Kapitalisme Destruktif, Khilafah Konstruktif



Oleh: Rika Anisa
Pelajar, Aktivis Remaja Serdang Bedagai


Bagaikan jarum yang tumpul itulah sistem di negara ini, sebagaimana jarum yang tumpul apabila dipakai menjahit maka akan menyulitkan. Begitu pula sistem sekarang ini yang tumpul akan akidah, mereka tak menyadari betapa tumpulnya sistem saat ini namun mereka tetap memakai dan memaksakan sistem tersebut yang pada akhirnya hanya menimbulkan masalah demi masalah. Seperti baru-baru ini, belum selesai masalah banjir dan masalah lain datang yakni masuknya kapal cina di natuna dan masih banyak lagi masalah lainya. Cobaan di negeri ini takkan pernah usai jika kita masih menggunakan sistem kapitalis yang semakin menyengsarakan rakyat.

MuslimahNews.com, OPINI — Dalam sebuah drama harus ada tokoh antagonis. Fungsinya untuk mengukuhkan keberadaan tokoh protagonis sebagai pahlawan. Sang sutradara sudah mengatur sedemikian rupa agar tokoh utama dicintai pemirsa, sedangkan rivalnya dibenci penonton setia. Namun sungguh sayang, runyamnya perpolitikan di Indonesia bukanlah sebuah drama yang bisa diatur sutradara. Buruknya kepengurusan rezim hari ini tak bisa ditutupi hanya dengan mencari sosok yang dilabeli “antagonis”. Masyarakat Indonesia bukanlah penonton fanatik yang mudah dibohongi hanya dengan ucapan dan blow up media. Mereka punya perut yang harus diisi dan punya akal untuk bisa membedakan mana pahlawan dan mana yang selalu memberikan kemudaratan.Khilafah dilabeli “Antagonis” Khilafah kembali dicederai, sang mantan Presiden Megawati turun gunung. Setelah para penggawanya bernarasi memojokkan Khilafah, giliran Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)–yang hingga hari ini masih dipertanyakan perihal urgensitas lembaga tersebut–dengan lantang mengusir pendukung Khilafah.“Jadi untuk apa hidup di Indonesia ini. Jangan rusak negara ini. Pergilah kalian!” kata Megawati saat menyampaikan sambutan di Gedung Konvensi TMP Kalibata, Jakarta, Senin (9/12/2019). (Kumparan.com, 9/12/2019)

Setelah HTI dicabut badan hukumnya tahun 2017, kini giliran FPI yang terancam surat perizinannya dicabut. Alasannya sederhana, karena dalam visi dan misi FPI terdapat kalimat “Penerapan Islam secara kafah di bawah naungan Khilafah Islamiyah”.Begitu fobianya penguasa hari ini terhadap kata Khilafah, hingga Kementerian Agama akan merombak buku pelajaran agama yang memuat ajaran Khilafah.Benarkah Khilafah merusak negeri ini? Atau jangan-jangan penguasa hanya sedang mencari tokoh “antagonis” sebagai kambing hitam untuk menutupi boroknya kelakuan mereka? Apa sebenarnya yang mereka lakukan hingga mengeluarkan banyak instrumen kebijakan hanya untuk memberantas gagasan Khilafah?   “Jangan perhatikan apa yang mereka bicarakan, namun perhatikanlah apa yang mereka tidak bicarakan”. Sebuah adagium yang cukup mewakili kondisi berlepotannya ucapan rezim hari ini.Pasalnya, di awal kepemimpinan Jokowi, kata-kata pertama yang berulang kali ditekankan adalah “radikalisme”. Begitu pun Khilafah, yang (dengan maksanya) dilabeli ajaran radikal, juga terus digoreng untuk menutupi biang masalah negeri ini.Padahal, media sosial telah menelanjangi perbuatan rezim terhadap rakyat Indonesia. Begitu pun apa yang dialami umat berupa beban hidup yang semakin sulit akibat kebijakan yang tidak prorakyat.Semua itu menjadi bukti autentik abainya penguasa terhadap urusan rakyat.

Semua permasalahan yang ada dimuka bumi ini bisa diselesaian dengan dan solusinya hanya satu yaitu khilafah. Apakah mereka tak tahu bahwa khilafah adalah janji allah swt. Mau sekuat apapun negara dalam menolak adanya khilafah jika Allah sudah berkehendak maka terjadilah.  Khilafah adalah bagian dari ajaran islam, dimana menegakkannya adalah wajib. Kewajiban ini disepakati oleh seluruh ulama Sunni, Syiah, Muktazilah, ataupun Khawariz (dari kalangan mazhab aqidah) maupun ulama Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali (dari kalangan mazhab fiqih). allah SWT berfirman: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi Khalifah…” [TQS al-Baqarah [2]: 30].Karena itu kembalinya Khilafah ‘Ala Minhaj an-Nubuwah adalah pasti, karena ia adalah janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasulullah SAW. Maka marilah kita semua, semua elemen masyarakat muslim yang dipersatukan dengan aqidah islam berjuang bersama-sama demi tegaknya kembali khilafah yang dijanjikan Allah SWT




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak