Oleh: Surfida, S.Pd.I
(Praktisi Pendidikan)
Kelakuan sebagian warga Indonesia ini kadang aneh dan lucu. Bagaimana tidak dinggap lucu dan aneh, mereka tiba-tiba muncul dipublik dan mengaku dirinya sebagai raja dan ratu atau tentara yang berpangkat jenderal. Sebut saja Kerajaan Agung Sejagat, keraton ini dipimpin oleh Toto Santoso yang menyebut diri Sinuhun dan ratunya, Fanni Aminadia. Para pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan membayar uang Rp 3 juta sebagai biaya pendaftaran anggota kerajaan dan diiming-imingi hidup yang lebih baik. (9/1/2020, https://regional.kompas.com).
Masih hangat dengan Kerajaan Agung Sejagat, muncul lagi Sunda Empire di Sunda Jawa Barat. Sunda Empire ini di pimpin oleh Rangga Sasana, nama aslinya adalah Edi Raharjo. Rangga Sasana menganggap bahwa Sunda Empire adalah pemilik bumi dan bisa menyelamatkan NKRI, dan Sunda Empire juga bekerja sama dengan NATO. (17/1/2020, https://republika.co.id).
Sebelum dua kerajaan diperbincangkan dimedia, ada beberapa kerajaan yang pernah muncul, dan rata-rata memiliki banyak pengikut. Ada yang pengikutnya berjumlah belasan orang, puluhan bahkan ratusan. Misalnya kerajaan ubur-ubur, dengan pengikut sebanyak belasan, mereka melakukan ritual pada malam jum'at dengan berzikir untuk membuka kekayaan Indonesia yang tersimpan diluar negeri, namun kerajaan ini sudah bubar dengan dilaporkannya pendirinya pada tahun 2018, begitu juga dengan Gafatar sudah dibubarkan oleh pemerintah setempat pada tanggal 13 Agustus tahun 2015 silam. Selain itu, ada lagi kerajaan Selaco, namun kerjaan ini sudah memiliki izin dan sudah mendapat surat dari PBB. Karena sudah mendapat izin itulah sehingga kerajaan ini tidak dibubarkan.
Banyaknya yang tertarik untuk menjadi anggota dari kerajaan- kerajaan tersebut diakibatkan frustasi yang dialami oleh sebagian masyarakat. Misalnya masalah sosial dan ekonomi, masyarakat bingung bagaimana agar ekonominya membaik, mengingat harga kebutuhan sehari-hari semakin naik. Ditengah kebinguan mereka itulah, ketika ada yang menawarkan untuk perbaikan ekonomi, mereka langsung menerima meskipun harus menyerahkan sejumlah uang kepada pemilik kerajaan sebagai syarat agar diterima. Seperti Kerajaan Agung Sejagat, kerajaan ubur-ubur, Gafatar, Sunda Empire. Meskipun pimpinan Sunda Empire mengatakan tidak memungut biaya.
Masyarakat yang tergiur ini, tidak menyadarinya jika mereka sudah ditipu, yang ada dalam pikirannya hanya mendapatkan uang yang lebih besar. Jika masyarakat ini berpikir secara rasional dan memilki pemaham Islam yang mendalam, pasti tidak akan tertipu karena untuk mendatangkan kekayaan yang lebih harus melalui ritual, Seperti yang dilakukan kerajaan ubur-ubur. Kerajaan ini ritualnya dilaksanakan pada malam jum’at. Atau diiming-imingi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi seperti kerajaan Agung Sejagat, yang dimingi bayar Rp 3 juta. padahal hidup lebih baik itu bukan diperoleh dari pembayaran itu tapi bagaimana hubungan kita kepada Allah SWT.
Namun, munculnya kerajaan-kerajaan ini tidak terjadi begitu saja tetapi ada penyebabnya yaitu sistem yang diterapkan saat ini. Saat Indonesia bahkan seluruh negara-negara didunia ini menerapkan sistem Kapitalisme. Dari sistem inilah, sehingga masyarakat yang hidup didalam negara yang menerapkannya tidak mendapatkan kesejahteraan dan keadilan. Kesejahteraan dan keadilan itu hanya milik orang-orang yang memiliki kekayaan. Sedangkan rakyatnya tidak mendapatkan apa-apa. Dari situlah muncul ide-ide untuk mendirikan kerajaan atau mengaku jika dirinya mampu melipatkan gandakan uang.
Para pendirinya keluar daerah terlebih dahulu, setelah itu pulang dan menyampaikan kepada tetangga-tetangga bahwa dirinya baru saja ketemu malaikat atau Nabi, mereka berhalusinasi bahwa kerajaan yang mereka miliki adalah titisan dari ratu kidul atau mereka sedang bekerja sma dengan kerajaan dari luar negeri. Karena halusinasi itulah sehingga tetangga atau warga disekitar itu percaya apa yang dikatakannya. Masyarakat yang percaya adalah orang-orang yang awam atau ilmu Islam yang mereka miliki minim sekali meskipun ada juga yang berpendidikan tinggi.
Minimnya pemahaman terhadap Islam ini, karena sistem yang diterapkan juga memisahkan agama dari kehidupan, dalam sebagian masyarakat memahami ajaran Islam hanya mengatur masalah ibadah saja. Sedangkan diluar dari itu tidak diatur oleh Islam. Sehingga mereka gampang ditipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, semata-mata agar kehidupannya lebih layak seperti pendiri kerajaan tersebut. Masyarakat tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu sudah menyimpang dari Ajaran Islam.
Akan tetapi, meskipun rakyat sudah banyak yang tertipu dengan kerajaan-kerajaan tersebut, Pemerintah tidak mengambil tindakan tegas dan antisipatif padahal kasus itu sudah berulang-ulang. Dengan berulang-ulangnya masalah tersebut, pemerintah harus menindak atau memberikan hukuman yang lebih besar lagi agar tidak ada lagi orang –orang berhalusinasi yang merugikan rakyat atau masyarakat banyak. Pemerintah juga harus memberikan kesejahteraan dan keadilan agar rakyat tidak mengalami stres atau frustasi, sehingga tidak melakukakan hal-hal yang aneh.
Namun, selama sistem yang diterapkan adalah Kapitalisme, maka rakyat tidak akan mendapatkan kesejahteraan dan keadilan. Pemerintah lebih mengutamakan diri sendiri daripada rayatnya. Mereka hanya bisa kaget-kaget ketika melihat realitas masyarakat mencari keadilan perbaiakan ekonomi dengan cara yang tidak rasional. Masyarakat yang hidup dalam sistem banyak tidak memilki iman yang kuat, meskipun kejadian yang serupa sudah pernah terjadi dan sudah harus menjadi pelajaran bagi dirinya tetapi ketika ekonominya terhimpit mereka akan tergiur juga, apalagi yang memiliki ide tersebut adalah orang yang berpendidikan tinggi.
Jika sistem ini tidak mampu lagi membuat masyarakat sejahtera dan adil, maka sudah saatnya ganti dengan sistem lain yang pernah Berjaya dimasa lalu. Sistem tersebut adalah Islam, Sistem yang akan memberikan kesejahteraan dan keadilan, sehingga tidak lagi mengalami frustasi untuk menghidupi keluraga, karena negara sudah menyiapkan lapangan pekerjaan untuk umat yang hidup didalam negara tersebut. Negara selalu mengutamakan rakytanya daripada rakyat dari negara luar. Kalaupun ada dari negara luar, statusnya hanya sebagai pekerja bukan pemilik perusahaan seperti yang terjadi saat ini.
Marilah kita perjuangkan agar sistem Islam tegak dengan menjadikan diri kita sebagai agen of change dari sistem kufur menjadi sistem Islam.
Wallahu’alambishowab
Tags
Opini