Cara Islam Dalam Menghadapi Wabah




Oleh : Rengga Lutfiyanti

Dunia saat ini tengah digegerkan oleh wabah virus corona (Covid-19). Virus ini pertama kali muncul di Kota Wuhan, China. Namun virus ini menyebar dengan sangat masif hingga ke berbagai negara. Penyebaran wabah virus corona secara global masih terus bertambah. Menurut data real time, Coronavirus Covid-19 Global Cases by the CSSE at John Hopkins University tercatat ada 662.073 kasus hingga Minggu (23/03/2020) pagi. Adapun jumlah negara yang menginformasi terjangkit virus corona mencapai 200 negara (kompas.com, 29/03/2020).

Hal ini tentu saja membuat kepanikan di masyarakat. Akibatnya membuat beberapa orang mengalami pembelian panik atau panic buying. Dimana panic buying justru membuat masalah baru di tengah merebaknya wabah virus corona. Adanya perilaku panic buying, ini didasari oleh rasa kecemasan yang tinggi. Yang mengakibatkan orang kehilangan untuk mengendalikan perasaan diri atau kehilangan sense of control. Ketua Krisis UI Dicky Palupessy mengungkapkan bahwa, “Secara psikologis, merebaknya virus corona menguatkan pikiran kita akan kematian. Ketika kita diingatkan tentang kefanaan tersebut, maka orang bisa menjadi lebih impulsif, termasuk impulsif pada membeli barang”. Dicky juga menambahkan bahwa informasi keliru, tidak akurat, dan tidak meyakinkan yang berkembang di tengah ancaman virus mengakumulasi rasa takut setiap orang terhadap tindakannya dalam membeli barang (cnnindonesia.com, 22/03/2020).

Kepanikan dalam menyikapi wabah penyakit membuktikan bahwa sikap masyarakat dalam sistem kapitalisme lemah akan nilai takwa. Sehingga tawakal tidak mendominasi dalam menyikapi setiap masalah. Sistem kapitalisme juga menciptakan sikap individualis dalam diri individu. Yang menyebabkan mereka bertindak tanpa memikirkan orang lain. Hal ini terbukti dengan adanya sikap membeli barang secara berlebihan dan melakukan penimbunan barang tanpa memikirkan kondisi orang lain yang juga sedang membutuhkan. Adanya rasa tidak percaya terhadap pemerintah juga menjadi penyebab kepanikan dalam masyarakat.

Hal ini karena tidak adanya bukti konkret terkait persediaan logistik saat menghadapi wabah virus corona. Dan tidak adannya kejelasan dan kepastian dari pemerintah dalam penanganan wabah corona salah satunya adalah bantuan apa yang akan diberikan kepada masyarakat. Selain itu masih sebagian saja oknum yang ditindak tegas pemerintah karena menimbun pasokan barang yang memicu kenaikan harga. Dengan demikian, telah membuktikan kepada kita bahwa sistem kapitalisme menghasilkan berbagai keburukan. Salah satunya yaitu buruknya atas pengurusan hidup rakyatnya.

Karena memang dalam sistem kapitalisme semua dinilai berdasarkan untung rugi. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat di tengah wabah virus corona juga dinilai berdasarkan untung rugi. Dari sistem ini juga lahir masyarakat yang kurang keyakinan kepada Tuhan yaitu Allah Swt yang maha kuasa atas segala sesuatu. Hingga setiap orang dihantui oleh rasa takut dan cemas. Namun berbeda halnya dengan Islam. Di dalam Islam kita diajarkan tentang iman kepada qada dan qadar Allah. Wabah virus corona merupakan musibah. Dan musibah merupakan bagian dari qada Allah Swt. Maka bagi muslim yang beriman sikap kita terhadap qada Allah Swt adalah ridha. Selain itu kita juga dianjurkan untuk ikhlas dan bersabar dalam menghadapi musibah. Kemudian banyak berdoa, berzikir, dan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt.

Disamping itu kita juga harus tetap berikhtiar. Dimulai dari diri sendiri yaitu dengan rajin mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, makan makanan yang bergizi, minum vitamin, dll. Selain itu peran pemerintah dalam penanganan wabah virus corona juga sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam Islam, pemimpin (pemerintah) wajib mengurus urusan rakyatnya, termasuk urusan kesehatan mereka. Bahkan dalam Islam negara wajib menjamin pelayanan kesehatan untuk seluruh rakyat secara gratis. Dan juga negara wajib untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyatnya. Dan semua diberikan secara gratis tanpa memandang untung rugi. Sebab dalam Islam nyawa seseorang lebih berharga daripada dunia dan seisinya. Rasulullah saw bersabda, “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Masi 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani)

Dan untuk mencegah penyebaran wabah di suatu wilayah. Islam memberlakukan karantina wilayah atau saat ini lebih dikenal dengan lockdown. Sebab hal ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah saw saat terjadi wabah Tha’un. Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, jangan keluar darinya” (HR. al-Bukhari). Dan saat terjadi lockdown negara tidak serta merta berlepas tangan, tetapi negara tetap menjamin kebutuhan rakyatnya. Sebab dalam Islam negara adalah pelindung bagi rakyatnya, sehingga negara berkewajiban untuk memenuhi hajat hidup rakyat.

Wallahu a’lam bish shawwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak