Oleh : Dewi Sartika
Kapal pesiar yang memuat puluhan wisatawan mancanegara (wisman), Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Italia menunda kedatangannya di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, karena waspada wabah virus corona.
“Tadi sudah dikonfirmasi lewat agen langsung, mereka menunda kedatangannya. Bisa jadi berkaitan dengan kecenderungan global (wabah virus corona). Boleh jadi mereka ragu dengan tempat ini, kita juga ragu dengan mereka,” terang Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse ditemui di rumah jabatan Wali Kota Baubau,Zonasuktra.com Minggu (15/3/2020).
Penundaan itu hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sebelum ditunda, kunjugan kapal pesiar tersebut dijadwalkan pada 30 Maret 2020. Para wisman akan berlibur beberapa hari di Kota Bau-Bau hingga akhirnya melanjutkan perjalanan. Mereka hendak menikmati panorama alam, budaya, dan kuliner ala Kota Bau Bau. Anggota DPRD kota Bau- Bau juga menghimbau agar pemkot (Pemerintah kota Bau-Bau) lebih serius dalam menaganai virus covid-19 ini.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) terkait penindakan dan pencegahan penularan virus corona. Pasalnya, banyak rencana yang dikeluarkan Pemkot Bau-Bau terkait penanganan penyebaran COVOD-19 ini, namun belum dieksekusi dalam bentuk kerja.
Menurut Ketua DPRD Kota Bau-Bau, Zahari, Pemkot Bau-Bau dalam menyikapi penularan COVID-19 hari ini, tidak boleh lagi sekedar wacana dan rencana. Mesti dibarengi dengan penindakan dan kerja lapangan.
“Hari ini saya sebagai Ketua DPRD, dan kami semua di DPRD Kota Baubau, mendesak Pemerintah Kota, supaya segera mengambil langkah-langkah strategis, menangkal penyebaran virus corona ini,” tegas Zahari, dijumpai di kediamannya, Zonasultra.com Kamis malam (19/3/2020).
Penanganan Setengah Hati
Virus covid-19 terus menyerang Negeri ini, jumlahnya pun semakin hari semakin bertambah. Terkhusus di wilayah Sulawesi Tenggara, jumlah kasus orang dalam pemantauan (ODP) virus Corona awalnya 172 orang bertambah mencapai 982 orang tidak menutup kemungkinan terus mengalami peningkatan di berbagai kabupaten di Sultra. Telisik .ID
Sementara, upaya pemerintah untuk menangani kasus virus ini dirasa belum efektif, baik dari sisi fasilitas maupun pelayanan terhadap pasien. Negara seolah berlepas tanggung jawab dengan menyerahkan penanganan kasus virus ini pada kepala daerah masing-masing. Tentunya, hal ini akan menimbulkan perbedaan pendapat, serta dikhawatirkan proses penyebarannya akan semakin cepat dan meluas karena minimnya peralatan yang dimiliki setiap daerah, serta fasilitas Rumah Sakit yang tidak memadai.
Terlihat dari kebijakan menyerahkan tanggung jawab kepada kepala daerah adalah suatu kesalahan. Semestinya seorang presiden (kepala negara) yang mempunyai otoritas kebijakan secara nasional dan bertanggung jawab penuh akan bencana nasional wabah Covid-19 ini.
Sejarah mencatat krisis pandemik juga pernah terjadi pada masa silam dalam kehidupan umat. Pada masa kejayaan Islam, namun krisis tersebut dapat diatasi dengan sebaik-baiknya, negara bersatu bahu-membahu dengan masyarakat dalam menghadapi wabah pandemik tersebut.
Islam memandang negara dan pemerintah adalah pihak yang paling bertanggung jawab tindakan pencegahan bahaya apa pun termasuk wabah covid 19 yang melanda setiap manusia. Sebagai mana Sabda Rasulullah “(khalifah) yang memimpin manusia, adalah laksana pengembala. Hanya dialah yang bertanggung jawab terhadap (urusan) rakyatnya. (HR Al Bukhari).
Selain itu, negara pun wajib melarang warga negara asing yang menjadi asal wabah untuk masuk ke dalam negara wilayah lainnya. “jika kalian mendengar suatu negeri dilanda wabah, jangan memasukinya. Jika wabah itu terjadi di negeri yang kalian berada di dalamnya, maka jangan kalian keluar darinya.” (hR Bukhari dan Muslim). Begitu pun seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, menutup setiap celah masuknya warga negara asing kedalam negri ini yang disebut dengan lockdown.
Tak dapat dipungkiri, kebijakan Lockdown mengakibatkan perekonomian jadi terpuruk. Namun, terkait amanah seorang pemimpin terhadap rakyatnya amatlah besar tanggung jawabnya di dunia maupun di akhirat. Seorang pemimpin harus bertanggung jawab penuh terhadap seluruh permasalahan rakyatnya, baik itu sandang, pangan dan papan termasuk kesehatan harus menjadi prioritas utama.
Negara menyediakan fasilitas Kesehatan terbaik dengan jumlah yang memadai, alat kedokteran dan obat-obatan terbaik yang efektif bagi penanganan masyarakat yang terinfeksi wabah, mudah diakses dimanapun, kapan pun dan oleh siapapun serta diberikan secara cuma-cuma.
Negara seharusnya menjadi Garda terdepan dalam mengatasi dan melawan pandemik wabah/corona, melalui sistem pemerintah yang bertanggung jawab penuh melindungi nyawa rakyatnya. Yang menjadikan al-quran dan Sunnah sebagai standar perbuatannya. Seperti yang dicontohkan oleh sosok pemimpin Amr Bin Ash yang sukses menangani wabah dengan sistem Islam.
Wallahu A'lam Bishawab