Oleh : Silvi Ummu Zahiyan ( Member Pena Muslimah Bogor)
Kelompok-kelompok sayap kanan telah mengambil keuntungan dari ketakutan orang-orang terhadap pandemi covid-19 (virus corona), melalui teori konspirasi dan disinformasi dengan menjelek-jelekkan kaum Muslim, dan menyebarkan propaganda Islamofobia. Di Inggris, India juga di Amerika Serikat beredar opini bahwa gereja-gereja akan dipaksa untuk tutup selama pandemi, sementara masjid akan tetap terbuka untuk beribadah. Sentimen anti-Muslim sudah sangat tinggi di berbagai negara. Pandemi covid-19 mengintensifkan Islamophobia di berbagai negara (Republika, 11/04/2020)
Di setiap keadaan selalu saja ada yang memancing di air keruh, termasuk di saat wabah virus corona seperti sekarang. Kelompok-kelompok sayap kanan di berbagai negara menggunakan momen corona untuk menyerang umat Islam, memicu Islamofobia dengan rumor dan hoaks. Namun klaim itu dibantah oleh kepolisian Inggris dan lembaga advokasi anti-hoaks, Tell Mama. Mereka mengatakan video dan foto itu sudah lama, jauh sebelum wabah virus corona dan dikeluarkannya larangan keluar rumah di Inggris ( TodayLine, 12/04/2020)
Di tengah pandemic covid, umat Islam di berbagai negeri menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian warga non muslim. Muslim dituduh menjadi sumber sebaran wabah dan sengaja menyebar virus utk membunuh non muslim (#coronajihad). Berbagai kecurigaan terhadap Islam atau ajaran Islam dan pengikutnya sudah lama berkembang di dunia. Puncaknya saat terjadi peristiwa WTC 11 September 19 tahun lalu. Otak di balik penyerangan gedung kembar pencakar langit yang merupakan lambang kejayaan ekonomi Amerika dan juga gedung Pentagon dituduhkan sosok religius muslim. Sejak saat itulah, segala kejadian senantiasa hangat dikaitkan umat Islam.
Sejak peristiwa menggemparkan dunia itu, citra Islam semakin terusik, khususnya di negara Eropa dan Amerika. Bahkan, dunia dalam berbagai kegiatan selalu mengaitkan ketakutan terhadap Islam. Padaahal sebenarnya hal itu tidak mendasar. Mulai saat itu pengaruh Islamophobia sangat dirasakan oleh umat Islam di seluruh pelosok dunia. Mereka yang berada minoritas tidak bisa berbuat banyak, selain menerima perlakuan tidak manusia dari penguasa setempat. Sekalipun dalam kondisi saat ini, umat Islam terpuruk dalam wabah pandeni covid19. Hal ini menjadi tragis, tatkala pelaku Islamophobia adalah para penguasa negeri sendiri. Yang seharusnya memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada rakyatnya.
Islamofobia adalah penyakit akut masyarakat sekuler yang mengkampanyekan antidiskriminasi dan kesetaraan. Faktanya, selalu muncul kasus-kasus islamofobia yang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir bahkan menjadi bahan kampanye para politisi sepanjang masa. Selama aturan buatan manusia ini dijadikan tolok ukur kebijakan. fakta telah menjawab keberhasilan mereka. Efek global Islamophobia telah menjadikan negara-negara di berbagai belahan dunia termasuk di negeri kita tercinta dengan persepsi buruk tentang Islam. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan dana besar-besaran agar ideologi penjajahan Kapitalisme tetap memiliki pengaruh dunia.
Islamophobia menjadi bukti kerusakan masyarakat sekuler dan kegagalan sistem menciptakan keharmonisan masyarakat. Upaya menjauhkan umat Islam dengan ajaran Islam. Juga dalam upaya mempersempit gerak dakwah Islam dalam menyiarkan agama serta hukumnya. Berupaya mengadu domba orang-orang yang masih tetap tsiqoh memperjuangkan Islam kafah. Khawatir kelompok atau orang-orang tersebut mampu menyadarkan umat Islam yang selama ini tertidur pulas sehingga umat Islam memiliki sebuah kesatuan padu berfikir yang mengarah kepada kebangkitan yang menyeluruh.
Kegigihan mereka di gambarkan dalam Al-Qur’an sebagaimana berikut: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al Baqarah: 120)
Dengan demikian sungguh pertentangan mereka begitu keras sehingga tidak dapat disangsikan lagi. Sudah seharusnya umat sadar untuk kembali bergandengan tangan. Merengkuh lebih dekat aturan Allah. Melaksanakan semua perintah Allah tanpa terkecuali. Umat Islam harus kembali kepada solusi Islam. Solusi satu-satunya adalah dengan menyatukan umat Islam dalam satu kepemimpinan sempurna. Membawa kepada kehidupan yang haikiki, totalitas hidup hanya dalam ketaatan kepada Allah semata. Wallahu a’lam bishshawwab.