Oleh: Hasnani
Mahasiswa Dan Aktivis
Menutup tahun 2019 dunia di kagetkan dengan wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, Cina. Kini Wuhan bagaikan kota mati akibat dari virus corona. Sebelumnya Presiden Xi Jinping mengatakan tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan Cina, malah diserang dengan virus mematikan karena kerakusan mereka sendiri.
Apa itu coronavirus.
Nama Coronavirus didapatkan dari bentuknya, yang digambarkan berbentuk mahkota atau terlihat seperti corona matahari ketika dilihat menggunakan mikroskop elektrik. Coronavirus disebarkan melalui udara dan menginfeksi pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan mamalia dan burung. Virus baru (2019-nCoV) ini menyebabkan gejala yang serupa dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Orang terinfeksi oleh golongan coronavirus ini akan menderita radang yang hebat. Sayangnya belum ada vaksin atau perawatan yang tersedia untuk infeksi coronavirus. (KOMPAS.com 24/01/2020)
Dilansir dari KOMPAS.com, 31/01/2020. Seusai dikritik seminggu sebelumnya karena menunda pernyataan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya resmi mengumumkan status darurat dunia atas kasus virus corona yang terus menyebar ke luar Cina.
Melansir dari SCMP, korban jiwa akibat virus yang awalnya menyebar di Wuhan, Cina tersebut sudah 213 korban hingga kamis (30/1/2020) dengan 42 kasus terbanyak terjadi di provinsi Hubei. Dari 30 kematian yang baru dilaporkan, 30 diantaranya ada di Wuhan yang merupakan bagian dari provinsi Hubei dan merupakan pusat wabah menurut komisi kesehatan Hubei.
Hingga kamis (30/01/2020), sebanyak 1.982 kasus baru telah dikonfirmasi terjadi di daratan Cina, hal itu sebagaimana dikutip dari pemberitaan SCMP, Jumat (31/01/2020) hingga pukul 09.18 WIB. Sehingga total secara nasional terdapat 9.692 kasus yang jauh melebihi epidemi SARS pada 2002-2003 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.
Disisi lain, virus ini tidak hanya merambah di beberapa kota Cina,tetapi juga merambah ke negara-negara lain, seperti Malaysia, Uni Arab Emirat, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Singapura, Australia, Amerika Serikat, Kamboja, Nepal, Kanada, Sri Lanka, Perancis, Vietnam, dan Jerman.
Tak tanggung-tanggung negara yang memiliki warga di Cina langsung mengevakuasi warganya, diantaranya adalah Jepang yang mempunyai warga sebanyak 206 dan diterbangkan pulang ke Tokyo menggunakan pesawat carteran pemerintah, Amerika serikat juga pada tanggal 29/01/2020 telah mengevakuasi warganya sebanyak 240 orang, Korea Selatan juga telah menyiapkan dua pesawat untuk memulangkan sekitar 700 warga negaranya, Jerman baru menyiapkan rencana untuk mengevakuasi warganya sekitar 90 orang, Perancis bakal mengirim pesawat untuk mengevakuasi warganya sekitar 800 orang, Inggris merencanakan penerbangan evakuasi menggunakan jet sewaan yang akan membawa warganya sekitar 200 orang, Australia sendiri masih terjebak di Wuhan lantaran Negeri Kangguru masih belum mendapat izin sedangkan pemerintah Indonesia baru ingin mengevakuasi warganya setelah (WHO) menetapkan status virus Corona.
Wuhan sendiri merupakan Ibukota Provinsi Hubei dan menjadi wilayah jantung Cina, karena Wuhan adalah lalu lintas transportasi utama ke seluruh penjuru negeri hingga menjadi kota terpadat di Cina bagian Tengah.
Hadiah Gaya Liberal
Para ilmuan menduga bahwa virus ini tertular melalui hewan ke manusia yaitu dengan mengkonsumsi kelelawar. Seperti yang diketahui, kota Wuhan daerah yang menjadi episentrum wabah virus Corona, mempunyai pasar yang bernama Sholesale Saefood Market. Pasar ini menjual berbagai macam variant hewan dan unggas yang hidup seperti rubah, serigala, musang, merak, keledai, ular, babi, tikus bambu, reptil, hingga kelelawar. Cina sendiri mempunyai tradisi memakan kelelawar sejak dulu. Beberapa waktu lalu media sosial sempat memviralkan bagaimana orang Cina sangat gemar menyantap sup kelelawar. Di dalam video tersebut digambarkan kelelawar disajikan dalam keadaan utuh lengkap dengan sayap.
Dengan mengkonsumsi hewan liar yang langkah di anggap sebagai identitas tersendiri bagi kalangan orang Cina sebab orang yang memakan hewan liar dianggap memiliki status sosial yang tinggi dan hewan liar lebih bergizi dibandingkan hewan ternak.
Inilah buah pahit dari kehidupan liberal, bebas melakukan apa saja termasuk soal makanan tanpa melihat halal-haram, boleh-tidaknya selama itu bisa dimakan dan mengenyangkan maka tidak jadi masalah, itulah prinsip hidup kaum liberal.
Sedangkan Islam sendiri mempunyai aturan yang mencakup seluruh urusan manusia termasuk soal perkasa mengkonsumsi makanan sebagaimana firman Allah Swt
“ Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertawakallah kepada Allah yang kalian beriman Kepada-Nya", (TQS Al-Maidah:88).
“Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, (TQS. Al-Baqarah : 17).
Demikianlah kesempurnaan Islam dalam mengatur segala aturan baik itu dalam hal mengkonsumsi makanan. Oleh karena itu tak sepatutnya manusia berlaku sombong dan acuh terhadap aturannya. Sebagai upaya menjaga keberlangsungan hidup. Oleh karena itu kita sebagai umatnya wajib mengambil aturan tersebut dan berbenah diri untuk hidup sesuai syariat-Nya, sebab manusia sebagai mahkluk yang lemah dan terbatas kemampuannya.
Semoga apa yang terjadi di Cina menjadi pembelajaran untuk semua manusia sebagaimana firman Allah Swt
“ Telah tampak keruskan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (TQS. Ar-Rum:41).
Wallahu a’lam bishshawab.