Oleh : Sarinah
(Aktivis Back to Muslim Identity Makassar )
Setiap waktu adalah kesempatan dan peluang. Maka sebaik-baik manusia adalah ia yang menggunakan waktunya untuk hal yang bermanfaat.
Lika-liku kehidupan selalu menuntut seseorang untuk terus mengasah diri dan menambah wawasan.
Bukan ia yang gampang putus asa dikala harapan tak sesuai kenyataan, setiap perjuangan akan menuntut pengorbanan karenanya berkorbanlah untuk hal yang bisa memberi kontribusi bagi masa depan bukan untuk hari ini namun juga untuk hari esok.
Jadilah bermakna dengan memberikan setitik harapan, yang dengannya kita saling membangkitkan. Bukan saling membanggakan diri namun berusaha memberikan yang terbaik.
Karena sesungguhnya apa yang kita perbuat akan menjadi sejarah bagi masa depan, maka perhatikanlah kemana kita melangkah karna baik buruknya akan ditentukan dengan apa yang kita perbuat hari ini.
Memang benar semua ditentukan oleh pilihan kita sendiri sehingga kita harus mengetahui hakikat lingkungan dan bagaimana pengaruhnya bagi msing-masing pribadi.
Kita hidup diera globalisasi yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi manusia, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Oleh karenanya sangat penting untuk menyaring informasi yang masuk ketengah-tebgah kita.
Jangan sampai justru kita terpengaruh atau terbawa arus negatif dari globalisasi tersebut. Sehingga benteng untuk memperkuat atau alat untuk menyaring setiap informasi atau budaya yang masuk ditengah tengah kita tiada lain adalah dengan memperkuat keimanan.
Keimanan sebagai benteng kaum muslim dalam menghadapai budaya ataupun arus globalisasi sehingga kita tidak akan gampang mengambil atau mempraktekkan sebuah ilmu jika hal tersebut bertentangan dengan akidah kita.
Sehingga kiranya kita harus senantiasa meningkatkan ilmu atau pemahaman kita terhadap islam dan giat mengkaji ilmu islam dan mempelajari bagaimana islam memandang sebuah masalah dan solusi yang diberikan terhadap masalah tetsebut.
Kiita mengetahui bahwa islam adalah agama yang sempurna, dimana Islam tidak hanya membahas masalah aqidah namun juga membahas masalah sistem sehingga hal ini dapat memberikan solusi yang tepat bagi setiap permasalahan yang kita hadapi.
Karena islam adalah sebuah agama yang berasal dari sang pencipta yakni Allah SWT yang hakikatnya Dialah yang paling tahu tentang manusia itu sendiri, dan Dia telah menurunkan al-Quran kepada manusia sebagai pedoman dalam kehidupan. Adapun al-Quran sebagai kitab yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW adalah firman atau kalam Allah SWT yang tidak ada manusiapun yang bisa membuat hal serupa dengannya.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 23).
Pada ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menantang kepada orang-orang musyrik, orang-orang munafik dan orang-orang kafir yang meragukan kebenaran Al-Quran dengan menyatakan : “Jika kamu sekalian masih ragu ragu tentang kebenaran Al-Quran dan menyatakan Al-Quran itu buatan Muhammad, maka cobalah membuat sebuah kitab yang serupa dengan Al-Quran, walaupun hanya satu surat saja. Kalau benar Muhammad yang membuatnya, tentu kamu sanggup pula membuatnya karena kamu pasti sanggup melakukan segala perbuatan yang sanggup dibuat oleh manusia. Ajak pulalah penolong-penolong kamu, berhala-berhala yang kamu sembah, pembesar-pembesarmu, bersama-sama dengan kamu membuatnya karena kamu mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala dan pembesar-pembesarmu itu.
Dalam ayat lain, Allah menegaskan tantangannya :
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu”, Katakanlah : “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Q.S. Huud [11]: 13).