Oleh Wijiati Lestari
(Owner Taqiyya Hijab)
Data hari ini Jum'at 27 Maret 2020 di Indonesia sudah lebih dari 893 yang terkena virus Corona. Pertambahannya semakin hari semakin meningkat. Tetapi penguasa belum juga melakukan tindakan yang pasti yang dapat memutus rantai penularan pandemi ini. Bahkan yang lebih menyedihkan warga ibu kota di biarkan saja mudik ke kampung halaman, padahal di Jakarta jumlah penderita Corona adalah yang terbanyak. Mereka yang pulang bisa saja sebagai carier Corona, maka justru para pemudik menularkan Corona di kampung halamannya. Padahal kampung halamannya adalah zona aman dari Corona. Ini akan menjadi lahan penyebaran wabah berikutnya.
Belum lagi tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, bandara, terminal, restoran dan lain sebagainya masih di biarkan beroperasi. Hanya sekolah saja yang diliburkan. Ini sama juga bohong ketika mereka tetap bisa kumpul-kumpul.
Pemerintah daerah yang menutup akses masuk warga dari luar daerah justru disalahkan. Contoh seperti yang dilakukan oleh gubernur Papua. Beliau ditegur oleh Mendagri untuk tidak menutup akses masuk ke Papua. Dan yang menyedihkan, rakyat diminta menggalang dana untuk membantu penyelesaian wabah Corona. Tanpa dimintapun sudah banyak rakyat yang membuka diri melakukan donasi untuk menangani Corona. Tetapi penguasa belum melakukan hal yang maksimal untuk menangani Corona yang kian hari kian meresahkan masyarakat.
Keresahan masyarakat dan anjuran dari pihak-pihak yang berkompeten untuk segera lock down tidak di gubris oleh pemerintah. Alasannya jika lockdown maka perekonomian akan mati. Tidakkah penguasa berfikir akan banyak efek jika Corona dibiarkan terus menjalar tanpa segera di putus. Keadaan yang tidak sehat ini bisa saja menjadikan investor menari di atas investasinya, bisa juga pemerintah Saudi menutup kuota jama'ah Umroh dan mungkin haji dari Indonesia untuk tahun ini jika tidak segera dihentikan.
Anak-anak sekolahpun tidak segera mendapat kejelasan nasib pendidikan mereka karena was-was dengan Corona yang bisa saja menjangkiti mereka. Kalaupun di perintahkan masuk maka orang tua yang faham dengan keganasan virus Corona tidak akan tega membiarkan anaknya masuk sekolah.
Kunjungan pariwisata dari luar negeripun akan berkurang karena pasti penguasa mereka tidak mengizinkan rakyatnya masuk ke negara yang kasus Coronanya selalu meningkat tiap harinya. Belum lagi sarana kesehatan dan tenaga medis Indonesia yang kurang memadai jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Ditambah lagi dengan APD yang kurang jumlahnya sehingga banyak tenaga medis yang berguguran di medan perang. Entah mau dibawa ke mana Indonesia dengan wabah Corona yang sudah luar biasa kasusnya.
Jika kita mau melihat bagaimana Islam melakukan lockdown untuk mencegah pandemi, maka sebagai rakyat kita tidak akan was-was. Karena di saat lockdown kebutuhan pokok kita dicukupi oleh Penguasa, jadi rakyat pasti taat untuk berdiam diri saja di rumah.
Dari mana dananya? Dana bisa berasal dari pengelolaan SDA yang memang seharusnya di kelola untuk kemakmuran rakyat. Penguasa juga akan segera menghadan alat-alat medis yang di perlukan, tenaga medis dan rumah sakit yang sesuai standar dari hasil pengelolaan SDA, jika masih kurang maka warga yang kaya yang akan di tarik pajak untuk membantu Negara. Tidak seperti sekarang di mana SDA dikuasai pihak luar. Dan pajak dibebankan kepada semua rakyat tanpa perduli mampukah rakyat membayar. Dan lagi penularan akan segera di hentikan dengan tidak diizinkannya penduduk yang terkena wabah keluar dari negerinya sehingga tidak menularkan wabah ke tempat yang lebih luas.
Bahkan ketika seseorang meninggal karena wabah, pahalanya bagaikan mati syahid, maka mereka akan dengan sukarela tetap tinggal di negerinya karena pahala yang luar biasa tersebut. Seperti kisah Abu Ubaidah bin Jaroh yang tetap tinggal di negerinya hingga wafat karena wabah yang ada. Begitu pula orang yang dari luar tidak diperbolehkan masuk ke daerah wabah. Inilah aturan Islam ketika menghadapi wabah tidak hanya rakyat yang teriayah tetapi mendapatkan pahala juga karena melaksanakan perintah Allah dan rasul-Nya. Jadi virus Corona ini akan bisa di hentikan dengan lockdown yang sebesar-besarnya.
Sebagaimana di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Bukankah kita mengakui kalau beliau suri tauladan yang baik.
Tags
Opini