Oleh: Ayu Susanti, S.Pd
Banyak sekali permasalahan yang terjadi di Indonesia. Seakan episode kisah-kisah tak pernah kehabisan cerita. Berganti setiap saat dari satu kisah ke kisah yang lainnya. Dimulai masalah sosial sampai masalah ekonomi. Semuanya tak ada ujungnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2019 tumbuh di angka 5,02%. Meski masih mampu tumbuh di kisaran 5%, namun realiasi itu melambat dari pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 yang sebesar 5,17%. Penurunan angka pertumbuhan juga terjadi di beberapa pulau. Berbagai komoditas pun ikut andil dalam penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia. (https://economy.okezone.com/. 10/02/2020). Tentu pertumbuhan ekonomi ini sedikit banyak berpengaruh pada keadaan ekonomi di Indonesia.
Ekonomi di suatu negeri tidak terlepas dari seberapa besar kesejahteraan dan kemakmuran yang dirasakan oleh rakyat. Jika rakyat makmur dan sejahtera, ini berarti pemerintah berhasil dalam mengurusi dan mengelola perekonomian negerinya.
Di Indonesia sendiri, saat ini permasalahan ekonomi ternyata masih diliputi kemiskinan dan jauh dari kondisi sejahtera. Tak sedikit masyarakat masih merasa terbebani dengan biaya hidup ini itu, seperti biaya pendidikan, kesehatan, harga sembako yang melambung dan lain sebagainya. Bagaimana membenahi ini semua? Bisakah kesejahteraan rakyat terwujud?
Kapitalisme adalah sistem hidup buatan manusia yang mengatur ekonomi sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Dalam kapitalisme lebih ditonjolkan masalah produksi, sedangkan distribusi tidak begitu diperhatikan. Sehingga hal ini berdampak tak meratanya pembagian kebutuhan ke tengah-tengah masyarakat.
Di samping itu, dalam kapitalisme sangat dibebaskan masalah kepemilikan. Sehingga siapapun yang memiliki modal besar bisa memiliki dan membeli apapun. SDA yang melimpah pun bisa dikuasai dan dinikmati hanya oleh perorangan atau sekelompok orang tertentu saja.. Sehingga sangat wajar jika semua SDA yang ada di negeri ini seperti minyak, gas, dan hasil alam lainnya harus dibeli dengan harga yang cukup tinggi. Hal ini menjadikan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Rakyat saat ini diharuskan untuk membeli semua kebutuhan hidupnya, seperti air, minyak dan gas, listrik dan lain sebagainya yang seharusnya semua itu diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Ditambah beban hidup yang semakin bertambah seperti naiknya biaya listrik, subsidi gas dicabut, biaya kesehatan dan pendidikan yang semakin meningkat. Sehingga hal ini membuat rakyat semakin terbebani dan tertekan.
Itulah aturan buatan manusia, serba lemah dan terbatas. Aturan ini tak mampu membuat manusia merasakan kemaslahatan. Tak bisa juga melahirkan kesejahteraan dan kemakmuran. Mengapa demikian? Karena aturan ini dibuat oleh manusia yang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Sehingga aturan yang diciptakan pun tak bisa menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia yang kompleks.
Berbeda halnya dengan Islam. Islam adalah aturan yang berasal dari Allah, Sang Pencipta. Saat Allah menciptakan manusia, Allah pun menciptakan seperangkat aturan hidup untuk manusia. Aturan ini dapat melahirkan kemaslahatan karena Allah sangat tahu seluk beluk manusia yang diciptakan-Nya. Islam merupakan sistem hidup yang kompleks. Semua masalah ada solusinya termasuk masalah ekonomi. Islam tak hanya mengatur ibadah ritual saja tapi masalah politik, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya pun diatur dalam Islam.
Dalam Islam dikenal istilah politik ekonomi. Politik ekonomi ini adalah tujuan yang ingin dicapai oleh hukum-hukum yang dipergunakan untuk memecahkan mekanisme pengaturan berbagai urusan manusia. Politik ekonomi Islam adalah menjamin terealisasinya pemenuhan semua kebutuhan primer setiap orang secara menyeluruh, berikut kemungkinan dirinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan tersiernya, sesuai dengan kadar kesanggupannya sebagai individu yang hidup dalam sebuah masyarakat yang memiliki gaya hidup tertentu.
Islam memandang manusia sebagai seorang pribadi yang harus dipenuhi semua kebutuhan primernya. Setelah itu Islam memandang manusia dengan kapasitas pribadinya untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier sesuai dengan kadar kemampuannya. Sehingga dari sini politik ekonomi Islam bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan dan mengupayakan kemakmuran bagi setiap orang.
Islam mampu menjamin pemenuhan kebutuhan primer setiap orang secara menyeluruh seperti sandang, pangan, papan dengan mewajibkan setiap laki-laki yang mampu untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan primer dirinya dan bisa memenuhi keperluan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Jika laki-laki tersebut tidak mampu untuk bekerja, maka Islam mewajibkan kepada anak-anaknya dan ahli warisnya untuk bekerja. Jika yang wajib menanggung nafkahnya tidak ada maka Baitul Mal yang wajib memenuhinya. Agar semua kebutuhan primer terpenuhi serta kebutuhan sekunder dan tersier dimungkinkan untuk bisa terpenuhi maka barang-barang ekonomi yang ada harus bisa diperoleh oleh masyarakat sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhannya.
Selain itu negara akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya dengan cuma-cuma. Sehingga siapapun masyarakat bisa mengakses kesehatan dan pendidikan dengan mudah. Tak ada lagi slogan hanya orang-orang ber-uang saja yang bisa sekolah dan sehat namun dari kalangan manapun wajib sekolah dan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sehingga rakyat tak akan merasa terbebani.
Begitulah Islam dalam mengatur urusan manusia termasuk masalah ekonomi. Sehingga yang difokuskan bukan hanya sekedar angka pertumbuhan ekonomi setiap tahun saja, tapi negara akan sangat memfokuskan dalam mengurusi ekonomi rakyat, mengelola SDA dengan baik dan tepat hanya untuk kepentingan rakyat saja. Negara pun akan berusaha seoptimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rakyatnya. Sehingga kesejahteraan dan kemakmuran akan tercapai.
Oleh karena itu, kita selaku ummat muslim harus kembali kepada aturan Islam yang sempurna. Aturan yang bisa melahirkan kesejahteraan, kemakmuran dan kemaslahatan bagi manusia. Hanya Islam saja yang bisa mewujudkan keselamatan dunia dan akhirat. Masalah ekonomi adalah salah satu masalah manusia, dan hal ini akan bisa teratasi jika Islam yang mengaturnya.
Wallahu’alam bi – ashowab.
Tags
Opini