Kembalikan Peran Perempuan


Oleh: Nurul Rachmadhani 


Memprihatinkan, banyak anak terlantar hanya karena orang tua menjadi seorang TKI. Terlebih lagi sang ibu yang seharusnya menjadi ummu warabbatul bait juga harus bekerja meninggalkan anak-anaknya demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ini salah satu contoh dari kasus kemiskinan yang terjadi saat ini. 


Sayangnya, pemerintah salah menanggapi. Bukan memberi solusi pasti dalam mengentaskan kemiskinan, malah memberdayakan perempuan sebagai kepala keluarga untuk menurunkan angka kemiskinan. Berdalih untuk kesetaraan gender padahal ini hanyalah jargon untuk pengentasan kemiskinan perempuan, hal seperti ini juga akan menimbulkan masalah baru yang tak berujung. Yang mana peran ibu tak berfungsi sebagaimana mestinya, menyebabkan banyak anak terlantar akhirnya banyak kasus terjadi pada anak yang diluar batas. 


Sejatinya, pemberdayaan perempuan yang katanya kesetaraan gender ini sebenarnya mengeksploitasi kaum perempuan dengan upah yang jauh lebih rendah dibandingkan upah yang harus dibayarkan pada kaum laki-laki. Padahal saat ini kaum laki-laki pun belum mendapatkan upah yang layak, terbukti banyaknya kaum wanita yang harus ikut bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ini terjadi karena sistem kapitalis yang mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan modal yang sedikit. 


Padahal dalam Islam jelas, yang seharusnya menjadi kepala keluarga dan tulang punggung terletak pada kaum laki-laki. Perempuan itu sangat mulia, dijaga kehormatannya bukan dieksploitasi untuk kepentingan pengusaha dan penguasa. Pun dalam Islam, negara sebagai pengatur urusan umat wajib untuk memenuhi kebutuhan umatnya, yang pada akhirnya masyarakat mendapat kesejahteraan nyata. Sehingga kaum laki-laki dan perempuan dapat menjalankan perannya sesuai dengan fitrahnya. Tidak ada lagi anak-anak terlantar, ataupun kasus kejahatan pada anak. Kemiskinan teratasi tanpa harus eksploitasi. 

Wallahu’alam bishowab. 





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak