Oleh: Endah Husna
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang Mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh". TQS. Al-Ahzab(33): 59. Ini adalah firman Allah SWT Sang Pencipta dan Sang Pengatur manusia, alam semesta dan kehidupan ini tentang Wajibnya memakai Jilbab bagi Muslimah. Muslimah adalah peremluan yang beragama Islam, beraqidah Islam. Yakni mempunyai pemikiran yang menyeluruh tentang kehidupan, alam semesta dan manusia yang mempunyai hubungan dengan kehidupan sebelum dan sesudah dunia ini. Yakni adanya proses penciptaan sekaligus adanya aturan yang menyertainya, dan ada proses hisab atau pertanggungjawaban atas semua yang dilakukan di dunia ini.
Pentingnya terus mengasah pemikiran ini dengan mengaji dan mengkaji Alquran dan Assunnah adalah dalam rangka menjaga kekokohan Aqidah Islam ini. Meyakini seratus persen bahwa dari Allah untuk Allah dan akan kembali untuk selamanya kepada Allah SWT adalah perkara pokok, tak boleh dilalaikan.
Dibutuhkan keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT adalah yang menciptakan, yang membuat aturan untuk seluruh urusan kita dan yang akan menghisab kelak di kehidupan kekal yakni akhirat. Dan semua butuh bukti bukan janji-janji palsu semanis madu.
Bukti adalah bentuk keimanan yang Allah SWT tuntut. Maka buktikan keimanan Islam ini dengan saya mendengar dan saya toat. Tidak ada jawaban lain seharusnya.
Namun jaman kian kuat menggiring kearah terkikisnya keimanan seseorang, hingga nasehat kawan tak dianggap, nasehat guru tak "digugu", nasehat Allah SWT lewat firman-firmanNya tak lagi dicerna. Inilah jaman Kapitalis sekuker yang memisahkan urusan sehari-sehari dengan Agama(red:Islam). Maka ada seseorang yang sudah pernah naik haji tapi usahanya adalah beRiba, tidak berhijab. Bahkan ada Bu Nyai yang memiliki pondok pesantren menyampaikan bahwa Jilbab itu tidak wajib bagi perempuan. Naudhubillah..
Kapitalis akan terus menyuburkan kemaksiatan-kemaksiatan hingga mengajak untuk keluar dari Islam, meski Agamanya tampak masih Islam. Tapi tingkah laku dan ucapannya nyata-nyata mengajak kepada kebebasan, mengajak untuk dosa intinya.
Maka tidak ada yang lain selain membuang aturan Kapitalis ini dan mengambil Islam keseluruhannya sebagai bentuk keimanan kepada Allah SWT, pun tentang Jilbab, tidak akan melepasnya sampai ajal menjemput raga. Kebahagiaan merasakan Iman Islam akan dirasa oleh tiap-tiap yang demikian. Toat kepada Allah SWT tanpa tapi.
Ketoatan akan sempurna jika didukung oleh aturan yang melingkupi sampai tataran Negara. Yang akan menjamin terjaganya Aqidah sebagai pondasi keimanan seseorang. Mari singsingkan rintangan hadapi tantangan untuk penerapan Islam yang Syamilan.
Wallahu'alam bishowab