Alhamdulillah telah dilaksanakan kajian Majlis Ta’lim bulanan pada sabtu, 08 Februari 2020 di Masjid Al-Jihad Karawang. MT yang disampaikan oleh Ustadzah Ummi Hamzah itu membahas tentang menepis ekstremisme dan merekat moderatisme. Ekstrimis dan moderat hari ini adalah setingan yang dibuat oleh penjajah. Penjajah di sini bukan hanya menjajah secara fisik namun juga secara pemikiran. Demi melancarkan rencana penjajahannya, kaum kafir berusaha membuat propaganda-propaganda yang buruk tentang Islam termasuk melabeli Islam dengan embel-embel ekstremis dan moderat versi mereka.
Padahal sebenarnya Islam dengan seperangkat aturan lengkapnya membahas soal ekstremis dan moderat. Menurut pandangan Islam, Ekstremisme disebut sebagai Ghuluw atau Isyraf dalam bahasa Arab yang artinya berlebihan dalam melakukan segala sesuatu. Sedangkan menurut kamus Al-Mu’in mukhtar nasihah, ghuluw berarti melampaui batasan yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Misalnya, melanggar dan melangkahi hukum yang telah ditetapkan oleh Allah, menghalalkan riba, membuka aurat, membunuh orang yang tidak bersalah, mengikuti ajaran agama lain dengan dalih toleransi dan lainnya. Seorang muslim pada dasarnya tidak ada yang ghuluw ataupun Isyraf, justru sifat ini awalnya datang di kalangan orang-orang ahli kitab. Allah dengan jelas menegaskan dalam kalam-Nya di surat An-Nisa ayat 171 :
Artinya : Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.
Adapun moderatisme menurut Islam dimaknai dengan wasath artinya pertengahan. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S Al-Baqoroh ayat 143 yang artinya :
“Dan demikian (pula) Kami menjadikan kamu (umat Islam) ummatan wasathan (umat yang adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan manusia) dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…” (QS. al-Baqarah/2: 143).
Maksud dari umat yang adil dan pilihan adalah umat Islam merupakan Al-Muqtadil atau pertengahan, tidak mengikuti golongan kanan (golongan orang-orang yang berlebihan dalam agama/ghuluw/isyraf) dan tidak pula ada di golongan kiri (golongan orang-orang yang jauh dari Tuhan-Nya dan tidak mengurusi urusan agama). orang-orang pilihan itu adalah orang yang wasath dan ini merupakan karunia dari Allah SWT karena mereka mau dan sanggup menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Al-wasath dapat pula didefinisikan sebagai Al-Istiqomah atau orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam memegang aturan Allah subhanahu wata’ala.
Jadi menurut Islam, dua istilah ini memiliki makna sebagai berikut :
Moderat (wasath) adalah sesuatu yang positif karena Allah menyeru hamba-Nya untuk istiqomah dalam mendakwahkan agama ini, sedangkan Ekstremis (ghuluw/isyraf) merupakan sesuatu yang negatif karena Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebihan dalam agama, artinya melampaui batas yang ditentukan oleh Allah dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Selama ini umat Muslim diadu domba oleh kafir penjajah soal definisi moderat versi penjajah VS. Definisi moderat versi Islam. Oleh karena itu, kita sebagai Muslim jangan termakan omongan orang tentang Islam ekstremis versi penjajah, kita harus mengembalikan makna ke-dua kata ini ke dalam definisi Islam agar tidak terjadi kesalahfahaman. Wallahu a’lam.
[Reporter : Mardhiyatuzakiyah]
Tags
Reportase