By :Nora Putri Yanti
Dilansir dari VIVAnesw, India memanas karena bentrokan yang menyebabkan umat Muslim terpinggirkan dan mengalami kekerasan. Lebih dari 30 orang tewas dan menjadi sorotan belahan dunia lainnya,
Merespons hal itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU akan menyambangi Kedutaan Besar India di Jakarta. Mereka ingin meminta penjelasan kronologi peristiwa sebenarnya.
"Silaturahim antara PBNU dan Kedubes India untuk mencari tahu duduk soal sampai perkembangan terakhir seperti apa," kata Wakil Sekjen PBNU, Masduki Baidlowi dalam acara talkshow di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020.
Dilain tempat, dikutip dari CNN Indonesia bahwa
Menteri Agama Fachrul Razi meminta agar suruh tokoh dan umat beragama di Indonesia untuk menahan diri dan tak bersikap emosional menyikapi insiden bentrok antara umat Hindu dan Muslim di India beberapa hari terakhir.
"Kepada semua tokoh dan umat beragama, baik di India maupun di Indonesia, Menag berpesan untuk menahan diri dan tidak terpancing melakukan tindakan emosional," kata Fachrul dalam keterangan resminya, Jumat (28/2).
Lebih lanjut, Fachrul prihatin dan mengecam keras peristiwa kekerasan atas nama agama di India tersebut.
Peristiwa seperti ini seharusnya membuat mata kita semakin terbuka, sungguh tragedi yang menyayat hati, sudah seharusnya sebagai umat muslim saling peduli dengan saudara-saudaranya yang lain, yang mengalami nasib pilu seperti ini.
Penindasan pada umat muslim semakin menjadi-jadi, tidak ada yang membuat mereka takut untuk melakukan kekerasan pada umat muslim. Berbagai ketidak adilan dialami oleh umat muslim, ketik umat muslim ditindas tidak ada satu negarapun yang turun tangan untuk membantu dan membela umat muslim. Apakah dengan kecaman saja dapat membatu mereka? Jangankan membatu meringankan beban mereka saja tidak jika hanya melakukan kecaman terhadap peristiwa yang dialami umat muslim yang memang butuh perlindungan, perisai, tempat meminta tolong. Tidak lain hanyalah daulah khilafah yang bisa mewujudkan semua itu. Selain itu Khilafah Jalan Menuju syurga, kesadaran itulah yang menjadikan seorang ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz benar-benar menunaikan amanah kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya, dan menjadikannya tiket untuk mendapatkan surga (jannah)-Nya. Inilah bedanya, antara kekuasaan yang lahir dari ambisi, dan kekuasaan yang digenggam oleh orang yang mempunyai himmah ‘aliyah, dan jiwa yang tinggi (nafsu tawwaqah).
Maka, dalam waktu singkat, tak kurang dari 2 tahun, ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz benar-benar mampu mewujudkan kehidupan yang gemah ripah loh jinawe, aman tentrem toto raharjo, atau baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Tak ada orang miskin, dan tak ada yang berhak menerima zakat di seluruh wilayahnya.
Bandingkan dengan kekuasaan para penguasa kaum Muslim hari ini? Terbukti!
Tidak satupun pemimpin negara muslim yang mau dan berani mengirimkan pasukannya untuk membantu menyelamatkan umat muslim, dengan alasan masalah ini merupakan urusan dalam negara tersebut yang tidak boleh diintervensi negara manapun. Karna ikatan nasionalisme ini merupakan ikatan yang paling hina dan lemah karna terdapat juga pada binatang, mereka akan bergerak dan bersatu jika ada ancaman saja, jika mereka aman damai maka sibuk dengan diri masing-masing tanpa mehiraukan apa yang terjadi disekitarnya.
Itulah yang kita saksikan sekarang ini. Penderitaan umat muslim yang tidak berada satu wilayah dibiarkan begitu saja, pembantaian umat muslim di bagian bumi yang bukan negaranya maka itu bukan bagian dari masalah muslim di negara lainnya.Tak bisa dipungkiri, kerusuhan ini adalah konflik beragama yang dipicu Islamofobia, hingga mengakibatkan tindakan yang luar biasa kejam terhadap muslim India. Rekaman media sosial menunjukkan kelompok-kelompok meneriakkan “Jai Shri Ram” (slogan agama Hindu) dan menyerang lingkungan muslim.
Beredar berbagai gambar penyiksaan yang dilakukan terhadap warga muslim. Cobalah menelaah sejarah secara fair. Setelah menguasai Konstantinopel, Sultan Muhammad Al-Fatih memberikan kebebasan kepada orang-orang Nasrani untuk melaksanakan semua acara ritual keagamaan mereka dan memiliki pemimpin keagamaan yang mengatur urusan agama mereka.Demikian pula Sultan Bayazid II yang menolong Yahudi di Andalusia dari mahkamah inkuisisi Spanyol. Jelas Islam tidak mungkin bertindak brutal, karena Allah SWT melarang kezaliman dan Rasulullah SAW juga memerintahkan setiap muslim berlaku adil pada nonmuslim. Menempatkan mereka secara beradab, karena Islam adalah agama paling sempurna dan akan terlihat
Dengan semua tragedi yang menimpa umat Islam di berbagai belahan dunia ini, umat makin membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Mengapa? Sebabnya, kata Rasulullah ﷺ :
إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
_Imam (Khalifah) itu laksana perisai; kaum Muslim diperangi (oleh kaum kafir) di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya_ (HR Muslim).
.