiliki tiga pasien positif dan puluhan PDP yang memerlukan penanganan.
Olehnya itu, dari tim medis terancam mogok tugas sebagaimana dijelaskan pada Kendari, CNN Indonesia - Sejumlah daerah mengeluhkan kekurangan alat pelindung diri (APD) bagi petugas medis dalam penanganan Virus Corona. Beberapa pekerja di Rumah Sakit Umum (RSU) Bahteramas, Kendari, Sulawesi Tenggara, bahkan mengancam mogok.
"Kita harap APD bagi petugas medis segera diadakan. Kalau tidak, maka petugas medis ini mengancam mogok. Mereka tidak mau konyol," ungkap Dewan Pengawas (Dewas) RSU Bahteramas Abu Hasan, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (20/3).
Covid 19 belum juga mereda justru semakin bertambah sebab di negeri yang menerapkan sistem kapitalis saat ini tidak sigap dalam mengentas penyebarannya. Kebijakan lock down sebagai langkah yang efektif dalam menghentikan penyebaran virus ini tidak juga diterapkan oleh penguasa. Sehingga tidak heran jika korban akan terus bertambah dan memakan waktu lama.
Belum lagi persediaan sarana dan prasarana kesehatan tidak memadai, termasuk para tim medis yang mengalami kekurangan alat pelindung diri menyebabkan banyak dari mereka yang terjangkit Covid 19 ini. Hal ini justru akan memperparah keadaan karena para medis yang sangat berperan penting dalam menangani pasien Covid 19 justru menjadi korban.
Kondisi ini benar-benar sangat memprihatinkan. Mereka sudah rela meninggalkan keluarga hingga mengorbankan keselamatan jiwanya demi menyelamatkan ribuan nyawa namun jika mereka kekurangan alat pelindung diri maka sama saja mereka serahkan diri untuk terjangkit Covid 19 ini. Sehingga wajar saja jika mereka mengancam mogok.
Tentunya hal ini tidak lepas dari tanggungjawab negara. Sistem kapitalis saat ini terbukti, penguasanya tidak mampu melindungi rakyatnya dari serangan Covid 19 termasuk para medis sebab tidak menerapkan kebijakan lock down dan tidak menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Maka tidak ada harapan lagi solusi darinya.
Perlu diingat bahwa setiap musibah yang menimpa manusia akibat tangan manusia sendiri yakni dengan meninggalkan aturan dari Sang Pencipta. Allah SWT berfirman yang artinya: ⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣⁣
Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (TQS. ar-Rum/30:41)⁣⁣⁣
Maka satu-satunya jalan adalah harus kembali kepada Islam yang memiliki seperangkat aturan yang lengkap, yang mampu memecahkan segala persoalan hidup manusia termasuk dalam mengatasi pandemi Covid 19 yang sedang melanda saat ini.
Dalam Islam, negara mempunyai tanggungjawab besar terhadap seluruh urusan rakyatnya. Dalam mengatasi pandemi seperti Covid 19 mengharuskan lock down untuk mengurangi penyebarannya. Adapun pelayanan dan kesehatan harus berkualitas yakni dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten.
Karenanya negara wajib membangun berbagai rumah sakit, klinik, laboraturium medis, apotik, lembaga litbang kesehatan, sekolah kedokteran, apoteker, perawat, bidan serta sekolah kesehatan lainnya yang menghasilkan tenaga medis. Negara juga wajib mengadakan pabrik-pabrik yang memproduksi peralatan medis dan obat-obatan, menyediakan SDM kesehatan baik dokter, apoteker, perawat, psikiater, akupunkturis, penyuluh kesehatan dan lain sebagainya.
Pelayanan kesehatan harus diberikan secara gratis kepada rakyat baik kaya ataupun miskin tanpa diskriminasi baik agama, suku, warna kulit dan sebagainya. Pembiayaaan untuk semua itu diambil dari kas Baitul Mal, baik dari pos harta milik negara maupun milik umum.
Dengan demikian, apabila terjadi kasus wabah penyakit menular dapat dipastikan negara dengan sigap akan membangun rumah sakit untuk mengkarantina penderita, atau membangun tempat karantina darurat. Serta mendatangkan bantuan tenaga medis yang handal dan profesional untuk membantu agar wabah segera teratasi.
Begitu jelas Islam menyelesaikan semua persoalan hidup. Termasuk dalam menangani terjadinya wabah/pandemi. Jika saja di negeri ini menerapkan syariat Islam maka tidak akan terjadi hal buruk seperti saat ini yakni kekurangan alat perlindungan diri kepada tim medis, akibatnya mereka mengancam mogok yang akan memperparah keadaan. Semoga saja banyak yang sadar dengan diterapkannya sistem kapitalis saat ini dan segera mengharapakan diterapkannya syariat Islam, aamiin! Wallahu a'lam bish shawab.
⁣ ⁣⁣⁣⁣⁣

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak