Oleh : Ummu Aqeela
Beberapa hari ini masyarakat Indonesia menjadi gempar dan khawatir atas adanya virus corona atau Covid 19, virus ini sebenarnya sudah menggemparkan masyarakat dunia semenjak dua bulan yang lalu, sebagaimana kita ketahui dari beberapa media, bahwa virus ini menyebar dari kota wuhan salah satu kota yang ada di negara China. Hingga saat ini, Virus corona telah dinyatakan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai pandemi global. Update hingga Jumat (13/3/2020) telah ada 128.343 kasus positif virus corona di lebih dari 100 negara di dunia. Sejumlah negara melakukan kuncian untuk mencegah penyebaran virus yang pertama kali menyebar dari Wuhan, China akhir Desember 2019 itu.
Di Indonesia, Hingga Senin (16/3/2020) siang, pemerintah Indonesia telah mengumumkan 117 kasus positif virus corona. Pengumuman itu disampaikan Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto pada Minggu (15/3/2020)
"Per hari ini dari lab yang saya terima pagi ya, hari ini kita dapatkan 21 kasus baru, di mana 19 di antaranya di Jakarta, 2 di Jawa Tengah," kata Juru bicara penanganan virus Corona Achmad Yurianto seperti dikutip dari laman Kementerian Kesehatan. Yuri mengatakan, penambahan kasus di Jakarta merupakan hasil penelusuran terhadap kontak dari kasus sebelumnya. Sementara itu, jumlah pasien yang meninggal karena corona ada lima orang. Yuri mengatakan, kelima pasien memiliki penyakit pendahulu lain sebelum positif corona. Dari 117 orang yang positif Covid-19, delapan di antaranya sudah dinyatakan sembuh.
Update corona di seluruh dunia pada Senin (16/3/2020) pukul 11.00 WIB, angka infeksi Covid-19 mencapai 169.610 orang di 157 negara dan satu alat angkut internasional (kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di Yokohama, Jepang). Angka tersebut bertambah lebih dari 11.000 kasus dibanding hari sebelumnya, Minggu (15/3/2020). Angka kematian untuk pandemi Covid-19 adalah 6.518 dan pasien yang sudah dinyatakan sembuh menjadi 77.776 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan pandemi virus corona, menyusul penyebaran SARS-CoV-2 yang semakin meluas di sejumlah negara di dunia. Italia menjadi negara di luar China dengan jumlah korban terbanyak. Jika kemarin jumlahnya 21.157 kasus, per siang ini tercatat bertambah menjadi 24.747 kasus. Sementara itu, korban meninggal karena corona di Italia pun tercatat 1.809 kematian. Setelah Italia, negara dengan jumlah kasus corona terbanyak berikutnya adalah Iran. Hingga hari ini, tercatat jumlah kasus menjadi 13.938 pasien dengan total korban meninggal 724. Korea Selatan menjadi negara ketiga untuk kasus infeksi corona terbanyak. Total ada 8.236 kasus dengan 75 orang meninggal dunia. Negara-negara di Eropa lainnya yang juga mencatatkan angka kenaikan infeksi virus corona juga terjadi di Spanyol, Jerman dan Perancis. ( Kompas.com, 16 Maret 2020 )
Beberapa negara telah melakukan isolasi massal atau lock down bagi aktivitas warganya terkait pencegahan virus corona (Covid-19). Namun, meski jumlah kasus positif Covid-19 yang terus bertambah, Indonesia belum juga menerapkan kebijakan tersebut. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan mengatakan, sejauh ini banyak saran bagi pemerintah untuk melakukan lock down. Namun, menurut dia, kebijakan itu belum akan menjadi pilihan pemerintah yang akan memperkuat pelacakan (tracing) terhadap masyarakat yang diduga terkena virus corona. Dan tentu saja satu-satunya yang menjadi pertimbangan tidak diberlakukannya lock down adalah pertimbangan masalah sosial dan ekonomi.
Lockdown memiliki arti yang sama dengan isolasi. Di zaman Rasululullah SAW pernah terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Kala itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra.
Dalam sebuah hadist,
Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhari)
Nabi Muhammad SAW juga pernah memperingatkan umatnya untuk tidak dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar.
Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Mewabahnya virus Corona semestinya menjadi wasilah atau bahan untuk kita bermuhasabah. Yakni untuk tunduk dan lebih mendekatkan diri kepada Allah yang menciptakan kita. Tunduk dalam segala aspek kehidupuan, dalam segala aturan secara kaffah atau sempurna. Kejadian luar biasa inipun seharusnya membuat kita sadar, bahwa amat mudah bagi Allah untuk menegur hambanya. Tidak perlu dengan sesuatu yang besar, bahkan hanya dengan sesuatu yang kecil dan tidak terlihatpun Allah mampu melakukannya jika DIA berkehendak. DIA-lah Sang Pemilik Skenario kehidupan, lantas apa yang membuat kita masih meragukan Syari’atNYA? Jangan sampai jika Allah benar-benar murka, maka mau berlindung kemana lagi kita kelak? Sekali lagi Allah menunjukkan kuasaNYA, bahwa tidak ada satupun kekuatan dibumi ini yang mampu menandingiNYA.
Wallahu’alam bishowab.