Kapitalisme, Biang Keladi Masyarakat Stres




Oleh:Nina
(Muslimah peduli ummat)

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat resmi menetapkan 3 petinggi Sunda Empire menjadi tersangka kasus penyebaran berita bohong pada 28 Januari 2020. Salah satunya adalah Ki Ageng Ranggasana sebagai sekretaris jenderal. Ia dan 2 tersangka lainnya dijerat dengan pasal berlapis dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Polisi menjerat mereka dengan pasal 14 dan 15 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang penyebaran berita bohong dan menyiarkan kabar yang tidak pasti. Kasus ini terungkap tidak lama setelah diusut pula kasus Keraton Agung Sejagat di Purworejo. Kelompok lainnya yang telah meresahkan masyarakat selama ini yaitu Kerajaan Ubur-ubur di kota Serang, Banten dan Gafatar pada tahun 2016 di Kalimantan.

Bak jamur di musim hujan, kelompok-kelompok ini terus bermunculan. Bahkan salah satu pengamat mengatakan fenomena ini akan terus ada. Berbagai faktor pemicu munculnya kelompok ini diantaranya pertama, karena faktor ekonomi. Di tengah kondisi ekonomi yang semrawut, para pengikutnya diiming-imingi akan mendapat kesejahteraan jika mereka bergabung. Mereka rela menyumbangkan uangnya yang tidak sedikit untuk pendaftaran. Mereka dijanjikan dengan jabatan dan gaji tiap bulan jika sudah bergabung. Kedua, faktor psikologis dan psikis para petinggi kelompok. Para perekrut memiliki kemampuan atau strategi untuk menarik massa yang banyak. Hingga para pengikut dengan mudah mempercayainya, agar diperoleh jalan keluar meski irasional atau tidak masuk akal. Ketiga, menurut Sosiolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) kemunculan Keraton Agung Sejagat dan fenomena sejenis tak lepas dari mitologi ramalan Jayabaya pada masyarakat Jawa yaitu akan datangnya ratu adil atau sang penyelamat. Dan keyakinan tersebut masih dipertahankan hingga saat ini. (CNN, 16/01/2020)

Islam memandang bahwa kasus tersebut dan faktor-fatktor pemicunya muncul karena belum terselesaikan akar permasalahannya. Akar permasalahannya adalah karena saat ini diterapkan sistem kapitalis sekuler. Sistem ini telah membuat kehidupan masyarakat terpuruk, terbelakang dalam berbagai bidang. Salah satunya bidang ekonomi. Masyarakat diresahkan dengan mahalnya berbagai kebutuhan pokok, BBM, TDL, dan bertambahnya pengangguran. Hal ini membuat masyarakat bingung bahkan stress. Diantara mereka ada yang mencari jalan keluar dengan cara-cara salah dan instan. Tidak peduli halal atau haram. Salah satunya menjadi pengikut kelompok atau aliran sesat yang dianggap mampu menyelesaikan problem ekonomi mereka. Di tengah kebuntuan, mereka mengambil solusi yang dianggap menjadi kehidupan alternatif. Sebagai pelarian dari kehidupan modern yang rusak saat ini. Mereka telah dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk mencari keuntungan materi.

Disinilah peran negara semestinya untuk mengambil tindakan tegas dan antisipatif sehingga kasus ini tidak terus berulang. Pasalnya kasus ini meresahkan masyarakat dan telah menimbulkan kerugian harta bagi korban. Selain itu negara harus meninggalkan sistem kapitalis sekuler dan beralih menuju sistem Islam. Sistem dan aturan yang berasal dari Al-Khaliq untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia. Juga mampu menyelesaikan seluruh problematika umat.
Wallahu a'lam bishshawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak