Di tengah merebaknya virus corona, dan semua sekolah, perguruan tinggi dan pondok pesantren meliburkan dan memulangkan para siswa dan santrinya. Karena kedahsyatan kabar berita virus corona. Namun, Alhamdulillah pada ahad pagi tapatnya 15 Maret lalu, malis di salah satu kota Karawang di penuhi jamaah yang ingin menimba ilmu.
Sebelum masuk msteri inti, ustazah Ummi Hamzah menyinggung sedikit tentang penyakit yang akhir-akhir ini sedang viral. Yaitu virus corona. Semua orang ketakutan.
Masker hilang diperedara, rempah-rempah terutama jahe melonjak tinggi. Mereka takut mati. Padahal, kematian itu qodho Allah. Mereka yang ketakutan mati karena suatu penyakit yang mewabah. Lupa. Bahwa penyakit itu ada yang menciptakan. Mereka lebih takut pada penyakitnya daripada yang membuat penyakit yaitu Allah SWT. Menyikapi virus corona, bertawakallah kepada Allah. Kita mati bukan karena penyakit yang saat ini sedang mewabah, tapi karena ajal. Takut boleh tapi jangan berlebihan. Waspada dan menjaga kesehatan harus.
Berbicara tentang ketakutan, menurut ustazah ummi Hamzah yang lebih ditakutkan harusnya sang Pencipta alam semesta ini. Yakni Al Kholiq. Namun, saat ini manusia rupanya sudah tidak takut lagi kepada Allah. Buktinya, ketakutan akan suatu penyakit yang diciptakan Allah. Melanggar hukum yang dibuat Allah. Misal, wanita banyak yang membuka aurat. Akhir-akhir ini viral ada artis yang menunjukkan gelambiran tubuhnya di medsos, dan itu medapat pujian dari para netizen, atas keberaniannya menampilkan fisik yang untuk sebagian orang disebut kelemahan dari seorang wanita. Tujuannya supaya para wanita jangan merasa malu mempunyai tubuh yang tidak ideal. Karena standar cantik saat ini. Kulit putih, ramping semampai, mulus, dll. Mengapa muncul kampanye body positivity (citra positif diri)? Karena untuk menghalau kampanye body shaming (membully tubuh yang tidak ideal).
Dalam kesempatan itu materi yang disuguhkan bertema 'Cinta Diri Taati Illahi'. Standar cinta diri saat ini cinta karena fisiknya yang mulus dan cantik. Mengapa berpikiran seperti itu? Karena sudah dipengaruhi Barat, agar para wanita termasuk para muslimah lebih mementingkan kecantikan secara fisik daripada cantik secara pemikiran. Dan hari ini para wanita terpengaruh oleh opini yang dihembuskan Barat. Munculnya ketidak percayaan diri, karena tidak sesuai dengan standar cantik saat ini.
Kampanye body positivity ini didukung kapitalis sekuler liberalis. Kominfo pun menyatakan itu tidak melanggar aturan yang ada. Dengan adanya kampanye body positivity yang tadinya mau menghalau kampanye body shaming, adalah hal keliru sebab bukannya menyelesaikan masalah, malah akan membuat masalah baru, mereka Sama-sama memperlihatkan aurat di depan publik, dan ini melanggar hukum syara. Kampanye ini diadakan justru untuk mengekspoitasi, menghina kaum hawa. Bukan melindungi mereka. Ini adalah salah satu program kapitalis liberal.
Aturan Allah menegaskan bentuk tubuh manusia. Seperti, mata belo, sipit, warna kulit hitam, putih, kuning langsat. Itu adalah ciptaan Allah yang tidak ada sumbangsih dari manusia. Semata ciptaan Allah. Seperti yang tercantum dalam Al Quran. " ... Sungguh, Kami telah memciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"... (TQ. At-tin (95) ;4). Dari penciptaan Allah ini, yang tidak andil di dalamnya. Allah tidak akan menghisab manusia dengan apa yang manusia punyai dalam tubuhnya.
Allah akan menghisab/meminta pertanggungjawaban dengan ketaatan manusia kepada Allah." ... Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa ( pria dan wanita) ... " (TQ. Al-Hujurat (49); 13). Mereka berlomba-lomba dalam kebaikan.
Allah melihat ketakwaannya, bukan bentuk fisiknya. Bentuk takwa kepada Allah akan membuat manusia percaya diri. Islam mengatur manusia dengan yang lainnya. Islam mengatur pelarangan body shamming, mengejek orang lain, mengolok-olokan orang lain, dll. Seperi dalam Firman-Nya. "... Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olokkan). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim". (TQ. Al-Hujarat (49);11)
Ada pun dalam hadis yang melarang mengejek atau menertawakan orang lain. Ketika Aisyah ra cemburu kepada shafiyah dan mencemoohnya, dengan mengatakan bahwa shafiyah berbadan pendek. Maka rasulullah bersabda :
" Sungguh engkau telah mengucapkan suatu kalimat tersebut, dicampur dengan air laut niscaya akan merubahnya (karena sangat kotor dan bau sehingga bisa merubah air laut. (HR. Ahmad)
Adapun ketika para sahabat menertawakan betis Abdullah bin Mas'ud yang kecil. Rasulullah pun menegurnya. " Demi Allah yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh kesua betis itu lebih berat dalam timbangan amal daripada Gunung Uhud. (HR. Abu Dawud)
Dalam Islam tidak ada body shaming atau body positivity, karena keduanya melanggar hukum syara. Maka dari itu Islam dengan tegas melarang aurat wanita terbuks dimuka umum. Islam mewajibkan para muslimah untuk menggunakan jilbab dan kerudung. Dengan menutup aurat, wanita akan terjaga dari tubuh yang kurus dan gemuk. Pandangan manusia tentang dirinya adalah bagaimana ketaatan terhadap Allah. Begitu juga pandangan suami terhadap istrinya ialah istri yang sholehah, bukan dipandang dari bentuk fisiknya.
Allah berfirman: " Maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah di wahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang lurus. (TQ. Zukhruf (43);43). Wallahu'alam.
Reporter : Reni Tresnawati.
Tags
Reportase