Oleh : Arimbi
Di negeri +62 ini, agak-agaknya dipersulit jika ingin menjadi seorang muslim sejati. Harus siap bersemat “gelar” berderet, radikalis, ektrimis, intoleran, dan seterusnya. Namun jika ingin menjadi seorang nasionalis, jalan lebar terbentang dan takkan ada seorangpun menghadang. Jangankan khilafah dan jihad yang nyata ditentang, salam pun kini mulai dihadang.
Tengok saja, sedang viral video dengan berbagai subyek, namun pada intinya sama, yaitu dimana ada seseorang yang ingin bertamu kemudian mengucapkan salam. Dari sini belum ada keanehan yang nampak, namun tunggu setelah si tamu membuka mulutnya untuk mengucapkan salam. Salam apakah yang terdengar?
Ulala… “Salam Pancasila”. Apalagi kah ini?
Biasanya kita dengar orang mengucapkan salam yaitu Assalamu’alaikum. Entah apakah itu adalah adat istiadat ataukah kebiasaan yang turun temurun atau masyarakat telah melaksanakan salah satu perintah Allah yaitu aturan dalam bertamu, seperti yang tercantum dalam surat An-Nur ayat 27.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”
Di ayat yang lain Allah berfirman, “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (Qs. An Nur: 61)
Dan bunyi ucapan salam yang berasal dari as-Sunnah adalah, “Assalamu’alaikum, apakah saya boleh masuk?” kalimat ini diucapkan sekali, dua kali, atau tiga kali. (Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram)
Memang Indonesia ini negeri surgawi, dari melimpah ruahnya rempah-rempah yang membuat dahulu kala Indonesia dijajah, gunung emas, sampai surga bagi aliran sesat. Mulai sunda empire, gafatar, sampai kerajaan ubur-ubur, ada semuanya. Sekarang muncul hal yang nyeleh seperti ini.
Padahal apa yang salah dengan salam yang biasanya? Artinya pun luar biasa.
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh yang artinya semoga keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya di limpahkan atas kamu.
Tak sekedar menyapa, bahkan mendoakan yang disapanya. Jauh berbeda dengan lainnya.
Tentunya seorang muslim tidak akan rela apabila syariat yang penuh berkah ini diganti dengan ucapan-ucapan lain.
Allah berfirman, “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (Al Baqarah: 61).
Rasul SAW juga memerintahkan, dari Abu ‘Umarah Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah kami dengan tujuh perkara: (1) menjenguk orang yang sakit, (2) mengantarkan jenazah, (3) mendoakan orang yang bersin, (4) membantu yang lemah, (5) menolong yang dizalimi, (6) menyebarkan salam, (7) memenuhi sumpah.” (Muttafaqun ‘alaih. [HR. Bukhari, no. 1239 dan Muslim, no. 2066]
Rezim saat ini, jika dituding Islamophobia mengelak, tapi selalu mempertentangkan ketaatan seorang muslim dengan loyalitas bernegara. Selalu menganggap Islam sebagai ancaman, tapi menganggap kebudayaan asing sebagai tatanan kehidupan.
Stop menjauhkan umat muslim dari ajaran agamanya. Karena syariat Islam yang sempurna telah mengajarkan kaum muslimin dalam segala hal. Dalam hal ekonomi, pendidikan, juga sosial, untuk selalu meningkatkan kecintaan terhadap saudara semuslim, merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Dan untuk mewujudkan hubungan persaudaraan dan kasih sayang ini, maka syariat Islam memerintahkan untuk menyebarkan salam.
Salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Allah. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.
Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim).
Dari Abdulloh bin Salam, Rasulullah bersabda, “Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (Shohih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Dan sungguh apa-apa yang ditetapkan Allah untuk manusia, itulah yang terbaik.
Wallahu'alam bi showab