Oleh : Dian Damayanti
Menginjak bulan kedua ditahun 2020 kita bertemu dengan valentine's day. Tepat setiap tanggal 14 Febuari seolah menjadi angka sakral yang tak boleh dilupakan bagi para bucin yang senang digombalin.
Valentine day seolah menjadi ritual tahunan yang wajib untuk dirayakan terutama bagi jomblowan dan jomblowati. Seolah hari itu menjadi ajang penampilan bakat untuk memikat lawan jenis walau harus sedikit narsis.
Mirisnya lagi selain menguras waktu, pikiran, tenaga bahkan isi dompet semua tidak dihiraukan seolah mereka sukarela untuk hal tersebut. Belum lagi gempuran budaya dan tsaqofah barat yang terus menggerus akidah dan psikis generasi muda Islam semakin masif.
Mulai dari ikon berbau valentine semisal coklat, kue, permen bahkan industri perfilman pun tak mau rugi mereka menggunakan jurus aji mumpungnya untuk meraup pundi-pundi rupiah lewat genre film remaja yang melenakan generasi. Tanpa memikirkan dampak yang diakibatkan dari hasil tontonan tersebut. Alhasil generasi muda pun larut dalam dekapan liberalisme.
/Kapitalisme biang kerok kerusakan generasi/
Lagi-lagi kapitalisme paham yang mengagung-agungkan kebebasan ini yang jadi penyebabnya. Bagaimana tidak ritual semacam valentine day sangat cepat menyebar ke seluruh sendi-sendi sendi kehidupan generasi muda Islam dengan dalih hari kasih sayang.
Sejatinya valentine's day bukanlah berasal dari Islam maka sebagai generasi Islam tidak selayaknya kita merayakannya. Valentine's day adalah salah satu bentuk pemahaman yang berasal dari tradisi Yunani kuno yang merupakan hari pernikahan dewa Zeus dan Hera dengan salah satu ritualnya adalah pesta para pemuda yang berujung pada perilaku seks bebas sebagai tanda kesuburan.
Di dalam kapitalisme yang menganut paham sekulerisme, maka valentine's day menjadi salah satu tradisi syarat maksiat yang dijajakan barat demi mencapai tujuannya yaitu melemahkan generasi muda Islam dengan pendangkalan akidah lewat istilah hari kasih sayang tersebut.
Alhasil serangan jenis ini sangat tidak disadari oleh generasi muda Islam yang akhirnya banyak terkena peluru-peluru sekulerisme itu. Banyak dari generasi muda Islam yang akhirnya terkapar bahkan sekarat akibat serangan perang pemikiran ala barat ini sehingga menjadikan generasi muda Islam sesuai dengan kehendak penjajah yaitu generasi pemalas yang hanya mengejar pepuasan hawa nafsu.
/Pemuda ujung tombak peradaban/
Wahai pemuda Islam bangkitlah sesungguhnya musuh-musuh di depan mata. Tidaklah patut kalian berdiam diri dan menutup mata di hadapan kemaksiatan. Sudah saatnya bangkit buka mata kalian tataplah ke depan fajar kemenangan itu sudah tampak.
Hempaslah semua belenggu, raihlah kemuliaan dan jadilah pemuda harapan umat yang terdepan dalam perjuangan. Islam pernah berjaya lewat para pemuda luar biasa seperti Muhammad Al Fatih, Khalid bin Walid, Ali bin Abi Thalib dan masih banyak lagi para pemuda Islam yang mengukir sejarah sehingga menghantarkan Islam kegerbang kejayaan hingga menguasai 2/3 dunia.
Sudah saatnya kita raih kembali kemuliaan dan predikat umat terbaik di muka bumi ini melalui tangan tangan dingin dan jiwa mulia para generasi muda Islam. Allahu Akbar
Tags
Opini