Oleh: Windha Yanti. S
(Aktivis Dan Pemerhati Sosial)
Sebuah perjalanan yang panjang dan tak mudah dilalui, dimulai dengan sebuah ikatan suci dan ucapan ijab qobul. Ya. Perjalanan itu disebut rumah tangga yang diawali dengan masa romantis nan indah menjadi penyedap pernikahan muda. Semua terasa begitu indah bak dongeng cindrella.
Tak banyak remaja yang tahu kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya, yang mereka tahu hanyalah bersatunya dua insan yang saling mencintai sudah pastilah bahagia yang mereka bayangkan. Masa-masa romantis pun menjadi ajang pamer pasangan, dengan mempertontonkan sikap romantis di area publik serasa dunia miliknya.
Sesungguhnya pemahaman seperti ini adalah modal kehancuran bagi sebuah pernikahan, karena esensinya sebuah pernikahan itu bukan hanya tentang cinta, melainkan tentang dua insan yang berbeda karakter namun harus bersatu untuk menghadapi kehidupan yang panjang ini. Ketika berakhir masa romantis dan berganti masa jenuh, tak sedikit masalah kecil menjadi besar dengan melihat kesalahan yang di lakukan pasangan menjadi bekal untuk saling menyalahkan. Seolah rumah tangga yang sudah dibangun tak layak dipertahankan.
Maka tidak heran jika kasus perceraian menjadi hal yang biasa. Pasalnya setiap tahunnya di setiap daerah angka perceraian tidak pernah turun, namun justru sebaliknya terus menaik bak roket. Berikut ini 7 provinsi dengan kasus perceraian tertinggi di Indonesia per tahun 2016.
Provinsi Jawa Timur, 86.491 perceraian;
Provinsi Jawa Barat, 75.001 perceraian;
Provinsi Jawa Tengah, 71.373 perceraian;
Provinsi Sulawesi Selatan, 12.668 perceraian;
Provinsi DKI Jakarta, 11.321 perceraian;
Provinsi Sumatera Utara, 10.412 perceraian; dan
Provinsi Banten, 10.140 perceraian
99.co.id(19/12/2019)
Sedangkan data terbaru angka perceraian di Indonesia berdasarkan data yang dikutip detik.com dari website Mahkamah Agung (MA), Rabu (3/4/2019), sebanyak 419.268 pasangan bercerai sepanjang 2018. Dari jumlah itu, inisiatif perceraian paling banyak dari pihak perempuan yaitu 307.778 perempuan. Sedangkan dari pihak laki-laki sebanyak 111.490 orang. detik.com. Rabu(3/4/2019)
Inilah yang akan terjadi jika sebuah rumah tangga di bangun tanpa pondasi yang kuat, yaitu visi dan misi yang jelas. Tentunya misi tersebut yang dapat menghatarkan pasangan ini pada kehidupan yang abadi, yaitu syurga. Jangan membangun rumah tangga dengan besandar pada cinta yang sifatnya sangat semu, jika tidak disandingkan dengan ketaatan kepada Illahi. Hanya akan menghatarkan pada jurang perceraian. Namun jika cinta yang di bingkai oleh ketaatan akan menjadi jembatan menuju sakinah.
Namun kembali lagi di sistem hari ini yang sudah sangat rusak, tak mudah untuk mempertahankan keluarga dari perceraian. Karena lingkungan yang tak mendukung kita untuk ta'at kepada sang pencipta membuat kita harus berupaya keras. Belum lagi sistem yang tak sejalan dengan ajaran agama membuat kita tambah sulit untuk tetap terikat oleh hukum syara.
Sistem yang baik bukan hanya saja melahirkan orang yang baik pula, namun akan menjamurnya rumah tangga yang kokoh dan sakinah, dan akan lahir pula anak anak yang solih dan unggul. Dan ini hanya dapat diraih dengan sistem yang unggul pula, sistem yang berasal dari sang pencipta. Wallahua'lam
Tags
Opini