Penyebaran Virus Corona Ditutupi, Bagaimana Nasib Rakyat?






(Oleh: Innama Ummu Aya)


Sedih memang saat rakyat sedang dilanda kepanikan dan kecemasan tentang penyebaran virus corona, pemerintah dirasa sangat lamban malah abai terhadap isu penyebaran virus ini.


Bagaimana tidak, jajaran pemerintahan bukannya mengambil langkah preventif untuk penyebaran virus ini, tetapi malah melontarkan kalimat-kalimat masa bodohnya. Misalnya, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma'aruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, "Kita tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti," (https://www.lorongka.com,22/1/2020).


Seperti inilah corak pemerintahan kapitalisme, yang lebih mementingkan untung rugi daripada keselamatan rakyatnya. Orang-orang yang justru mengingatkan tentang bahaya penyebaran virus ini di Indonesia diancam hukuman penjara karena dituduh menyebarkan hoax.


Menteri Kesehatan yang seharusnya digarda terdepan menangkal virus ini, malah menyalahkan rakyat yang menyebabkan harga masker meningkat tajam dan kelangkaannya pasca isu virus sudah masuk ke Indonesia.


Berbeda sangat jauh dengan penanganan wabah penyakit menular pada masa kegemilangan Islam. Pada masa Rasulullah ﷺ, wabah yang cukup dikenal adalah pes dan lepra. Nabi pun melarang umatnya untuk memasuki daerah yang terkena wabah, apakah itu pes, lepra, maupun penyakit menular lain.


Rasulullah bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," (HR. Bukhari dan Muslim).


Ini merupakan metode karantina yang telah diperintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk mencegah wabah tersebut menjalar ke negara-negara lain. Nabi memastikan perintah tersebut dilaksanakan.


Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah. Sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan.


Rasulullah ﷺ, sebagai pemimpin ummat Islam, secara tegas mengambil tindakan karantina dan pencegahan demi keselamatan umat. Tidak peduli apakah ekonomi akan merosot jika dilakukan tindakan tersebut.


Keselamatan dan ketenangan ummatlah yang didahulukan. Semakin rindu rasanya untuk kembali kepada kehidupan Islam. Saat seluruh syari’at Allah dilaksanakan secara kaffah, yang akan menjadi Rahmatan lil ‘Alamin.


Rasanya sudah cukup banyak bukti bahwa pemerintah dengan kapitalismenya mengabaikan rakyat demi kepentingan pribadinya. Marilah kita memperdalam ilmu kita tentang Islam, dan menerapkan seluruh aturan Allah dalam kehidupan, agar kita selamat. Bukan hanya di dunia, namun juga di akhirat kelak. Wallahu a’lam bish shawab.

Goresan Pena Dakwah

ibu rumah tangga yang ingin melejitkan potensi menulis, berbagi jariyah aksara demi kemuliaan diri dan kejayaan Islam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak