Oleh :
Wiwit Widayani, SH. I
Sungguh ironis dan menyakitkan hati. Di tengah pandemic covid-19, umat Islam di berbagai negeri menjadi korban tindakan diskriminasi dan kebencian warga non muslim. Dari Amerika Serikat hingga India menghembuskan bau busuk Islamophobia.
Muslim dituduh menjadi sumber penyebaran wabah dan sengaja menyebar virus untuk membunuh non muslim.
Di Amerika Serikat, situs website sayap kanan telah menyebarkan propaganda anti-Muslim secara daring. Mereka menyebarkan teori konspirasi palsu bahwa gereja-gereja di negara itu akan dipaksa untuk tutup selama pandemi, sementara masjid akan tetap terbuka untuk beribadah.
"Sayangnya, yang kami lihat yakni virus corona sebagai alasan untuk rasis dan xenofobik yang ada didorong ke depan dan tengah," kata Direktur First Draft News AS, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk menangani disinformasi, kata Claire Wardle, dilansir dari Huffpost, Sabtu (11/4).
Sementara di India, para ekstrimis menyalahkan seluruh populasi Muslim di negara itu. Ekstrimis mengklaim muslim sengaja menyebarkan virus melalui "corona-jihad".
Banyak di antara pelaku propaganda anti-Muslim memiliki sejarah mendokumentasikan pembuatan konten xenophobia, dan Islamofobia sebelum pandemi corona. Mereka membuat statistik tentang infeksi virus dan menciptakan cerita yang menyalahkan umat Islam atas krisis.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain, atau yang dianggap asing. Beberapa definisi menyatakan xenofobia terbentuk dari keirasionalan dan ketidakmasukakalan.
Konten penyebaran informasi palsu dan kebencian menyebar semakin mengkhawatirkan. Hal ini karena banyak orang tinggal di rumah, mereka sering mendapatkan berita dan bersosialisasi secara daring.
Di India, tagar dan meme Islamofobia dimulai segera setelah wabah. Sentimen anti-Muslim sudah sangat tinggi di sana, dan lebih dari 50 orang telah tewas dalam kerusuhan anti-Muslim semenjak Februari. Pandemi covid-19 mengintensifkan Islamophobia di negara itu.
Pihak berwenang India mengaitkan hampir 1.000 kasus Covid-19, dengan kelompok Muslim pinggiran yang menolak seruan untuk tinggal di rumah dan mengadakan konferensi tahunannya(Jamaah Tabligh). Para politisi dengan cepat menyalahkan populasi Muslim untuk penyebaran virus. Namun penilaian tersebut salah, mayoritas populasi Muslim India mengutuk acara tersebut dan menghormati seruan karantina.
Kemudian muncul video-video viral yang menyatakan muslim meludahi polisi dan warga India yang bukan Muslim untuk menuduh menyebarkan virus. Sebuah fenomena yang dijuluki "corona-jihad" atau "bio-jihad".
Sejumlah berita juga melaporkan informasi yang keliru dan meme xenofobik. Mereka melukiskan Muslim dengan karakter kartun jahat yang sengaja menyebarkan virus.
(#coronajihad)
https://republika.co.id/berita/q8lxk3430/kelompok-islamofobia-manfaatkan-isu-corona-sudutkan-muslim
https://today.line.me/id/article/Dari+AS+hingga+India+Kelompok+Sayap+Kanan+Picu+Islamofobia+saat+Wabah+Corona-7lw0gQ
https://kumparan.com/kumparannews/dari-as-hingga-india-kelompok-sayap-kanan-picu-islamofobia-saat-wabah-corona-1tCw9bCxVpO
Islamofobia adalah penyakit akut masyarakat sekuler yang mengkampanyekan antidiskriminasi dan kesetaraan. Tapi ternyata sering terjadi ketidak adilan dan diskriminasi terhadap kaum muslimin.
Selalu muncul kasus-kasus islamofobia yang dilakukan oleh kelompok yang terorganisir bahkan menjadi bahan kampanye para politisi.
Hal ini menjadi bukti valid kerusakan masyarakat sekuler dan kegagalan sistem dalam menciptakan integrasi atau keharmonisan masyarakat.
Sistem sekuler membuang agama dalam kehidupan sehari-hari, dalam berfikir dan bersikap menghadapi persoalan. Bahkan cenderung memusuhi agama hadir menjadi pemecah segala persoalan manusia. Agama hanya dipojokan dalam ruang pribadi bersifat ritual sempit. Spirit inilah yang menjadikan sistem sekuler tidak bisa adil dan diskriminatif terhadap Islam dan kaum muslimin.
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ
وَيَأْبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ
ٱلْكَٰفِرُونَ ﴿٣٢﴾
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai."
(Q.S.9:32)
Ajaran Islam tidak mengajarkan sekuler, namun mengajarkan penganutnya kaffah yakni menjalankan ajaran Islam secara sempurna dan paripurna dalam seluruh aspek kehidupan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu."
(Q.S.2:208)
Tags
Opini