Selamatkan Ekonomi, Abai Keselamatan Rakyat


Oleh : Nur Arofah 

Sejak terungkapnya dua orang wanita yang terinfeksi virus COVID-19 pada 2 Maret 2020, yang berdomisili di Depok. Telah resmi diumumkan presiden Joko Widodo.

Kini semakin terus meningkat grafik pertambahan kasus wabah Corona. Data terbaru kasus Corona ini tembus  1.046 orang, 87 orang meninggal, 46 orang sembuh.

"Ada penambahan kasus  konfirmasi positif sebanyak 153 kasus baru. Sekali lagi masih ada penularan di tengah masyarakat," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto pada konferensi pers di graha BNPB di Jakarta, Jum'at pukul 15:55 WIB.Suara.Com (27/03/2020).

Sudah 13 negara memberlakukan lockdown yaitu ; China, Italia, Polandia, El Salvador, Irlandia, Spanyol, Denmark, Filipina, Lebanon, Perancis, Belgia, Selandia Baru, Malaysia. Wuhan sejak (23/03/2020 ) sudah memberlakukan lockdown.

Sayangnya di negeri Indonesia sampai saat ini presiden Joko Widodo melalui ketua BNPB menyatakan tidak akan melakukan .

Padahal beberapa saat lalu presiden Joko Widodo menegaskan keselamatan rakyat prioritas utama dalam penanggulangan COVID-19.

"Solusi populi suprema Lex (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi). Demikianlah pesan presiden Jokowi dalam kesiagaan bersama pemerintah Pusat, pemerintah daerah, tokoh tokoh agama dan masyarakat. Serta setiap Warga Negara Indonesia, ucap Fadroel, Juru Bicara presiden. Jakarta, minggu. Media Indonesia (22/03/2020).

Amat berat perjuangan para medis, dimana mereka menjadi bagian terdepan dalam wabah ini, berhadapan langsung dengan pasien.

Mereka yang berada di garda depan kemanusiaan, dokter, perawat, dan tim medis lainnya amat membutuhkan APD(Alat Pelindung Diri) dikeluhkan kekurangan. Seperti yang diungkapkan dr.Prastuti Asta Wulaningrum, ketua satgas Corona RS Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya.

"Kami bisa bertahan sampai dua hari untuk penggunaan APD. Sementara untuk pelindung mata, masker N95 cukup tiga hari, ujar dr.Prastuti RSUA Surabaya. Liputan6.Com (19/03/2020).

Dokter, perawat dan Para medis membutuhkan doa dan dukungan, karena merekalah yang paling rentan dengan terpaparnya virus Corona.

Dengan kelelahan yang luar biasa, baik fisik maupun sarana dan prasarana untuk pengobatan pasien.
" Kurang personil, kurang ventilator, kurang APD", ungkap dr.Fariz Nurwidya spesialis paru. Selasa, CNBC Indonesia (17/03/2020).

Dari kondisi ini banyak Masyarakat memviralkan kerja tim para medis dan kemudian menggalang dana sebagai bentuk dukungan untuk para pejuang kemanusiaan.

Kemanakah peran pemerintah pada masa wabah ini, terutama kementrian kesehatan? Yang lebih tinggi lagi haruslah menjadi tanggung jawab presiden.

Pemerintah tidak mau melockdown negeri ini, hanya menyerukan #WorkWithHome#StayAtHome, dengan alasan demi kelangsungan perekonomian.

Bagaimana ekonomi kan maju kalau tidak didukung oleh manusianya?.

Apa yang dilakukan pemerintah dengan tidak segera mengambil tindakan lockdown, menambah beban berat kerja tim medis, dokter dan perawat. Sudahlah dari kalangan masyarakat belum ada kesadaran penuh akan kondisi wabah dan penularannya yang begitu cepat.

Berapa waktu lagi yang dibutuhkan atau menunggu berapakah jumlah korban pasien meninggal akibat virus Corona ini?

Setiap pemimpin akan mempertanggung jawabkan atas kebijakannya untuk rakyat yang dipimpinnya. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Al Khattab RA. Hadir digarda terdepan dalam menghadapi wabah tha'un di negeri Syam, dengan berpegang pada hadits Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.

فالأمير الذى على الناس راع وهو مسعول عن ر عينه

" (HR.Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi dan Ahmad).

Demikian pula rakyat memberikan dukungan dengan ikhtiar maksimal serta tawakal berdasarkan keimanan akan qodho Allah.

Tanggung jawab pemerintah atas keselamatan nyawa rakyatnya dengan menerapkan lockdown atau isolasi wilayah/negeri dan juga isolasi diri rakyat di rumah masing masing dengan sosialisasi dan juga pemenuhan kebutuhan rakyat pada masa isolasi. Perlindungan kepada tim para medis dengan menjamin ketersediaan alat kesehatan untuk menjalankan tugas mereka, juga menjaga keamanan dan kenyamanan mereka.

Hanya pemimpin yang bertakwalah yang mampu mengutamakan keselamatan rakyatnya secara penuh dan segera mengambil tindakan cepat untuk penanggulangan wabah tidak meluas, tidak ada keraguan dan bersembunyi demi ekonomi rakyat yang pekerja harian.

Itu semua terjadi ketika Allah berkehendak mengangkat virus Corona dari muka bumi. Dan pemimpin yang jelas  dalam kebijakannya akan menyelamatkan keduanya, rakyat dan perekonomian negeri.

Umat amat rindu Khalifah yang berdiri pada sistem Khilafah Rasyidah ala minhajjinnubuwwah.
Karena prinsipnya adalah " Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak".

Ciganjur, 28 Maret 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak