Oleh Yanti Nurhayati, S.IP. (Komunitas Muslimah Peduli Umat)
Fenomena Virus Corona atau Covid-19, berdampak pada aspek perekonomian di Indonesia, salasatu yang menjadi perbincangan saat ini adalah dengan melonjaknya harga bawang putih, karena ternyata bawang putih yang selama ini digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagian besar adalah hasil impor dari Cina.
Sebanyak 580.845 ton atau 99,6% bawang merah dikirim dari negara yang berjuluk tirai bambu tersebut. Sisanya berasal dari India yang menyuplai 464 ton, kemudian negara Asia lainnya sebesar 1684 ton.
Secara otomatis efek virus corona di Cina akhirnya menghambat pendistribusian, dimana salahsatunya adalah ekspor bawang putih dari Cina ke Indonesia, yang akhirnya melonjaklah harga bawang putih di Indonesia.
Yang menjadi pertanyaan kita sebagai masyarakat awam, "kenapa kok bisa-bisanya negeri kita Indonesia yang memiliki daratan yang sangat luas dan subur, tapi tidak mampu membudayakan penanaman bawang putih, sampai harus jauh-jauh mengimpor ke negeri tirai bambu.
Padahal menurut pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, Indonesia berpotensi mengembalikan swasembada bawang putih yang saat ini hampir 97 persen kebutuhan nasional dipasok melalui impor.
"Indonesia amat sangat bisa memproduksi lagi, kita ini untuk swasembada bawang putih itu hanya perlu lahan 50.000 hektar, dan lahan sebesar itu bisa dicari," ungkapnya saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (16/5/2017).
Menurutnya, alasan bahwa bawang putih tidak dapat diproduksi di Indonesia terlalu mengada-ada, karena masih ada varietas bawang putih yang dapat tumbuh di Indonesia.
"Alasannya terlalu banyak bahwa bawang putih bukan tanaman tropis dan sebagainya, alasan yang terlalu dibuat-buat. Ada varietas bawang putih yang bisa ditanam di dataran rendah walaupun tingkat produksinya relatif rendah juga," jelasnya.
Dan ternyata inilah sebab "Kenapa tidak banyak yang tanam? Karena tergilas oleh bawang putih impor. Impor faktanya lebih murah, kalau itu (impor) diteruskan maka bawang putih itu tinggal nama, bahwa petani Indonesia pernah menanam bawang putih. Itu kan yang di khawatirkan," kata Wahyu.
Jika alasan petani seperti itu maka sampai kapanpun permasalahan tidak akan bisa terselesaikan.
Inilah buah dari sistem kapitalisme, banyaknya mafia pasar dan para pengusaha yang dengan mudah bisa melakukan perdagangan dengan luar negeri. Tidak cukup dengan melakukan swasembada bawang putih, tapi menumpas dulu mafia-mafia pengimpor bawang putih, suatu pekerjaan yang sia-sia jika penyebab utamanya tidak segera dibereskan.
Dalam sistem Islam, negara tidak akan pernah melakukan impor ketika masih bisa mengusahakan untuk pemberdayaan didalam negeri. Para petani sejahtera karena hasil pertaniannya dibayar dengan harga yang menguntungkan, dan masyarakat pun teruntungkan karena kebutuhan bisa terpenuhi dengan harga yang terjangkau. Itulah sistem Islam yang didalamnya mengatur kehidupan manusia dengan kesejahteraan, maka sudah saatnya untuk mengembalikan kembali sistem Islam yang sudah menorehkan kejayaannya dalam mengurusi urusan rakyat.
Wallohu'alam bishowab
Tags
Opini