Oleh : Nur Ilmi Hidayah
Guru Bimbingan Konseling, Member Akademi Menulis Kreatif
Perkembangan zaman lambat laun telah mengubah sisi-sisi kehidupan. Termasuk perkembangan teknologi yang saat ini telah hadir gadget di tangan masyarakat. Kehadirannya sangat dibutuhkan manusia sebagai alat komunikasi dan sangat membantu. Beragam usia dan gender tak bisa luput dari teknologi satu ini.
Dalam dunia pendidikan, penggunaan gadget sangat membantu khususnya dalam menemukan informasi pelajaran. Tetapi, penggunaan gadget pun dapat berdampak negatif dan dapat merugikan pelajar itu sendiri.
Tidak sedikit remaja yang menyalahgunakan kecanggihan gadget. Alih-alih untuk membantu mendapatkan informasi, malah membuat candu bagi para penggunanya. Remaja sering terlihat sibuk dengan gadget, hingga mengabaikan orang-orang disekitarnya.
Hal ini terjadi di Cikarang yang dikabarkan oleh rmol.id (18/10/19), dimana dua remaja, NV (17) dan TY (17) mereka menjalani rehabilitasi di yayasan gangguan jiwa akibat ketergantungan yang akut terhadap gadget. Kedua remaja ini sudah sangat berlebihan menggunakan ponsel. Bahkan, mereka mengoperasikan gawai dari sejak bangun tidur hingga malam. Akibat ketergantungan ponsel ini akhirnya mereka sering bolos sekolah, menjadikan mereka cepat emosional bahkan melawan kedua orang tua.
Kasus kecanduan gadget tersebut juga terjadi pada pelajar Madrasah Swasta pada salah satu desa di Sulawesi Selatan. Karena seringnya menggunakan gadget, seorang pelajar berinisial MF (13) sering tidak masuk sekolah atau mengikuti proses belajar mengajar karena sibuk main game online lewat gadgetnya. Dan diketahui dari guru BK-nya ada seorang pelajar di Madrasah tersebut melakukan perbuatan mesum bersama dengan teman prianya di lokasi sekolah karena seringnya melihat video porno di gadgetnya.
Begitu miris melihat fakta-fakta di atas. Generasi yang seharusnya menjadi harapan agama dan bangsa malah menjadi korban keganasan gadget. Mungkin masih banyak kasus serupa dan tentu yang menjadi korban adalah generasi penerus bangsa
Maraknya pergaulan bebas tidak terlepas dari peran gadget yang bisa di akses oleh siapa pun dan kapan pun. Gadget di kalangan pelajar tidak hanya sebatas media komunikasi, tetapi menjadi alat multi fungsi. Kebebasan berselancar tanpa kendali mengakses situs-situs porno tanpa merasa risih dan berdosa.
Gadget juga berdampak menjadikan kehidupan para pelajar menjadi hedonis, konsumtif, individualis, dan terpapar pornografi. Dimana mereka dengan mudah mengakses situs-situs terlarang yang akhirnya terjerumus ke dalam perilaku seks bebas dengan alasan materi.
Dalam sistem pendidikan kapitalistik, rakyat dibiarkan bertarung sendiri melawan dampak negatif media yang begitu masif yang mendorong pada kemaksiatan. Tuntutan rakyat kepada negara agar tegas menutup semua situs-situs yang merusak perilaku pelajar justru dianggap angin lalu.
Dalam sistem sekuler, keberadaan media merupakan perwujudan dari kebebasan dan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja untuk menghancurkan peradaban umat manusia. Maka jelas solusi dari sistem sekuler tidak akan mampu memecahkan segala permasalahan manusia dan pastinya tidak sesuai dengan fitrah manusia.
Problematika gadget yang dihadapi para pelajar, solusinya hanya satu yaitu Islam. Islam adalah agama sekaligus aturan hidup yang komprehensif yang mampu memecahkan segala permasalahan manusia dan sesuai dengan fitrah manusia.
Membangun karakter kepribadian Islam (Syaksiyah Islamiyah) yang berakhlak mulia, bertakwa, amanah, memiliki dedikasi dan kedisiplinan serta tanggung jawab juga dapat diajarkan pada anak-anak kita. Yaitu menyelaraskan antara pola sikap dan pola pikir sesuai dengan Syariat Islam. Dan tolak ukur paling tepat untuk menilai tinggi rendahnya kepribadian Islam adalah bagaimana ketaatan seseorang kepada Allah Swt, sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 139 :
“Jangan kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu benar-benar beriman.”
Oleh karrna itu, tanamkanlah kepribadian Islam pada diri anak. Sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw. Sebagai berikut :
Pertama, menanamkan akidah Islam kepada anak melalui proses berpikir.
Kedua, menaati hukum syara.
Ketiga, mengembangkan kepribadiannya dengan Islam (Tsaqofah Islamiyah) dan mengamalkan serta memperjuangkan dalam aspek kehidupannya sebagai wujud ketaatan kepada Allah Swt.
Selain itu, yang paling penting adalah peran negara yang serius dan konsisten untuk mengawasi serta memblokir situs-situs yang mengarah pada pornografi dan hal negatif lainnya, serta mengedukasi generasi untuk bijak dalam menggunakan gadget.
Negara juga harus mengeluarkan kebijakan melalui undang-undang yang memgatur informasi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum syariah. Hal ini dalam rangka menjalankan kewajiban negara dalam tanggung jawabnya menjaga umat. Agar tercipta masyarakat Islam, dengan ini diharapkan tidak hanya pelajar tetapi juga masyarakat luas dapat terlindungi dari konten-konten negatif yang ada di dunia maya, karena negara benar-benar menjamin keamanan dalam bersosial media.
Yang paling penting kita tanamkan akidah Islam di dalam diri mereka dan mengubah persepsi mereka tentang penggunaan gadget agar mereka bisa memanage kegunaan gadget. Jangan sampai karena keteledoran kita dalam mendidik anak, bisa menjadikan mereka terjerumus kedalam jurang bencana dunia maya.
Wallaahu a’lam bish shawwaab.