Oleh: Aminah Darminah, S.Pd.I.
(Muslimah Peduli Generasi)
Program kartu prakerja yang dijanjikan pemerintah sudah berjalan. Ditengah ujian wabah saat ini, rakyat sangat membutuhkan uluran tangan dan subsidi dari pemerintah. Kartu prakerja yang diluncurkan, sasaranya tidak hanya kalangan masyarakat yang terkena, dampak wabah corona dan imbas PHK.
Para artispun mendapat jatah kartu prakerja. Menurut menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Wishnutama Kusubandio "Banyak yang dibicarakan, terakhir saya ngobrol sama staf ahli Ari Juharto bicara soal kartu prakerja, akhirnya dibuatkan template, Marindo untuk manajer artis, kru, asisten di artis, manajemen. Mengisi formulir untuk didaftarkan kartu prakerja, menurutnya, mereka bakal mendapatkan semacam bantuan langsung tunai setiap bulannya.(detik.Hot, 14/4/2020).
Sejak diluncurkan kartu prakerja, muncul protes dari berbagai kalangan tetkait pelaksanaannya, sebab kartu prakerja dianggap tidak tepat sasaran. Pihak yang merasakan dampak wabah corona secara langsung, adalah kalangan marjinal seperti buruh pabrik, pedagang keliling, pedagang kantin sekolah, tukang becak.
Proses pendaftaran yang ribet bagi sebagian orang, yang tidak terbiasa menggunakan smart phone, menjadi kendala untuk mendapatkan jatah kartu prakerja. Ditambah lagi perusaah yang ditunjuk untuk melaksanakan pelatihan, perusaahaan yang digawangi salah satu staf khusus presiden. Ruangguru diprogram kartu prakerja, disoroti karena salah satu pendirinya sekaligus dirut ruangguru adalah Belva Syah Devata, Staf khusus presiden.
Program kartu prakerja, adalah program subsidi dari pemerintah bagi kalangan pencari kerja maupun korban PHK. total dana yang diguyur 19,80 triliun 5,6 triliun subsidi pelatihan melalui "kelas online". Ruang guru salah satu perusahaan yang berasal dari Singapura.
Banyak kalangan menganggap program ini tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Menurut peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudistira, menilai bahwa kartu prakerja diterapkan saat kondisi perekonomian sedang normal. Saat terjadi pandemi covid-19 program ini tidak perlu diluncurkan. Apalagi sampai harus menaikkan anggaran hingga 100 persen, dari Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun, untuk 5,6 juta orang. Dalam kondisi sulit saat ini, masyarakat dan para korban PHK lebih membutuhkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dibanding kartu prakerja. (Rmol.ID, 12/4/2020).
Jelas dalam kondisi pandemi saat ini, dimana ekonomi bangsa sedang melorot, pemerintah menunjukkan jatirinya sebagai negara yang mengemban ekonomi kapitalis, tetap yang diperhitungkan untung dan rugi. Tampa memikirkan terpenuhinya seluruh kebutuhan masyarakat. Yang mendapat keuntungan, para pengusaha yang memiliki modal besar, dan berkolaborasi dengan penguasa.
Berkaca dari aktivitas yang dilakukan Rosulullah dan para sahabat, dalam memenuhi kebutuhan msyarakat individu perindividu. Sebut saja Umar bin Khattab, pernah sidak dimalam hari untuk memastikan kondisi masyarakat. Walhasil beliau menemukan salah satu keluarga, yang sedang memasak batu untuk dimakan, seketika Umar mengambil bahan makanan pokok dari Baitul Mal, dan beliau memanggul sendiri gandum untuk diberikan kepada keluarga yang sedang kelaparan.
Pada masa paceklik dan kelaparan, Umar Radhiyallahu ‘anhu hanya makan cuka dan minyak sehingga kulitnya berubah menjadi hitam. Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Akulah sejelek-jelek kepala negara apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan.”
Amirul Mukminin Umar juga segera membagi-bagikan makanan dan uang dari baitul mâl hingga gudang makanan dan baitul mâl kosong total. Kemudian dia mengirimkan surat kepada dua gubernur untuk memberikan bantuan kepada wilayah yang sedang mengalami paceklik dan kelaparan. Bantuan pun datang hingga terpenuhi kebutuhan rakyat dan terbebas dari kelaparan.
Begitulah cara Islam menyelesaikan krisis yang dihadapi kaum muslimin, penerapannya sudah dicontohkan oleh Rosulullah saw dan para Khulafa al Rasyidin. Maka dalam suana krisis yang dihadapi masyarakat saat ini akibat wabah corona, pemerintah harus mengerahkan seluruh kemampuannya, bekerjasama dengan seluruh jajaranya, untuk membantu masyarakat secara langsung yang terkena dampak wabah. Memenuhi kebutuhan mereka individu perindividu, dengan cara mengalihkan semua anggaran APBN dan APBD untuk memberi subsidi kebutuhan pokok, listrik, rumah sakit, komunikasi, BBM. Dengan demikian krisis yang dihadapi masyarakat akan tertangani secara keseluruhan tidak pandang bulu.
Wallahualam.