Air Mata Pejuang




Oleh : Khaulah Binti Suri


Irama dengkur saling bersahutan

Lelah abdi tak kunjung berkesudahan

Pesimisme mengiringi langkah juang

Sebab peran berbuntut ketidakadilan




Netra memandang tanpa rasa bosan

Meriayah ribuan jiwa demi senyum jutaan manusia

Peluh membasahi tubuh dalam balutan hazmat seadanya

Bertaruh nyawa menjadi konsekuensi pasti dalam profesi




Hingga kabar duka mulai menyapa

satu persatu gugur dari medan juang

Namun, tingkah manusia angkuh menghadirkan luka tak bertepi

Jasad pejuang, mereka benci




Ketika puluhan batu melayang untuk menyakiti

Ketika caci maki keluar dari lisan tajam

Ketika penolakan demi penolakan menjadi buah dari pengabdian

Adakah harga yang lebih kejam dari semua ini?



Peluk tak pernah kami dapatkan

Rindu tertahan dalam jarak ruang

Berucap cinta menjadi hal langka

Derai air mata mewarnai setiap doa

Hingga berpisah dari nyawa menjadi ujung yang ditakdirkan




Dalam arah pandang manusia angkuh

Pengorbanan adalah aib dan sampah

Namun mengertilah, ketika syahid menjadi titel terbaik

Maka semesta menjadi saksi atas Ridho pencipta

Menjelma akhir indah dari jalan juang kehidupan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak