By : Messy
Aduhai Corona! Kini, pesonamu menjadi buah bibir yang kian bergema di seluruh penjuru dunia. Tak hanya di negeri asalmu, China. Tapi, juga menyebar di negera tetangga. Termasuk negeriku tercinta, Indonesia.
Aduhai Corona! Kini, pesona tak hanya menggegerkan jagad dunia nyata. Tapi juga mengegerkan jagad dunia maya. Namamu menjadi momok yang menakutkan dimana-mana.
Aduhai Corona! Kini, engkau tak hanya menjangkiti rakyat biasa dan sederhana saja. Tapi, para penjabat penguasa dan pengusaha juga ikut serta. Entah, berapa korban yang sudah terkena.
Seperti yang dikabarkan oleh media massa dan berita bahwa Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan positif Corona.
"Atas izin keluarga yang disampaikan Pak Wakil Kepala RSPAD tadi, pasien tersebut Pak Budi Karya, Pak Menhub," ujar Mensesneg, Praktino di RSPAD Jakarta pada Sabtu (14/03/30)
"Hasil laboratorium confirm Covid-19," ujar Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNi dr Albertus Budi Sulistya di lansir dari (www.liputan6.com)
//Corona: Kapankah Engkau Sirna?//
Kini, bukan saatnya bertanya kapan Corona akan sirna? Tapi yang kita tanyakan, apa yang kita lakukan hingga Pencipta murka dan menurunkan siksa untuk semesta. Berupa virus berbahaya yang ditakutkan manusia.
Kini, kita tak hanya sibuk mencari solusi agar Corona segera sirna. Tapi juga menelisik akar permasalahan yang mengundang Corona tumbuh dan berkembang di dunia. Maksiat apa yang sudah kita lakukan hingga Corona tercipta?
Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS Ar-Rum:41)
Referensi: https://tafsirweb.com/7405-quran-surat-ar-rum-ayat-41.html
Tebaru dari berita, korban yang terjakit Corona kian memuncak tanpa jeda. 69 Terinfeksi, dan 4 pulang ke pangkuan Pencipta, dilansir dari (Kompas.com) pada Sabtu (14/03/20)
Aduhai, kapankah Corona akan sirna? Apakah dengan libur kuliah dan kerja, pembersihan fasilitas umum yang tersedia, mengkonsumsi makanan yang sehat dan sempurna. Mampu melenyapkan Corona dari semesta?
Sedangkan warga negara Asia dan Eropa yang negaranya sudah terinfeksi Corona masih bersantai ria di negeri tercinta dan masih mendapat sambutan hangat di bandara. Sekedar diperiksa tiga kali saja, apakah itu bisa terjamin mereka bebas dari Corona?
Tak cukupkah ratusan nyawa yang melayang di negara tetangga menjadi pelajaran untuk kita tetap waspada? Tak cukupkah empat nyawa melayang di negeri kita menjadi pertanda bahwa dunia sedang tak baik-baik saja?
Corona, bukanlah virus biasa saja. Tapi, virus langka yang mematikan dan berbahaya. Mari kita berpikir sejenak untuk memikirkan bagaimana nasib negeri ini dan dunia kedepannya? Apa yang harus kita lakukan agar Corona segera sirna?
Corona: Sirna Oleh Aturan Pencipta
Indonesia, sebagai negeri yang penduduknya beragama Islam yang mulia. Tentu tak salah jika ingin melirik Islam sebagai solusi atas seluruh problematika yang melanda negeri ini dan dunia. Sebab, Islam bukan sekedar agama semata. Tapi juga memiliki aturan sempurna untuk mengatur kehidupan manusia. Termasuk aturan dalam melenyapkan virus yang berbahaya.
Sejarah telah bercerita, wabah penyakit menular pernah terjadi pada masa Rasulullah tercinta. Wabah itu ialah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Untuk mengatasi wabah tersebut, salah satu upaya Rasulullah adalah menerapkan karantina atau isolasi terhadap penderita. Ketika itu Rasulullah memerintahkan untuk menjaga jarak dengan penderita kusta. Beliau bersabda:
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta (HR al-Bukhari).
Dengan demikian, metode karantina sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah tercinta. untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lainnya. Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Rasulullah membangun tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah berbahaya. Peringatan kehati-hatian pada penyakit kusta juga dikenal luas pada masa hidupnya. Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah orang yang terkena kusta, seperti kamu menjauhi singa.” (HR al-Bukhari).
Rasulullah juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan mendekati wilayah yang sedang terkena wabah berbahaya. Sebaliknya, jika sedang berada di tempat yang terkena wabah, mereka dilarang untuk keluar dari sana. Beliau bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninginggalkan tempat itu (HR al-Bukhari).
Tapi, semua itu hanya sekedar teori belaka. Jika aturan Islam tak diterapkan secara kaffah dalam bingkai negara (Khilafah). Sebab, tak Khalifah yang menjadi perisai bagi manusia. Sehingga tak ada pilihan lainnya. Kecuali melanjutkan kembali kehidupan Islam yang mulia.
Tak ada kemuliaan tanpa Islam. Tak ada Islam tanpa syariat Islam yang mulia.
Bkt15320
#YukNgaji
#MuslimahHijrah