Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Muslimah Penulis Sidoarjo
Virus CoronaV menjadi momok dalam waktu yang singkat. Entah karena konspirasi atau yang lain, namun beberapa negara di Eropa dan Asia sudah mengeluarkan Travel Warning bagi warganya untuk berkunjung ke China.
Namun ketika semua negara waspada dan lakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran CoronaV, pemerintah Indonesia justru tidak segera mengambil tindakan pencegahan total yang sama. Ada apa?
Pernyataan salah satu penjabat dari Sumatera yang menyatakan bahwa tidak ada pembatasan masuk dan keluarnya wisatawan Cina karena bisa merugikan bisnis. Kemudian gubernur Bali , Mangku Made Pastika, yang memberikan diskon bagi para wisatawan China yang ingin tinggal lebih lama di Bali, menunjukkan bagaimana prioritas negara.
Sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah lebih memikirkan untung rugi bisnis dibanding perlindungan total terhadap rakyat. Syahwat ekonomi benar-benar menjadi alibi penguasa untuk minim proteksi. Meskipun belum ada warga Indonesia yang terkena dampak Virus CoronaV, tapi berjaga-jaga semestinya menjadi fokus pemerintah. Sebab hal itu bagian dari salah satu kewajiban negara mengurusi rakyatnya.
Sebagaimana hadist Rasulullah SAW,"Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam bish-Showab.
Tags
Opini