Lambatnya Penanganan Kasus Corona



                     Oleh : Desi Anggraini
                     Pendidik Palembang

Saat ini, Indonesia sendiri tengah dilanda wabah virus corona alias Covid-19. Bahkan terbaru, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjadiadi salah satu orang yang terinfeksi. Selain itu, virus corona juga sudah ditetapkan sebagai bencana nasional non alam.
Negara-negara lain sudah melakukan kebijakan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona. Sejumlah pihak di dalam negeri lantas menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk menerapkan langkah serupa.

Mengantisipasi hal tersebut, negara juga harus melarang badan negara lain, apapun bentuknya, yang meneliti kondisi kesehatan warga negara, apalagi sampai mengambil sampel darahnya. Karena sampel tersebut bisa digunakan sebagai dasar untuk membuat senjata biologis yang khusus ditujukan pada DNA spesifik warga negara.
Upaya preventif yang juga penting, negara wajib mendidik warga negara tentang pola hidup sehat, terutama dari apa yang dimakan. Selama ini penyebaran virus ketahui bisa melalui hewan yang dimakan oleh manusia. Binatang yang memang haram menurut agama atau yang menjijikkan wajib dilarang dimakan dan diawasi peredarannya.


Sosialisasi ini bisa dilakukan lewat jalur pendidikan, ataupun lewat lembaga lain yang ada di masyarakat. Dan sebagai pendukungnya, undang-undang yang mengatur hal tersebut harus ada, sebagai upaya memastikan warga negara mematuhinya. Sehingga diharapkan kehidupan warga yang sehat akan senantiasa terjaga.
Inilah beberapa langkah yang harus dimiliki sebuah negara sebagai bentuk tanggung jawab melindungi semua warga negara, apapun ras ataupun agamanya. Bagaimana dengan Indonesia, sudah siapkah menghadapi virus Corona ?

Sepertinya Indonesia belum siap menghadapi virus Corona. Bahan kimia Reagen yang digunakan kit atau alat pengujian 2019-nCoV belum tersedia di Indonesia. Bahan itu baru akan sampai di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Demikian yang diungkapkan oleh Ketua Institut Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta, Profesor Amin Soebandrio kepada Sydney Morning Herlad dan The Age (idtoday.co, 1 Pebruari 2020).


Meskipun beberapa rumah sakit telah melakukan simulasi menghadapi virus Corona, tetapi tenaga medis, peralatan dan ruang isolasinya belum mencukupi jika terjadi ledakan jumlah pasien. Pemerintah Cina saja yang mempunyai anggaran belanja lebih besar,  mengalami kekurangan alat medis untuk memerangi virus corona (today.line.me, 28 Januari 2020).


Kekurangan anggaran selalu menjadi kendala, sehingga Indonesia belum mampu memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang terbaik. Hal ini terjadi ketika negara hanya mengandalkan pada pajak sebagai penopang utama anggaran belanja. Sedangkan kekayaan yang melimpah, dengan dalih liberalisasi ekonomi, sebagian besar telah dimiliki oleh swasta atau asing.

Cara Islam Mengantisipasi Penyebaran Penyakit
Islam telah memberikan anjuran untuk mengatasi penyebaran penyakit. Dari kitab Sahih Muslim Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu,” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Selain memberikan solusi nyata, Islam juga memberikan tuntunan sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Jika datang sebuah wabah, Rasulullah berdoa untuk menghilangkan wabah penyakit tersebut.

Dari Aisyah ra berkata, Rasulullah saw pernah berdoa memohon agar Allah menjaga kota Madinah dari wabah penyakit. Berikut doanya:
“Ya Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kota dan penduduk kami, sehatkanlah Madinah buat kami dan pindahkanlah wabah penyakitnya ke Juhfah.” (Sahih Al-Bukhari No. 1756)

Kemudian, Rasulullah saw mengajarkan doa kepada para sahabat dari penyakit deman dan semua penyakit, agar mereka mengucapkan:
“Dengan menyebut nama Allah yang Mahabesar, aku berlindung kepada Allah yang Mahaagung dari kejahatan penyakit na’ar (yang membangkang) dan dari kejahatan panasnya neraka.”  (Sunan Ibnu Majah No. 3517).
Dalam Sahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda (HR Muslim No. 2449), bahwa di jalan-jalan masuk ke Kota Madinah ada Malaikat pengawal, sehingga bahaya wabah penyakit menular dan bahaya Dajjal tidak dapat masuk ke kota itu.

Perlu totalitas peran negara
untuk mengatasi wabah penyakit yang sudah menjadi epidemi bahkan pandemi, tidak cukup peran dari segelintir kelompok, komunitas, atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Negara harus berperan aktif dalam menjaga keamanan makanan dan kehalalan pangan.
Negara juga bisa mengimbau rakyatnya untuk melakukan upaya mencegah terjangkit virus corona. Di antaranya melakukan penyuluhan kepada rakyat agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Negara juga harus memenuhi kebutuhan pokok (makan) warga negaranya sehingga dapat hidup sehat, cukup nutrisi, dan memiliki pola makan seimbang.Selain itu, negara melarang warga negara makan makanan mentah terutama berbahan dasar hewan. Secara umum, negara menerapkan aturan Islam dalam hal makan makanan yang harusnya halal dan thayyib.

Negara (pemerintah) harus berada di garda terdepan menangani bencana seperti ini. Misalnya, mengisolasi di kapal perang di lepas pantai (bukan di daratan), penanganan korban dan wilayah yang terkena wabah secara sigap dan cepat, serta melakukan berbagai upaya antisipatif agar daerah lain atau warga negara yang lain tidak ikut terkena dampaknya.

Wa'allahu alam bish shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak