Oleh Ratna Nurmawati
(Komunitas Muslimah Peduli Umat)
Pemimpin negeri ini telah berganti - ganti, namun masalah klasik kemiskinan tak kunjung selesai. Berbagai kebijakan dilakukan , namun hasilnya nihil. Bahkan rekomendasi dari lembaga Internasional tak mempan lagi untuk mengobati masalah kemiskinan yang akut.
Bank Dunia dalam laporannya berjudul Aspring Indonesia - Expanding the Middle Class menilai masyarakat Indonesia yang sudah keluar dari kemiskinan masih rentan untuk kembali miskin.
Dalam perhitungannya, BPS menggunakan Garis kemiskinan sebagai batas antara penduduk miskin dan tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata - rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan yaitu RP 410.220 perbulan atau sekitar RP 13.400 perhari. Artinya , penduduk dengan pengeluaran lebih dari angka tersebut, dapat dikategorikan sebagai penduduk tidak miskin.
Namun, standar kemiskinan yang dipakai pemerintah tersebut dikritik terlalu rendah oleh berbagai pihak. Apakah ukuran kemiskinan yan dipatok BPS itu cukup untuk memenuhi 2000 kalori perhari jika harga telur Rp 30.000/kg dan harga beras Rp 12000/kg bagaimana ?
Apalagi dengan kondisi saat ini harga bahan pokok terlihat terus merangkak naik. Dengan kondisi tersebut, standar garis kemiskinan yang dipakai terlihat terlalu rendah dan kurang mencerminkan kondisi rill di masyarakat. Sehingga masyarakat Indonesia masih rentan dari kemiskinan dan mimpi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan masal mustahil terjadi.
Kasus - kasus kematian akut hingga berujung kematian terus terjadi. Instrumen pajak oleh pemerintah neolib selalu dijadikan penyelesaian atas problem ekonomi. Perluasan basis pajak menunjukan bahwa banyak rakyat yang dipajaki. Hal ini justru menurunkan taraf hidup rakyat, bukan meningkatkannya.
Ini membuktikan negara berlepas tangan dari tugasnya melayani rakyat. Rakyat dipaksa untuk menghidupi negara dengan pajak, sementara kekayaan alam dirampok oleh korporasi atas restu penguasa. Harus diakui , kapitalisme memang telah gagal menyelesaikan problem kemiskinan.
Berbeda dengan islam, Allah SWT sesungguhnya telah menciptakan manusia sekaligus menyediakan sarana - sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan tidak hanya manusia, seluruh mahluk yang telah, sedang dan akan diciptakan pasti Allah menyediakan rizki baginya. Allah SWT berfirman:
"Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian meberikan rizki". TQS. Ar-Rum:40.
"Tidak ada satu binatang melatapun dibumi, melainkan Allah yang memberi rizki". TQS. Hud:6
Jika Allah telah memenuhi segala kebutuhan makhluknya, lantas kenapa bisa terjadi kemiskinan ?
Jumlah kekayaan alam yang disediakan oleh Allah SWT untuk makhluknya pasti mencukupi. Hanya saja, apabila kekayaaan alam ini tidak dikelola dengan benar, tentu akan terjadi ketimpangan dalam distribusinya. Disinilah pentingnya keberadaan sebuah sistem hidup yang shahih dan keberadaan negara yang menjalankan negara yang menjalankan sistem tersebut.
Islam adalah sistem hidup yang shahih, islam memiliki cara yang khas dalam menyelesaikan kemiskinan, diantaranya :
1. Secara individual, Allah SWT memerintahkan setiap muslim yang mampu untuk bekerja mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya yang menjadi tanggungannya. (Lihat QS. Al Baqarah:233)
2. Secara jama'i (kolektif) Allah SWT memerintahkan kaum muslim untuk saling memperhatikan saudaranya yang kekurangan dan membutuhkan pertolongan. Rasulullah SAW bersabda:
Penduduk negeri mana saja yang di tengah - tengah mereka ada seseorang yang kelaparan (yang mereka biarkan) maka jaminan (perlindungan) Allah terlepas dari diri mereka. HR. Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah
3. Allah memerintahkan penguasa untuk bertanggung jawab atas seluruh urusan rakyatnya, termasuk jaminan kebutuhan pokok mereka. Rasulullah SAW bersabda :
Pemimpin atas manusia adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus. HR. Al Bukhari, Muslim, dan Ahmad
Pendidikan dan kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang dijamin pemenuhan nya oleh khilafah secara gratis. Dananya berasal dari baitul mal yang salah satunya adalah hasil dari pengelolaan kekayaan alam. Rasulullah SAW dan para khalifah setelahnya juga mencontohkan hal ini.
Hal diatas adalah solusi kesejahteraan yang diwujudkan oleh sistem islam. Indonesia bisa mengatasi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan hakiki dengan beralih dari sistem sekular neolib saat ini dan menegakan sistem islam, yakni Khilafah rasyidah.
Tags
Opini