Oleh: Siti Jubaedah
Wacana pembangunan terowongan Istiqlal Katedral disambut baik oleh kedua pihak pemeluk agama ini, karena dianggap akan memproyeksikan Ikon toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Benarkah demikian atau justru akan menjadi Ikon liberalisasi agama?
Toleransi menurut bahasa adalah sabar atau menahan diri. Sedangkan menurut istilah adalah sikap saling menghormati sesama manusia sesuai norma yang berlaku. Toleransi ditunjukkan untuk menghormati adanya perbedaan pendapat, agama, ras dan budaya pada setiap orang.
Toleransi berlaku sesuai norma yang berlaku dan batasan normal dalam islam adalah Aqidah dan standarnya pun jelas yaitu halal dan haram, bukan kemaslahatan semata. Toleransi bukan berarti harus memfasilitasi atau sampai berpartisipasi dengan ritual agama lain. Maka pembangunan terowongan ini jelas bukan Icon toleransi tapi Icon liberalisasi agama.
Yaitu kebebasan agama dimana toleransi agama diartikan tidak mau diatur dengan peraturan agama itu sendiri. Disisi lain juga, kebijakan ini akan sangat berbahaya dan menyesatkan. Karena umat dibuat bingung dengan makna dan tuntutan toleransi tersebut yang melanggar batas batas aqidah Islam.
Bukan hanya itu, Ikon liberalisasi ini akan semakin menguatkan paham toleransi yang kebablasan dan itu berefek makin kuatnya pluralisme, menganggap semua agama sama, maka Umat Islam tidak lagi bangga dan nyakin dengan aqidahnya.
Inilah akibat sistem hidup yang salah yang bersandar pada sekulerisme, akibatnya salah juga dalam memaknai toleransi. Padahal sistem hidup dalam Islam selalu bersandar pada standar yang jelas dan tak membingungkan yaitu halal dan haram.
Penerapan standar Ini hanya bisa dengan diterapkannya Islam secara kaffah( menyeluruh). Yang akan menjaga aqidah Umat. Mendakwahkan Islam untuk mewujudkan Islam Rahmatan Lil 'alamin. Hingga terbentuk toleransi yang benar bukan hanya teriakan toleransi tapi nyatanya memaksa umat Islam untuk ikut melanggengkan liberalisasi agama dan pluralisme.
"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (QS. Al Mumtahanah: 8)
Wallahu A'lam Bish Showwab.
Tags
Opini