Oleh: Tri Nuryani
Seorang remaja putri berusia 15 tahun, pelajar kelas 3 sebuah sekolah menengah pertama (SMP), menggegerkan publik Jakarta Pusat, setelah mendatangi Polsek Tamansari. Anak Baru Gede (ABG) berinisial NF itu mendatangi kantor polisi dan mengaku telah membunuh seorang anak berusia 6 tahun yang masih merupakan tetangganya (TribunJakarta, 6/3/20).
Polres Metro Jakarta Pusat langsung melalukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi pembunuhan bocah berusia 6 tahun yang ditemukan tewas dalam kondisi terikat di dalam lemari pakaian.
Dalam olah TKP ini, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan harian (diary) milik pelaku. Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo mengatakan, papan tulis dan buku catatan itu berisi curahan hati dari sang pelaku. Pelaku melakukan aksi pembunuhan ini karena sering melihat film horor, mirisnya pelaku melakukan pembunuhan ini dengan kesadaran dan tidak menyesalinya (TribunJakarta, 6/3/20).
Ya, belakangan ini moral generasi penerus bangsa sangat mengkhawatirkan. Penyebabnya di antaranya karena adanya kemajuan tekonologi. Kemajuan teknologi memang memiliki dampak yang positif karena dapat membantu mempermudah kegiatan manusia, namun dampaknya akan sangat berbahaya jika tidak digunakan dengan benar, misalnya menonton video kekerasan, menonton film horor yang memberi sensasi takut tapi penasaran dan menonton video porno.
Selain itu karena pudarnya keimanan, seketika akan terjerumus ke hal yang membahayakan dan juga karena faktor lingkungan. Baik itu di rumah, di sekolah atau di masyarakat dan juga negara. Mengapa demikian? Ya dari lingkungan keluarga yang mulai hilang pengontrolan terhadap anak-anak remaja. Dari lingkungan masyarakat yang abai juga individualis. Dan dari negara, karena telah mengadopsi paham liberalisme - sekulerisme, semua orang berhak bebas melakukan apapun tanpa batasan.
Sudah hilangkah rasa kemanusian pada kawula remaja sekarang ini sehingga berani dan tak menyesali telah melakukan perbuatan yang amat dibenci Allah SWT, merenggut nyawa di dalam Islam sangat dilarang?
Membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan syari’at merupakan dosa besar. Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah melarang dengan firman-Nya:
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allâh (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar". [ al-Isrâ`17:33].
Tontonan hanyalah sebatas tontonan. Ia tak dapat dijadikan tuntunan. Tuntunan ada dalam syariat Islam. Bagaimana kita taat pada aturan Allah SWT, itulah yang akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Yang hari ini sudah dipisahkan dari kehidupan manusia.
Akar masalah dari rusaknya akhlak generasi adalah penerapan sistem sekuler di tengah masayarakat. Aturan agama tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup. Manusia bebas sebebas-bebasnya dalam berprilaku. Tak peduli apakah itu bertentangan dengan agama atau tidak. Diridai Allah atau malah mendapat murka-Nya.
Karena prinsip dasar sekuler adalah memisahkan agama dari kehidupan manusia. Agama hanya ada di tempat-tempat ibadah saja. hanya dijadikan sebagai agama ritual. Sementara urusan pendidikan, kesehatan, politik termasuk pergaulan tidak perlu diatur oleh Islam. Padahal Islam tidak hanya sekedar agama tapi juga aturan hidup.
Untuk mengcounter agar film sekuler ini tidak merusak akhlak generasi adalah dengan penanaman nilai-nilai Islam pada tiap individu remaja. Dan penjelasan, mengapa film yang mengumbar kekerasan dan pelecehan tak layak untuk dijadikan tontona . Diharapkan dengannya para remaja mampu memiliki akhlak yang baik.
Namun, selain penguatan dari sisi individu, keluarga juga memiliki peran penting dalam menumbuhkan kesadaran remaja. Mereka memberikan bimbingan agama, perhatian dan kasih sayang yang cukup, keteladanan yang baik dan pengawasan yang efektif. Dari masyarakat memberikan kontrol sosial terhadap segala perilaku remaja. Budaya amar makruf nahi mungkar mengakar dengah baik dan diterapkan secara praktis.
Yang paling penting adalah peran negara. Negara membentuk sistem dan tata aturan dalam bermasyarakat untuk mengendalikan tontonan atau film mana yang layak untuk dilihat.
Namun, masalahnya hingga saat ini peran negara masih lemah. Alih-alih memberikan larangan tayang terhadap film atau tontonan yang cenderung merusak akhlak generasi, malah justru sebaliknya, memberikan apresiasi. Ini menjadi harapan kosong belaka. Ya, Tidak ada lagi sistem yang paling sempurna selain Islam. Aturan Islam diturunkan dari Rabb Yang Mahatahu atas seluruh hamba-Nya.
Dan masalah apapun yang ada akan mudah diselesaikan dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Wallahu a’lam bishawab.
Tags
Opini